Menuju konten utama

Harga Minyak Mentah Dunia Turun Lebih dari 7 Persen

Minyak mentah Brent mencatat penurunan sebesar 5,53 dolar AS atau 7,2 persen menjadi 71,48 dolar AS per barel.

Harga Minyak Mentah Dunia Turun Lebih dari 7 Persen
Aktivitas Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (14/6/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

tirto.id - Harga minyak global mengalami penurunan drastis lebih dari 7 persen pada perdagangan Senin (23/6/2025), menyusul tidak adanya gangguan terhadap lalu lintas kapal tanker minyak dan gas di Selat Hormuz oleh Iran.

Alih-alih menargetkan jalur pelayaran, Teheran memilih membalas serangan AS ke fasilitas nuklirnya dengan menyerang pangkalan militer Amerika di Qatar.

Atas serangan ini, minyak mentah Brent mencatat penurunan sebesar 5,53 dolar AS atau 7,2 persen menjadi 71,48 dolar AS per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) AS juga turun 5,53 dolar AS atau 7,2 persen ke level 68,51 dolar AS.

Ini menjadi penurunan harian terbesar untuk Brent sejak Agustus 2022, dengan rentang perdagangan mencapai 10 dolar AS yang terlebar sejak Juli 2022. Kedua patokan minyak tersebut sempat tertekan hampir 9 persen dalam sesi setelah jam perdagangan.

Adapun, Iran merespons serangan udara AS ke situs nuklirnya dengan meluncurkan rudal ke pangkalan udara Al Udeid di Qatar, basis militer terbesar AS di Timur Tengah. Namun, menurut dua pejabat AS yang dikutip Reuters, tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut.

"Aliran minyak saat ini bukan target utama dan kemungkinan tidak terdampak. Saya memperkirakan pembalasan militer akan difokuskan pada pangkalan AS atau target sipil Israel," ujar John Kilduff, mitra di Again Capital dilansir dari Reuters Selasa (24/6/2025).

Sebelumnya, harga minyak sempat melonjak hampir 6 persen di perdagangan Asia karena kekhawatiran atas potensi gangguan ekspor minyak dari Teluk. Iran sebelumnya mengancam akan menutup Selat Hormuz, jalur vital yang dilalui 20 persen pasokan minyak global.

Sementara itu, Energy Aspects menyatakan bahwa serangan Iran yang disiarkan langsung ke pangkalan AS mungkin menjadi upaya de-eskalasi selama tidak ada korban jiwa.

"Kecuali ada pembalasan lebih lanjut atau eskalasi oleh Israel/AS, premi risiko geopolitik mungkin akan berkurang dalam beberapa hari ke depan," tulis analis mereka.

Sementara itu, sumber terkait menyatakan tidak ada gangguan pada operasi QatarEnergy pasca-serangan, dan tidak ada serangan lanjutan Iran ke pangkalan AS lainnya.

Qatar, sebagai salah satu eksportir LNG terbesar dunia, tetap mengirimkan semua kargo melalui Selat Hormuz.

Baca juga artikel terkait HARGA MINYAK MENTAH HARI INI atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra