Menuju konten utama

Hari Diabetes Sedunia 2018 Angkat Tema "The Family and Diabetes"

Hari Diabetes Sedunia 2018 mengangkat tema The Family and Diabetes (keluarga dan diabetes).

Hari Diabetes Sedunia 2018 Angkat Tema
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UI memeriksa gula darah warga secara cuma-cuma saat acara Jakarta Diabetes Walk di komplek Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

tirto.id - World Diabetes Day atau Hari Diabetes Sedunia diperingati hari ini, Rabu, 14 November 2018. Tanggal 14 November diambil dari tanggal ulang tahun salah satu penemu insulin, yang menjadi salah satu penawar dari penyakit diabetes, Frederick Banting.

Insulin pertama kali ditemukan tahun 1922 oleh Frederick Banting bersama dengan Charles Best dan John James Rickard Macleod.

Hari Diabetes Dunia pertama kali dirayakan di tahun 1991 oleh Indonesia Development Forum (IDF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Setiap tahun perayaan ini mengangkat tema yang berbeda. Tema difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi risiko diabetes dan komplikasinya.

Kali ini, Hari Diabetes Dunia mengangkat tema The Family and Diabetes atau keluarga dan diabetes. IDF melihat keluarga bisa menjadi medium bagi si penderita.

IDF, dengan tema tersebut akan mencoba meningkatkan kesadaran tentang dampak diabetes pada keluarga dan jaringan pendukung mereka yang terkena dampak. Melalui tema ini, IDF juga memberitahu bahwa bagaimana peran keluarga dalam manajemen, perawatan, pencegahan, dan pendidikan diabetes.

Penelitian IDF telah menemukan bahwa orang tua akan berjuang untuk menemukan penyakit serius seumur hidup ini pada anak-anak mereka sendiri.

“Temuan ini menggarisbawahi kebutuhan akan pendidikan dan kesadaran untuk membantu orang melihat tanda-tanda diabetes sejak dini,” tulis IDF.

Menurut IDF, kurangnya pengetahuan tentang diabetes berarti bukan hanya peringatan bagi orang tua, tetapi merupakan masalah yang akan berdampak pada masyarakat. Studi IDF, empat dari lima orang dewasa di seluruh dunia gagal mengidentifikasi dengan benar tanda-tanda peringatan diabetes itu.

IDF mendata 425 juta orang menderita diabetes di dunia dan 159 juta orang di wilayah Pasifik bagian barat dan pada 2045 ini akan meningkat menjadi 183 juta. Di Indonesia, IDF mencatat ada lebih dari 10 juta kasus diabetes pada tahun 2017.

Bagaimana Diabetes Diatasi

Diabetes Melitus adalah kondisi di mana tingkat kadar gula (glukosa) meningkat dalam darah. Penyakit yang dikenal juga dengan kencing manis ini merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak cukup menggunakan insulin secara efektif.

Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan gula darah yang mengakibatkan terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah (hiperglikemia)

Diabetes terdiri dari dua tipe, tipe 1 adalah diabetes yang kerap disebabkan oleh keturunan, di mana pankreas tidak cukup memproduksi insulin. Sedangkan Tipe 2 adalah diabetes yang disebabkan oleh pankreas yang menghasilkan banyak insulin tetapi tubuh tidak dapat menyerapnya.

Sekitar 90 persen penderita mengalami tipe 2. Tipe ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti obesitas, gaya hidup tidak sehat, dan diet tinggi karbohidrat.

Penderita Diabetes akan ditandai dengan selalu lapar, sering haus, sering kencing, luka sukar sembuh dan cepat Lelah serta mudah terinfeksi. Gejalanya bervariasi, tergantung kompilkasi yang terjadi. Bila terjadi komplikasi maka beberapa bagian tubuh akan terganggu seperti mata yang disebut dengan retinopati diabetik.

Prof dr Dito Anurogo menjelaskan bahwa transplantasi pankreas dengan protokol Edmonton merupakan terapi efektif diabetes. Tapi pendekatan ini memiliki keterbatasan dalam hal pendonoran.

“Ketersediaan donor membatasi jumlah transplantasi yang dapat dilakukan, serta kebutuhan imunosupresi jangka Panjang merupakan problematika utama,” jelasnya seperti dikutip di Antara.

Dito melanjutkan pencegahan penyakit ini mudah dilakukan. Berolahraga rutin selama 150 menit perminggu, batasi konsumsi gula murni, hindari makanan berlemak, dan diet rendah karbohidrat.

“Pola dientnya bisa 3 kali makan besar, 3 kali makan kecil/kudapan, dengan selang waktu 3 jam. Dengan manajemen inovatif-komprehensif imunoterapi, maka diabetes akan terkendali,” jelasnya.

Baca juga artikel terkait DIABETES atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani