Menuju konten utama

Gunung Semeru Kembali Erupsi Selasa Pagi

Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 165 detik.

Gunung Semeru Kembali Erupsi Selasa Pagi
Asap vulkanis keluar dari kawah Gunung Semeru terlihat dari Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (11/3/2025). Bedasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada periode pengamatan Senin (10/3) pukul 00.00-24.00 WIB Gunung Semeru mengalami aktivitas vulkanik 55 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10-22 mm selama 65-184 detik, empat kali gempa hembusan dengan amplitudo 4-8 mm selama 32-55 detik, dan empat kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 5-25 mm S-P 13-41 detik selama 35-97 detik. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/foc.

tirto.id - Gunung Semeru di Jawa Timur dilaporkan mengalami erupsi dengan tinggi letusan mencapai 1 kilometer di atas puncak (Mahameru) pada Selasa pagi (13/5/2025).

"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Selasa, 13 Mei 2025, pukul 04:54 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 1.000 meter atau 1 km di atas puncak," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Yadi Yuliandi, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang, Jawa Timur, seperti dilansir dari Antara.

Menurutnya, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 165 detik.

Gunung, yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang itu, sebelumnya erupsi pada Selasa pukul 00.23 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak atau 4.276 mdpl.

"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 150 detik," tuturnya.

Yadi menjelaskan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi terkait dengan status Gunung Semeru yang masih waspada atau level II, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Kemudian di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," katanya.

Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Baca juga artikel terkait ERUPSI

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Farida Susanty