Menuju konten utama

Hadis tentang Puasa Ramadhan dan Keutamaannya: Arti & Penjelasan

Berikut ini sejumlah hadis tentang puasa Ramadhan dan keutamaan ibadah wajib tersebut. 

Hadis tentang Puasa Ramadhan dan Keutamaannya: Arti & Penjelasan
Ilustrasi Puasa. foto/istockphoto

tirto.id - Ada banyak hadis tentang puasa Ramadhan dan keutamaan ibadah wajib ini. Hadis-hadis tersebut mempunyai sanad kuat dan tersambung hingga ke Rasulullah SAW sehingga masuk kategori hadis shahih.

Ramadan merupakan bulan suci yang penuh dengan keutamaan dan keistimewaan. Pada bulan ini, Allah SWT juga memerintahkan umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa sebulan penuh.

Puasa Ramadan bersifat wajib bagi umat Islam yang mukallaf. Adapun Mukallaf ialah keadaan yang mengharuskan seorang muslim atau muslimah menjalankan rukun Islam, seperti salat, puasa, dan ibadah-ibadah wajib lainnya. Kewajiban itu dikenakan sebab orang yang mukallaf sudah memenuhi syarat untuk menjalankan rukum Islam.

Dalam syariat Islam, definisi puasa adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkan ibadah tersebut, seperti makan, minum, hingga senggama, sejak dari terbitnya fajar sadiq (waktu subuh) sampai terbenamnya matahari (waktu maghrib).

Perintah menjalankan puasa disampaikan oleh Allah SWT melalui Surat Al-Baqarah ayat 183, yang artinya adalah sebagai berikut:

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa." (QS. Al Baqarah [2]:183).

Perintah puasa Ramadhan juga disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam hadis berikut:

"Islam dibangun di atas 5 perkara: (1) bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah; (2) menunaikan shalat; (3) menunaikan zakat; (4) menunaikan haji ke Baitullah; dan (5) berpuasa Ramadhan," (HR. Bukhari dan Muslim).

Pada tahun ini, awal Ramadhan 1443 Hijriyah akan jatuh pada awal April 2022. Berdasarkan pada hasil hisab yang dipedomani oleh PP Muhammadiyah, tanggal 1 Ramadhan 1443 Hijriyah jatuh di tanggal 2 April 2022.

Sementara itu, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) baru akan menetapkan jadwal 1 Ramadhan 1443 H setelah menggelar sidang isbat pada 1 April 2022.

Sidang isbat di Kemenag akan membahas penetapan tanggal 1 Ramadhan berdasarkan rukyatul hilal. Istilah terakhir adalah metode penetapan awal dan akhir bulan Ramadhan yang dilaksanakan dengan mengamati visibilitas hilal (bulan sabit muda pertama).

Hadis tentang Keutamaan Puasa Ramadhan

Menjalankan puasa Ramadhan merupakan bukti ketakwaan seorang muslim yang beriman kepada Allah SWT. Di samping itu, ada banyak keutamaan puasa Ramadhan yang diterangkan di sejumlah hadis sebagai berikut.

1. Ibadah puasa berkedudukan istimewa

Keistimewaan puasa Ramadhan dibandingkan dengan ibadah lainnya juga terekam dalam sebuah hadis Qudsi yang menegaskan keutamaannya di hadapan Allah SWT.

Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT berfirman: "Semua amal ibadah manusia adalah baginya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan langsung membalasnya," (HR. Al-Bukhari: 1771).

2. Doa orang berpuasa mustajab

Salah satu keadaan seseorang yang membuat doanya tidak ditolak oleh Allah SWT adalah sedang berpuasa.

Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Anas bin Malik, bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda sebagai berikut:

“Ada tiga doa yang tidak akan ditolak: Doa orang tua, doa orang yang berpuasa, dan doa musafir.” (H.R. Al-Baihaqi).

Penjelasan serupa ditemukan dalam hadis lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, meskipun detailnya tidak sama persis dengan dalil di atas. Dikutip dari laman Kemenag RI, berikut arti hadis tersebut:

"Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Tiga orang yang doanya tidak tertolak: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi, Allah akan mengangkatnya di bawah naungan awan pada hari kiamat, pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya seraya berfirman: Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski setelah beberapa saat," (Hadis Hasan diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

3. Orang berpuasa akan memasuki pintu surga Ar-Rayyan

Pada hari kiamat kelak, salah satu golongan yang diistimewakan oleh Allah SWT ialah orang-orang yang menunaikan ibadah puasa. Golongan tersebut akan dimasukkan surga melalui pintu khusus bernama Ar-Rayyan.

Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis berikut:

"Sesungguhnya di surga terdapat pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu itu pada hari Kiamat. Tidak ada seseorang pun yang akan masuk melalui pintu ini kecuali mereka. Dikatakan: Mana orang-orang yang berpuasa? Lalu mereka semua berdiri. Tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu ini selain mereka. Apabila mereka semua telah masuk, pintu ini akan ditutup dan tidak ada seorang pun yang akan masuk melaluinya," (HR. Bukhari dan Muslim).

Ibnu Hajar Al Asqalani melalui kitabFathul Baari Jilid II menjelaskan, bahwa Ar-Rayyan adalah nama salah satu pintu di surga yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa. Lafal Ar-Rayyan diambil dari kata Ar-Rayy yang berarti melepas dahaga.

4. Orang berpuasa mendapat pengampunan Dosa

Bagi muslim dan muslimah yang menunaikan ibadah puasa Ramadan karena iman dan mengharap pahala, Allah SWT akan menghapus dosa-dosanya di masa lalu. Hal ini diterangkan dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut:

"Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya pada masa lalu akan diampuni," (H.R. Bukhari)

5. Orang berpuasa diangkat derajatnya

Orang yang melaksanakan puasa Ramadhan diangkat derajatnya di sisi Allah SWT. Syekh ‘Izzuddin (wafat tahun 1181 M) dalam kitab Maqâshidush Shaum, sebagaimana dilansir NU Online, mengutip hadis berikut:

"Saat Ramadhan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan setan pun dibelenggu," (HR Imam Muslim).

Menurut Syekh ‘Izuddin, maksud "dibukanya pintu surga" adalah di bulan Ramadhan ada banyak amal ibadah yang menyebabkan dibukanya pintu surga.

Sementara makna "ditutupnya pintu neraka" ialah karena pada bulan suci itu, sedikit perbuatan maksiat yang menyebabkan dikuncinya pintu neraka. Adapun maksud dari "setan dibelenggu" ialah karena saat manusia berpuasa, setan tidak menggodanya untuk berbuat maksiat.

6. Puasa mengontrol syahwat

Puasa adalah salah satu cara untuk mengontrol atau meredam hawa nafsu. Puasa juga sebaiknya dilakukan oleh para pemuda, ketika belum mampu menikah. Hal ini disampaikan dalam sebuah hadis berikut:

Wahai para pemuda, barang siapa yang mampu untuk menikah maka menikahlah. Sesungguhnya menikah lebih bisa menundukkan pandangan dan lebih mudah menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu menikah maka berpuasalah, sesungguhnya puasa adalah penekan syahwat,” (HR. Imam Ahmad dan Imam al-Bukhari).

Baca juga artikel terkait PUASA RAMADHAN atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Addi M Idhom