Menuju konten utama

Gerhana Matahari Total Juli 2019 Tak Bisa Dilihat di Indonesia

Solar eclipse atau gerhana matahari total akan terjadi di Argentina dan Chile pada 2 Juli 2019 waktu setempat.

Gerhana Matahari Total Juli 2019 Tak Bisa Dilihat di Indonesia
Gerhana Matahari total membentuk efek cincin berlian dilihat melalui Clingmans Dome. terletak di ketinggian 2.025 meter di Taman Nasional Great Smoky Mountains, Tennessee, Amerika Serikat, Senin (21/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

tirto.id - Gerhana matahari total atau solar eclipse pertama sejak 2017 akan melewati bagian Amerika Selatan pada Selasa (2/7/2019) waktu setempat. Namun, gerhana ini tidak bisa dilihat di Indonesia, hanya di Argentina dan Chile.

Aljazeera mewartakan, ribuan turis dari seluruh dunia berbondong-bondong ke Chile dan Argentina, tempat gerhana diperkirakan akan lewat pada sore hari.

Gerhana matahari terjadi ketika bulan sejajar dengan matahari dan bumi serta menghalangi matahari. Selama gerhana total, mahkota matahari, atau korona, terlihat dengan mata telanjang.

Mahkota adalah atmosfer luar matahari, yang membentang jutaan mil ke ruang angkasa. Ada empat jenis gerhana matahari: partial, annular, total, dan hybrid.

Menurut NASA, gerhana total terjadi di suatu tempat di bumi setiap setengah tahun. Gerhana sebagian diperkirakan setidaknya dua kali setahun.

Berbeda dengan gerhana 2017, bayangan umbral bulan kali ini hanya akan terlihat dari Chile, Argentina, dan pulau Pasifik Selatan yang tidak berpenghuni.

Gerhana sebagian dapat terlihat di bagian lain Amerika Selatan, termasuk Bolivia, Peru, dan Ekuador. Gerhana total diperkirakan berlangsung hingga empat menit, tergantung pada lokasinya, menurut NASA.

NASA mengatakan, gerhana total diperkirakan mulai sekitar 04.38 pm waktu setempat (20.38 GMT) di La Serena, Chile, dan berakhir di sana sekitar 04.40 pm (20:20 GMT).

Di Junin, Argentina, gerhana total diperkirakan terjadi sekitar pukul 05.42 pm waktu setempat (20.42 GMT) dan berakhir pada 05.44 pm (20:44 GMT).

Beberapa situs web, termasuk NASA, akan menyiarkan langsung gerhana sehingga orang dapat menonton dari seluruh dunia.

The Washington Post mewartakan, di Chile dan Argentina, bayangan bulan akan menyapu dengan kecepatan melebihi 6.000 mph-jauh lebih cepat daripada "Great American Eclipse" pada 2017.

Fenomena alam gerhana matahari total ini menyebabkan bumi benar-benar gelap gulita sesaat karena cahaya matahari tertutup seluruhnya oleh bayangan bulan. Fenomena ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat bumi baik masyarakat maupun ilmuwan.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin Thomas menuturkan gerhana matahari berikutnya pada 26 Desember 2019 teramati di sebagian Afrika, Asia, dan sebagian Australia.

Pada 26 Desember 2019 Indonesia akan mengalami gerhana matahari cincin, yang tepatnya akan melewati Sinabang, Sibolga, Padang Sidempuan, Duri, Siak, Pedang, Batam, Tanjung Pinang, Singkawang, Kalimantan Timur bagian utara, Kalimantan Utara bagian selatan.

Baca juga artikel terkait GERHANA MATAHARI atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH