Menuju konten utama

Hari Film Nasional 2021 dan Rekomendasi Film Indonesia di Netflix

Daftar sepuluh rekomendasi film Indonesia di Netflix untuk menemani perayaan Hari Film Nasional, di antaranya Modus Anomali, Sang Penari hingga Athirah.

Hari Film Nasional 2021 dan Rekomendasi Film Indonesia di Netflix
Ilustrasi Syuting film. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Film Indonesia saat ini telah berkembang pesat dan mulai diakui eksistensinya tidak hanya di dalam negeri, namun juga di luar negeri. Perayaan Hari Film Nasional yang diperingati setiap 30 Maret menjadi salah satu momen yang tepat untuk mulai menonton lagi film terbaik karya anak bangsa.

Netflix merupakan salah satu layanan streaming film yang menayangkan film dan series terbaik. Berikut adalah daftar sepuluh rekomendasi film Indonesia di Netflix untuk menemani perayaan Hari Film Nasional, yang dilansir dari Antara.

1. Pintu Terlarang

Bercerita tentang kehidupan seorang pematung yang sukses. Hingga akhirnya berubah 180 derajat saat ia menerima pesan-pesan yang misterius dari seseorang yang meminta bantuannya. Film ini akan tayang di Netflix pada 31 Maret.

Pintu Terlarang termasuk salah satu film terbaik karya anak bangsa yang diakui di dalam negeri dan luar negeri. Pada 2009, film ini mendapatkan penghargaan pada Festival Film Indonesia 2009 pada kategori Sinematografi Terbaik, serta Penyuntingan Gambar Terbaik.

Pada kancah internasional, film ini mendapatkan penghargaan di Puchon International Fantastic Film Festival 2009 pada kategori Film terbaik. Film yang disutradarai Joko Anwar ini mendapatkan penilaian 6,9/10 dari IMDb.

2. Modus Anomali

Bercerita tentang seorang laki-laki yang pergi ke hutan untuk berlibur bersama keluarganya. Namun ternyata sosok tidak diundang datang menghampiri mereka. Kejadian demi kejadian aneh pun terus berdatangan mengancam nyawa keluarganya.

Film karya Joko Anwar ini pada 2011 telah memenangkan penghargaan pada kategori Boucheon Award di Network Orlf Asian Fantastic Films.

Dibintangi oleh Rio Dewanto dan Hannah Al Rashid, film ini akan tayang di Netflix mulai 31 Maret. Modus Anamoli juga mendapatkan penialaian 5,5/10 dari IMDb.

3. Sang Penari

Bercerita tentang perjalanan dua remaja yang hidup dalam kemiskinan di desa mereka tinggal pada tahun 1960an.

Sang perempuan, Srintil (Prisia Nasution) merupakan seorang penari yang dipercayai memiliki kekuatan gaib dalam tariannya. Sementara itu, sang laki-laki, Rasusu (Oka Antara), harus meninggalkan kampung halamannya untuk menjadi tentara.

Pada Festival Film Indonesia tahun 2011, film ini memenangkan beberapa penghargaan seperti kategori film terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik. Sang Penari mendapatkan penilaian 7,2/10 dari IMDb.

4. 5 cm

Bercerita tentang persahabatan lima orang yang menemukan arti persahabatan dalam perjalanan mendaki Gunung Semeru. Diperankan oleh Raline Shah, Fedi Nuril, Herjunot Ali, Pevita Pearce, Denny Sumargo, dan Saykoji.

5 cm mendapatkan penghargaan pada Festival Film Indonesia tahun 2013 pada kategori Sinematografi Terbaik ini mendapatkan penilaian 7,2/10 dari IMDb.

5. Pengabdi Setan

Bercerita tentang sebuah keluarga yang memiliki nasib buruk karena terus dihantui oleh peristiwa horor setelah kematian ibu mereka. Hingga akhirnya keluarga ini dapat bersatu agar dapat bertahan hidup, tanpa menyadari bahwa sebenarnya kejahatan ada di antara mereka.

Film yang disutradarai Joko Anwar ini mendapatkan penghargaan pada Festival Film Indonesia tahun 2017 pada kategori Sinematografi terbaik, Pengarang Artistik Terbaik, Penata Efek Visual Terbaik, Penata Suara Terbaik, penata Musik Terbaik, dan Pemeran Anak Terbaik.

