Area seluas 15,04 hektar di Muara Angke yang menjadi habitat unggas Burung Bangau Putih dan Bangau Hitam pernah ditetapkan sebagai konservasi cagar alam oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1939. Namun seiring perkembangan zaman, lingkungan di kawasan tersebut mengalami kerusakan. Sehingga pada tahun 1998, status kawasan tersebut diubah menjadi Suaka Marga Satwa Muara Angke (SMMA).
Selama tiga minggu, Fotografer tirto.id, Arimacs Wilanders mengamati kawanan Burung Bangau Putih dan Bangau Hitam liar yang seringkali terlihat terbang mencari makan di sekitar pesisir kawasan Muara Angke, Jakarta Utara. Mereka sering bertengger di bibir pantai bahkan sampai di bambu-bambu tempat pembudidayaan kerang milik nelayan Teluk Jakarta yang jaraknya sekitar satu mil dari bibir pantai.
Ironisnya, bibir pantai Muara Angke tempat bertenggernya kawanan Burung Bangau Putih dan Burung Bangau Hitam mencari makan ini penuh dengan endapan sampah dari muara. Apalagi bangunan beton yang mengelilingi kawasan ini semakin menghimpit ruang hidup habitat unggas. Mac/Fiz
Selama tiga minggu, Fotografer tirto.id, Arimacs Wilanders mengamati kawanan Burung Bangau Putih dan Bangau Hitam liar yang seringkali terlihat terbang mencari makan di sekitar pesisir kawasan Muara Angke, Jakarta Utara. Mereka sering bertengger di bibir pantai bahkan sampai di bambu-bambu tempat pembudidayaan kerang milik nelayan Teluk Jakarta yang jaraknya sekitar satu mil dari bibir pantai.
Ironisnya, bibir pantai Muara Angke tempat bertenggernya kawanan Burung Bangau Putih dan Burung Bangau Hitam mencari makan ini penuh dengan endapan sampah dari muara. Apalagi bangunan beton yang mengelilingi kawasan ini semakin menghimpit ruang hidup habitat unggas. Mac/Fiz