tirto.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf menegaskan kepada para kadernya tidak boleh menggunakan identitas NU sebagai modal politik.
"Siapapun, walaupun orang NU, ndak boleh menggunakan identitas NU sebagai modal politik," kata Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (25/5/2023).
Dirinya menyatakan, jika ingin maju ke dunia politik, sosok tersebut harus memiliki kredibilitas, prestasi, tawaran sendiri.
"Bukan hanya sekadar mengandalkan asal NU saja," ucapnya.
Dirinya mempersilakan jika terdapat warga NU yang ingin menjadi bakal calon wakil presiden.
"Silakan, itu kan, bukan urusan kami. Itu urusannya partai-partai, silakan mau pilih siapa aja silahkan, dan kami mau liat apa tawaran-tawaran konkretnya," ujarnya.
Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu sekali lagi menegaskan siapapun yang menjadi capres dan cawapres bukanlah urusannya.
"Memangnya kalau sekarang sampean nanya merestui Ganjar Pranowo apakah saya harus jawab? Kan enggak usah jawab, bukan urusan kita. Apakah saya merestui Prabowo, ya ndak akan saya jawab, wong bukan urusan kita," tuturnya.
"Wapresnya ini direstui ya ndak akan saya jawab, wong bukan urusan kita. Silakan masyarakat menilai sendiri ya," tambahnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri