Menuju konten utama

Gaji Pantarlih-PPS Belum Cair, Netizen Mengeluh ke Instagram KPU

KPU mempertanyakan keaslian akun medsos yang mengeluhkan honor Pantarlih dan PPS tersebut.

Gaji Pantarlih-PPS Belum Cair, Netizen Mengeluh ke Instagram KPU
Petugas keamanan bersiaga di halaman kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Sabtu (29/6/2019). ANTARA FOTO/Reno Esnir/aww.

tirto.id - Sejumlah akun media sosial menyoroti gaji Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang diklaim tak kunjung cair. Sorotan itu menggelinding di kolom komentar akun KPU RI di Instagram.

Salah satu pemilik akun Instagram @nur_diniatul mempertanyakan kapan pencairan gaji Pantarlih dan PPS.

"Honornya kapan cair min? Udah ditunggu para pantarlih dan PPS loh ini," tulis akun itu sebagaimana dikutip Tirto, Selasa (28/3/2023).

Akun lain, yakni @anakkucay97 pun mempertanyakan hal serupa. Ia mengatakan sampai saat ini PPS beserta sekretariat tak kunjung mendapatkan gaji. Sementara kerja telah dilaksanakan sampai tahapan pencoklitan berdasarkan surat kerja atau SK.

"Seharusnya PPS beserta sekretariat telah mendapatkan haknya berupa gaji dan operasional, ini mandet dari pusat atau dari bawahan," jelas akun itu.

Merespons itu, Komisioner KPU RI Betty Epsilon Idroos justru mempertanyakan keaslian akun tersebut, apakah memang yang berkomentar merupakan pengawas pemilu.

"Iya itu enggak pasti, siapa, di mana, apakah ad hoc atau tidak," kata Betty saat dihubungi Tirto, Selasa.

Betty mengatakan komentar-komentar tersebut telah direspons admin Instagram KPU. Perihal benar dan tidaknya gaji petugas Pantarlih dan PPS, Betty mengaku tak mengetahui datanya.

"Saya enggak tahu datanya," ucap Betty.

Menurutnya, sepanjang yang diketahuinya belum ada satu pun daerah yang bermasalah ihwal gaji. "Yang saya tahu kalau ke daerah, saya belum dengar kasus ini," pungkas Betty.

Baca juga artikel terkait GAJI PANTARLIH atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Fahreza Rizky