Menuju konten utama

Gunungkidul Optimalkan Kerja Cegah Bunuh Diri

Upaya menekan angka bunuh diri dilakukan dengan cara meningkatkan peran Satuan Tugas Berani Hidup yang sudah dibentuk.

Gunungkidul Optimalkan Kerja Cegah Bunuh Diri
ilustrasi bunuh diri.foto/shutterstock

tirto.id - Upaya menekan angka bunuh diri dilakukan dengan cara meningkatkan peran Satuan Tugas Berani Hidup yang sudah dibentuk. Langkah itu ditempuh oleh pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyusul pada Januari 2017 sudah ada enam orang warga Gunungkidul bunuh diri.

"Satgas Berani Hidup sudah ada dan akan kami tingkatkan komitmennya. Masyarakatnya juga harus ditingkatkan peran sertanya dalam mencegah bunuh diri," kata Bupati Gunung Kidul, Badingah, di Gunungkidul, Rabu, (1/2/2017).

Badingah juga mengaku jumlah dokter kesehatan jiwa di sana masih kurang. Saat ini, baru ada satu orang di RSUD Wonosari. Tetapi untuk dokter yang ada di puskesmas sudah dilatih mengenai penanganan kesehatan jiwa.

Enam kasus bunuh diri terbaru itu semuanya dengan cara gantung diri. Kasus terakhir bunuh diri di Dusun Bejono RT04/RW04, Desa Beji, Kecamatan Ngawen, dengan korban bernama Suwandi (49), pada Selasa 31/1 dini hari.

Pada 2016 tercatat 28 orang tewas, dan tiga orang melakukan percobaan bunuh diri. Angka kasus bunuh diri di Gunung Kidul rata-rata 25 orang pertahun. Untuk data tertinggi kasus bunuh diri ada di 2012, yakni mencapai angka 39 orang.

Kemudian jumlah itu turun pada 2013 menjadi 29 kasus. Tahun berikutnya, yaitu 2014 kembali turun menjadi 19 kasus dan 2015 naik lagi menjdi 31 kasus bunuh diri.

Baca juga artikel terkait GUNUNG KIDUL atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh