tirto.id - Anda mungkin pernah mendengar anjuran untuk mengganti pembalut setiap empat jam saat menstruasi. Selain mencegah terjadinya bocor, mengganti pembalut sesering mungkin rupanya juga lebih sehat.
Organ intim sebenarnya termasuk bagian tubuh yang mudah lembab karena selalu tertutup. Saat menstruasi datang, area ini tentunya akan lebih lembab dari biasanya. Hal ini pun membuat vagina jadi tempat ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.
Itulah kenapa pembalut harus sering-sering diganti agar bakteri tidak semakin menumpuk di vagina. Laman Kids Health menyebutkan bahwa mengganti pembalut idealnya dilakukan minimal 3-4 jam sekali.
Meski demikian, anjuran ini mungkin tidak berlaku saat Anda tidur malam (dengan asumsi Anda tidur selama sekitar 7-8 jam). Tapi bila Anda terbangun di tengah-tengah tidur, akan lebih baik bila Anda segera ke kamar mandi dan mengganti pembalut.
Perlu diingat bahwa waktu empat jam hanyalah patokan minimal, jadi lebih sering mengganti pembalut pastinya akan lebih bagus, terutama di awal-awal menstruasi. Saat haid baru datang, aliran darah umumnya lebih deras sehingga pembalut cepat penuh dan harus segera diganti.
Namun, menjelang berakhirnya menstruasi atau saat aliran darah sudah sangat berkurang, masih perlukah mengganti pembalut setiap empat jam? Jawabannya adalah iya.
Walau darah menstruasi hanya keluar sedikit, bahkan tidak ada darah sekalipun, area vagina sebenarnya tetap lembab dan bakteri bisa menumpuk di sana. Jadi, Anda tetap dianjurkan mengganti pembalut setelah empat jam pemakaian. Hal ini berlaku pula bagi pantyliner yang juga sebaiknya diganti minimal tiap empat jam sekali.
6 Bahaya Kesehatan Jika Pembalut Tidak Diganti Seharian
Jarang mengganti pembalut bisa menyebabkan masalah di area kewanitaan. Dilansir dari situs Health Shots, berikut enam hal yang akan terjadi jika Anda malas mengganti pembalut:
1. Leukorrhea
Leukorrhea atau lebih dikenal sebagai keputihan adalah kondisi ketika vagina mengeluarkan cairan putih. Pada dasarnya, keluarnya cairan dari vagina adalah hal yang normal, bahkan termasuk mekanisme pertahanan yang dilakukan tubuh agar vagina tetap bersih dan sehat.
Akan tetapi, keputihan dianggap abnormal jika cairan yang keluar tersebut berbau tidak sedap, bertekstur seperti bubur, dan berwarna selain putih (kuning, cokelat, atau hijau). Keputihan seperti ini merupakan tanda adanya infeksi bakteri atau jamur yang bisa jadi disebabkan karena jarangnya mengganti pembalut.
2. Vagina gatal
Jarang mengganti pembalut juga bisa menyebabkan iritasi pada kulit di area organ intim. Akibatnya, Anda akan merasakan gatal-gatal hingga sensasi panas/terbakar di sekitar vagina.
3. Ruam
Tidak menjaga kebersihan selama menstruasi berisiko mengalami infeksi bakteri maupun jamur. Infeksi ini akan menyebabkan ruam di area vagina yang bisa menimbulkan rasa gatal. Meski mungkin tidak berakibat fatal, ruam di area vagina bisa membuat Anda tidak nyaman beraktivitas.
4. Infeksi saluran kemih
Spesialis obstetri dan ginekologi Dr. Neeraj Sharma mengungkapkan bahwa jarang mengganti pembalut bisa jadi penyebab utama penyakit infeksi saluran kemih.
Penyakit ini disebabkan adanya infeksi yang menyerang salah satu sistem urine (ginjal, kandung kemih, ureter, atau uretra). Gejalanya berupa rasa nyeri saat buang air kecil hingga sakit di area perut bawah.
5. Kulit vagina mengelupas
Tidak mengganti pembalut berarti membuat vagina dan sekitarnya menjadi sangat lembab dan basah dalam waktu lama. Kulitnya pun bisa mengalami iritasi, bahkan menjadi lebih lembek dan mudah terkelupas akibat gesekan dengan pembalut.
6. Bau tak sedap pada vagina
Pembalut yang jarang diganti pastinya bisa menimbulkan bau tak sedap. Vagina juga bisa berbau karena adanya aktivitas bakteri yang bercampur dengan darah haid. Baunya mungkin memang tidak sampai tercium oleh orang lain, tapi hal ini bukan alasan bagi Anda untuk tidak mengganti pembalut secara rutin.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari