Menuju konten utama

Geliat Batik di Tanah Riau

Semangat itu terpancar dari kegigihan pengrajin Rumah Batik Andalan di Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Menurut Ketua Rumah Batik Andalan, Siti Nurbaya, Sejak bisa memproduksi batik sendiri, pesanan selalu datang sehingga terus aktif memproduksi batik khas Pelalawan.

Geliat Batik di Tanah Riau
Seorang pengarajin menata kain batik khas Pelalawan di tempat penjemuran di Pelalawan, Riau, Selasa (9/8). ANTARA FOTO/FB Anggoro/16.

tirto.id - Fungsi batik tidak sekedar untuk mempercantik diri dan menunjukkan identitas kita orang Indonesia, melainkan juga memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat dari skala yang paling kecil.

Semangat itu yang terpancar dari kegigihan pengrajin Rumah Batik Andalan di Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Menurut Ketua Rumah Batik Andalan, Siti Nurbaya, Sejak bisa memproduksi batik sendiri, pesanan selalu datang sehingga terus aktif memproduksi batik khas Pelalawan.

Bukan perkara mudah mengembangkan batik khas Pelalawan. Sejak mulai dirintis tahun 2013, mereka anggap ini hanya impian karena masyarakatnya belum mempunyai tradisi membatik turun temurun seperti masyarakat di pulau jawa.

Dengan bantuan pemerintah daerah setempat dan didukung perusahaan perkebunan, kaum perempuan dirangkul menjadi mitra untuk belajar membatik. Secara perlahan kerajinan batik khas Pelalawan mulai menemukan identitasnya.

Mereka bahkan menghasilkan karya yang memadukan teknik batik Yogya, Solo dan Pekalongan. Ide kreatif para pengrajin makin lancar mengalir untuk mencari motif sendiri yang diilhami alam sekitar.

Maka lahirlah motif khas, batik gelombang "Bono" yang diambil dari nama fenomena alam ombak besar di muara Sungai Kampar yang telah lama menjadi andalan wisata di Riau. Dan motif ini sejak 2015 sudah mendapat hak cipta sebagai kekayaan intelektual dari Kemenkumham.

Kerja keras pengrajin untuk fokus pada batik khas Pelalawan juga berhasil meningkatkan taraf kehidupan mereka. Harga batik yang awalnya Rp200 ribu per helai ukuran 2,25 meter, kini naik jadi Rp350 ribu. Seorang pengrajin minimal bisa meraup penghasilan Rp1 juta hingga maksimal Rp4 juta per bulan tergantung banyaknya pesanan.

Foto dan Teks: FB Anggoro

Baca juga artikel terkait FOTO - ARTA atau tulisan lainnya

Editor: Taufik Subarkah