Pada penghargaan internasional, film ini memenangkan penghargaan Toronto After Dark Film festival 2018 pada kategori Film Horor Terbaik. Pengabdi Setan mendapatkan penilaian 6,6/10 dari IMDb.

6. Tabula Rasa

Bercerita tentang Hans (Jimmy Kobogau), seorang laki-laki muda yang berasal dari Serui, Papua. Hans memiliki mimpi untuk menjadi atlet sepak bola professional, namun impian tersebut ternyata tidak mudah bagi Hans.

Ia harus menghadapi banyak rintangan, hingga akhirnya ia sempat kehilangan harapan. Namun akhirnya ia bertemu dengan Mak (Dewi Irawan), seorang pemiliki restoran yang akan mengubah kehidupannya.

Tabula Rasa sempat mendapatkan penghargaan pada Festival Film Indonesia tahun 2014 pada kategori pemeran pendukung Pria Terbaik, Skenario Asli terbaik, Sutradara Terbaik, dan Pemeran Utama Wanita Terbaik.

Film ini mulai tayang di Netflix pada 31 Maret, film ini mendapatkan penilaian 7,7/10 dari IMDb.

7. Athirah (Emma)

Film yang berlatar belakang tahun 1950an di Makassar ini bercerita tentang kehidupan seorang ibu muda di masa-masa yang memperbolehkan poligami. Kehidupan Athirah (Cut Mini) yang berubah ketika sang suami menikahi wanita lain. Keadaan ini membuat Athirah harus berjuang untuk mempertahankan integritas keluarganya.

Film karya Riri Riza dan Mira Lesmana sukses dan diakui di kancah global. Pada 2016, film ini berhasil tayang di Busan International Film Festival, Tokyo International Film Festival, dan Vancouver International Film Festival.

Pada kancah nasional, Athirah mendapatkan penghargaan pada Festival Film Indonesia tahun 2016 dengan penghargaan Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, Skenario Adaptasi Terbaik, dan Penata Busana Terbaik. Athirah mendapatkan penilaian 7/10 dari IMDb.

8. Cek Toko Sebelah

Bercerita tentang perjalanan seorang laki-laki muda, Erwin (Ernest Prakasa) yang bertekat untuk memiliki karir yang cemerlang.

Namun ia harus mengesampingkan impiannya dan membantu mengelola toko keluarga mereka karena sang ayah jatuh sakit. Namun kakak Erwin, Yohan (Dion Wiyoko) menganggap sang ayah pilih kasih. Akhirnya Yohan membuat rencana untuk mengambil alih toko tersebut.

Cek Toko Sebelah berhasil mendapatkan penghargaan Skenario Asli Terbaik pada festival Film Indonesia tahun 2017. Film ini mendapatkan penilaian 7,9/10 dari IMDb.

9. Cahaya dari Timur: Beta Maluku

Bercerita tentang sosok Sani Tawainella (Chico Jericho), yang melatih sepak bola untuk anak laki-laki di daerah konflik Islam dan Kristen di Maluku.

Film karya Angga Dwimas Sasongko ini mendapatkan penghargaan pada Festival Film Indonesia tahun 2014 pada kategori Film Terbaik dan Pemeran Utama pria Terbaik. Cahaya dari Timur: Beta Maluku mendapatkan penilaian 8,1/10 dari IMDb.

10. Posesif

Bercerita tentang seorang atlet selam bernama Lala (Putri Marino) yang menjalani tahun terakhir di SMA saat ia bertemu dengan seorang murid pindahan bernama Yudhis (Adipati Dolken). Kisah asmara pun akhirnya mereka jalani, namun hubungan tersebut harus diuji saat Yudhis menunjukkan sisi lainnya.

Posesif mendapatkan penghargaan Festival Film Indonesia tahun 2017 pada kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik. Film ini mendapatkan penilaian 7,3/10 dari IMDb.

Baca juga artikel terkait HARI FILM NASIONAL 30 MARET atau tulisan lainnya dari Endah Murniaseh

tirto.id - Film
Kontributor: Endah Murniaseh
Penulis: Endah Murniaseh
Editor: Nur Hidayah Perwitasari