tirto.id - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno berkukuh menggelar pesta pernikahan anaknya pada 6-8 November 2020 di tengah pandemi COVID-19. Dia mengklaim pelaksanaan pesta pernikahan anaknya selama tiga hari berturut-turut itu bakal mematuhi protokol kesehatan COVID-19.
"Sebelumnya saya telah berencana acara pernikahan anak saya pada tanggal 4-6 Desember 2020, namun karena adanya surat edaran Wali Kota Padang yang melarang acara pernikahan mulai tanggal 9 November 2020, maka keluarga sepakat untuk memajukan jadi 6-8 November 2020," kata dia dalam keterangan pers yang diterima Antara di Padang, Rabu (4/11/2020).
Irwan menegaskan tidak ada kongkalikong terkait keputusan Pemkot Padang tersebut, bahkan undangan telah dicetak untuk Desember 2020.
"Jadi tidak benar, kalau kami melakukan konspirasi bersama Pemkot Padang. Karena ada SE Wali Kota itu, kami panitia kembali mengadakan rapat dan memutuskan untuk memajukan pernikahan anak kami," ujarnya.
Masyarakat Kota Padang dilarang mengadakan pesta pernikahan, baik di gedung, convention center maupun di rumah, mulai 9 November 2020. Hal itu tertuang dalam Surat Edaran Wali Kota Padang Nomor: 870.743/BPBD-Pdg/X/2020 tentang larangan Pesta Perkawinan dan Batasan Operasional bagi Pelaku Usaha.
Terkait pernikahan anaknya pada masa pandemi COVID-19, Irwan menjelaskan pernikahan dilakukan sesuai aturan protokol kesehatan yang ketat.
"Jadi saya sebagai orang tua bertanggung jawab memberikan kesempatan untuk anak kami menikah, tapi pernikahan diatur sesuai protokol kesehatan," ujarnya.
Irwan menjelaskan, rencananya resepsi pernikahan akan dilangsungkan dengan sejumlah aturan bagi para tamu undangan yang datang, yaitu tamu dilarang makan di tempat dan panitia tidak menyediakan meja. Ia mengatakan tamu undangan hanya diberikan nasi kotak untuk dibawa pulang.
Kemudian untuk ucapan selamat kepada pengantin, lanjut Irwan, tamu undangan diminta hanya memberikan salam tanpa bersentuhan.
Dia mengklaim undangan dibuat tiga hari agar tidak terjadi kerumunan dan kehadiran tamu dibagi per jam. Setiap undangan yang hadir memiliki jadwal yang berbeda.
Panitia pernikahan menyediakan masker bagi undangan yang datang tidak memakai masker dan hand sanitizer disediakan di beberapa titik tempat acara.
“Makanya pelaksanaannya dibagi tiga hari. Jadi, per hari dan per jam jumlah tamu dibatasi. Selain itu, protokol kesehatan tetap dijalankan dengan ketat,” kata Irwan.
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Gilang Ramadhan