Menuju konten utama

Gus Dur, Fakta & Biografinya: Haul 12 Tahun Wafatnya Sang Kiai

Biografi singkat Gus Dur, mengenang rekam jejak setelah 12 tahun wafatnya sang kiai.

Gus Dur, Fakta & Biografinya: Haul 12 Tahun Wafatnya Sang Kiai
ilustrasi al ilmu gus dur. tirto.id/Quita

tirto.id - Tepat pada hari ini 12 tahun lalu, tokoh bangsa Abdurrahman Wahid (Gus Dur) meninggal dunia. Sampai saat ini, haul Presiden ke-4 itu masih diperingati dan dirayakan dengan penuh sukacita.

Gus Dur wafat tepat pada pukul 18.45, Rabu, 30 Desember 2009 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Penyebab meninggalnya dikarenakan komplikasi penyakit yang sudah dideritanya sejak lama yakni jantung dan gangguan ginjal.

Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, Gus Dur harus rutin menjalani cuci darah. Sebelum dipindahkan ke rumah sakit Jakarta, ia dirawat di Surabaya setelah mengadakan perjalanan di Jawa Timur.

Biografi Singkat Gus Dur

1. Latar Belakang Keluarga Gus Dur

Seperti dikutip Antara, Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur pada 7 September 1940. Anak tertua dari pasangan Wahid Hasyim dan Sholehah ini lahir dari keluarga terhormat. Kakek dari bapaknya adalah KH. Hasyim Asyari, pendiri komunitas Islam terbesar Nahdlatul Ulama (NU). Sedangkan kakek dari pihaknya adalah KH Bisri Syansuri yang merupakan pengajar pesantren.

Ayah Gus Dur juga orang besar. Semasa hidupnya, KH Wahid Hasyim pernah menjadi Menteri Agama di tahun 1949 dan terlibat dalam Gerakan Nasionalis. Sedangkan ibunya Hj. Sholehah adalah anak dari pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang.

2. Pendidikan Gus Dur

Gus Dur pernah mengenyam pendidikan di Jakarta, tepatnya di SD Kris dan akhirnya pindah ke SD Matraman Perwari. Ia diajarkan oleh ayahnya membaca buku non Islam, majalah dan koran untuk menambah wawasannya.

Meski demikian, Gus Dur sempat tidak naik kelas di bangku Sekolah Menengah Pertama pada tahun 1954. Tetapi itu bukan masalah intelektualnya. Akhinya, Gus Dur pun dikirim ibunya ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan.

Lulus SMP, Gus Dur pindah ke Magelang untuk menempuh pendidikan di Pesantren Tegalrejo. Di tempat itu, Gus Dur berhasil menamatkan pendidikan dalam waktu dua tahun, padahal seharusnya pendidikan itu diselesaikan empat tahun.

3. Gus Dur Pernah Jadi Guru dan Wartawan

Ketika di Pesantren Tambakberas Jombang, Gus Dur pernah menjadi guru dan kepala madrasah. Dia juga pernah menjadi wartawan Horizon dan Majalah Budaya Jaya.

Di tahun 1963, Gus Dur pernah belajar di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir saat mendapatkan beasiswa dari Departemen Agama, tetapi tidak selesai. Ia kemudian belajar di Universitas Baghdad dan selesai di tahun 1970.

Dia kemudian meneruskan pendidikannya di Universitas Leiden Belanda, tetapi sedikit kecewa karena pendidikannya di Baghdad kurang diakui. Ia kemudian pergi ke Jerman dan Prancis sebelum pulang ke Indonesia di tahun 1971.

4. Ketua Umum PBNU

Gus Dur terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam Musyawarah Nasional 1984. Dia menerimanya dengan syarat mendapat wewenang penuh untuk memilih pengurus.

Gus Dur pernah menjadi anggota MPR dari Golkar. Kala itu ia disukai oleh rezim Orde Baru yang dipimpin Soeharto, tetapi Gus Dur tetap rajin mengkritik pemerintah di antara proyek Waduk Kedung Ombo yang didanai Bank Dunia.

Dari sana, hubungannya dengan pemerintahan Soeharto mulai renggang. Meski berselisih dengan pemerintah, Gus Dur tetap terpilih lagi sebagai Ketua PBNU dalam Munas 1989.

5. Presiden ke-4 RI

Gus Dur menjadi Presiden Indonesia ke-4 usai memenangkan pemilihan 20 Oktober 1999. Kala itu ia bertarung dengan Megawati. Gus Dur mendapat 373 suara, sementara Megawati 313 suara.

Meskipun hanya menjabat sebentar, Gus Dur banyak melakukan gebrakan yang masih diingat hingga saat ini, salah satunya menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional. Pada 23 Juli 2001, MPR secara resmi memakzulkan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Soekarnoputri.

Baca juga artikel terkait POLITIK

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya