Menuju konten utama

Gojek Akan Luncurkan Promo dan Fitur Tambahan di Singapura

Gojek akan melakukan inovasi di Singapura untuk menandingi pesaingnya, Grab yang berbasis di sana.

Gojek Akan Luncurkan Promo dan Fitur Tambahan di Singapura
Salah seorang mitra memakai jaket berlogo baru Gojek saat diperkenalkan di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (3/8/2019). ANTARA FOTO/Septianda Perdana/ama.

tirto.id - Gojek berencana memperkenalkan layanan ekstra di Singapura, sebagaimana disebutkan oleh perwakilan Gojek pada Kamis (24/10/2019). Upaya ini akan dilakukan sacara bertahap.

Dilansir Channel News Asia, co-CEO Gojek, Kevin Aluwi menyatakan, pesaingnya, Grab, yang beroperasi di delapan negara Asia Tenggara, berbasis di Singapura, sehingga menurutnya, akan lebih sulit membuat inovasi di negara tersebut.

"Kami jelas memiliki rencana untuk meluncurkan produk-produk baru terkait transportasi," katanya.

Ia menggarisbawahi, sebagai permulaan, pengguna akan bisa menikmati fitur-fitur tambahan ini dalam caturwulan depan. Di Indonesia, negara asal Gojek, selain transportasi, tersedia fitur antar makanan dan metode pembayaran non-tunai, belanja, dan fitur ekstra lainnya seperti jasa kebersihan dan pijat online.

Namun, fitur-fitur tersebut belum tersedia di negara-negara lain, termasuk Singapura. Sebelumnya, Gojek berkeinginan memperkenalkan fitur antar makanan di Singapura, tetapi pihak Gojek mengatakan tidak terburu-buru untuk itu.

"Sudah ada lima pemain [di sektor antar makanan], semuanya bersaing dengan memberi diskon 30 persen, 40 persen," kata Aluwi.

"Itu berarti, satu-satunya jalan yang kita bisa lakukan [untuk bisa bersaing] adalah menawarkan diskon 50 persen. Itu bukan sesuatu yang kta inginkan untuk perspektif strategi jangka panjang." tandasnya.

Saat ini, Gojek tengah memikirkan layanan yang berbeda untuk jasa antar makanan di Singapura. Gojek mengindikasikan sudah ada 800 ribu pengguna aktif di Singapura, yang merupakan jumlah pengguna paling sedikit di antara empat negara Gojek beroperasi.

Meskipun begitu, kata Aluwi, meskipun terbilang paling kecil, pasar Singapura sangat lah berharga karena pengguna membelanjakan lebih banyak lewat aplikasi ini.

"Kami sangat senang dengan pertumbuhan pasar di Singapura," ia menambahkan.

Sedangkan, Indonesia mengambil porsi 80% keseluruhan pengguna Gojek.

Start-up pertama Indonesia yang menjadi Unicorn ini juga berencana akan mendaftarkan saham ke IDX, pasar saham Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Andre Soelistyo, sebagaimana diwartakan Bussiness Times. Ia tidak membeberkan rencana tersebut secara detail, namun menyebut bahwa mungkin tidak dalam waktu dekat ini.

Ia hanya menyebutkan perusahaan sedang melakukan banyak hal untuk membangun sistem tata kelola yang lebih baik.

Para investor dan analisis mengawasi pergerakan perusahaan teknologi tersebut dengan cermat, terutama setelah adanya perubahan struktur kepemimpinan pada Senin (21/10/2019).

Pendiri sekaligus CEO sebelumnya, Nadiem Makarim mengundurkan diri dari Gojek untuk bergabung dengan kabinet kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Andre Soelistyo kemudian naik menggantikan Makarim, dan Kevin Aluwi didapuk menjadi co-CEO. Makarim tetap menjadi pemegang saham pasif di Gojek.

Dalam kurun waktu sembilan tahun sejak berdirinya Gojek, start-up ini kini telah memiliki nilai lebih dari 10 miliar dolar AS, menjadikannya Decacorn dan salah satu start-up terbesar di Asia Tenggara.

Soelistyo akan menangani fungsi korporasi, penggalangan dana, ekspansi internasional, dam bisnis pembayaran non-tunai serta layanan finansial. Sedangkan, Aluwi akan bertanggung jawa untuk pengembangan produk, pemasaran, pengembangan organisasi, juga layanan transportasi dan antar makanan.

Baca juga artikel terkait GOJEK atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Bisnis
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Dipna Videlia Putsanra