tirto.id - Saat Courtney Love menunjuk penyelidik swasta bernama Tom Grant, mungkin di kepalanya bergaung musik "In the Pines" yang dinyanyikan Lead Belly, penyanyi blues kesukaan suaminya, Kurt Cobain.
Pada 18 November 1993, Cobain bersama bandnya, Nirvana, menyanyikan lagu ini dalam format akustik dan ditulis dengan judul "Where Did You Sleep Last Night". Berkisah tentang pembunuhan nan mencekam, lagu ini menjadi lebih menghantui karena suara parau Cobain dan teriakan di ujung lagu. Penyanyi Neil Young menyebut teriakan itu "mengerikan, seperti lolongan manusia serigala."
Her husband, was a hard working man
Just about a mile from here
His head was found in a driving wheel
But his body never was found
Pada 3 April 1994, Love meminta Grant untuk mencari Cobain yang menghilang selama beberapa hari. Grant, mantan sheriff dan detektif di Los Angeles, dikenal punya reputasi cemerlang untuk melacak orang. Kliennya merentang dari Sammy Davis Jr hingga ibu Michael Jackson.
Cobain sebenarnya tak benar-benar hilang sejak meninggalkan pusat rehabilitasi. Pada 31 Maret (sejumlah sumber lain menyebut tanggal 1 April), Cobain sempat tak sengaja bertemu Duff McKagan, pemain bass Guns N Roses yang merupakan teman satu kampung halamannya. Mereka berdua akhirnya duduk sebelahan dan ngobrol sepanjang perjalanan.
"Saat kami sampai dan menuju klaim bagasi, aku kepikiran mengundang Cobain ke rumahku. Aku merasa dia kesepian dan sendirian malam itu. Begitu pula aku. Tapi ada banyak sekali orang. Aku ada di band rock besar, Cobain juga. Ketika aku kebingungan, Kurt sudah menyelinap menuju limo," kata Duff di biografinya, It's So Easy And Other Lies (2011).
Membeli Shotgun dan Makan Puding
Tanggal 30 Maret, Cobain menemui sahabat lamanya, Dylan Carlson, di Seattle. Tujuannya ingin pinjam pistol. Cobain beralasan ada penyusup di rumahnya. Tapi vokalis Nirvana ini tak berani beli pistol sendiri karena pada 18 Maret, Love sempat menelpon polisi gara-gara Cobain mengurung di kamar dengan sepucuk revolver kaliber 38. Love mengira Cobain akan bunuh diri.
Ini bukan ketakutan pertama Love. Sebab pada 1 Maret, Cobain didiagnosis menderita bronkitis dan laringitis yang membuat dirinya harus menahan rasa sakit amat hebat. Karena diagnosis itu pula, tanggal 3 Maret Cobain menenggak sampanye dan rohipnol hingga overdosis. Ini adalah percobaan bunuh diri pertamanya.
Kejadian 18 Maret membuat Love takut suaminya akan benar-benar bunuh diri dengan senjata api. Maka ia minta tolong pada beberapa teman Cobain agar memberikan dukungan pada suaminya. Termasuk di sana adalah Steven Chatoff, Direktur Eksekutif Anacapa by the Sea, sebuah pusat penanganan pecandu narkoba dan penderita gangguan psikologis.
"Cobain memakai narkoba ketika di Seattle. Tapi dia menyangkalnya. Suasana amat kacau. Dan teman serta keluarga Cobain takut ia akan bunuh diri," ujar Chatoff pada Rolling Stone.
Pada 25 Maret, sekitar 10 orang kawan berkumpul di rumah Cobain dan mencoba mencari cara mendukung kondisi psikologis kawan baiknya itu. Salah satu yang hadir adalah bassist Nirvana, Krist Novoselic. Ia mengatakan kondisi kejiwaan Cobain amat terguncang.
"Dia gila karena heroin," ujarnya. "Aku ingat hari-hari terakhirnya dan dia kena efek heroin. Jadi dia jelas tidak berpikir jernih ketika itu."