Menuju konten utama

Gagal Blokir, Kemkominfo Minta Tumblr Sensor Mandiri

Gagal memblokir, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akhirnya menyarankan Tumblr untuk melakukan sensor mandiri.

Gagal Blokir, Kemkominfo Minta Tumblr Sensor Mandiri
Rudiantara. antara foto/puspa perwitasari

tirto.id - Gagal memblokir, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akhirnya menyarankan Tumblr untuk melakukan sensor mandiri.

Pada Rabu, (17/2/2016), Direktur e-Business Ditjen Aplikasi dan Telematika Kementerian Komunikasi dan Informatika Azhar Hasyim menyatakan telah memblokir 477 situs yang mengandung konten pornografi, radikalisme dan dan Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT).

"Kami sudah meminta Internet Service Provider (ISP) agar memproses pemblokiran 477 situs dan Tumblr sehingga dalam beberapa hari ke depan sudah tidak dapat diakses lagi," ucap Azhar

Namun pada hari ini, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemkominfo Ismail Cawidu mengatakan "Memang konten pornografi tidak terdapat pada seluruh akun Tumblr, namun sampai saat ini tidak memungkinkan bagi operator dan ISP untuk melakukan pemblokiran per akun," katanya

"Sehingga kami meminta kepada Tumblr untuk melakukan penyesuaian konten yang ada sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan ketentuan yang berlaku," akunya, seperti dilaporkan Antara, Kamis (18/2/2016).

Menindaklanjuti hal itu, pihaknya mengaku telah mengirimkan surat kepada Tumblr untuk melakukan sensor mandiri konten pornografi pada akun-akun yang memanfaatkan layanan tersebut.

Menurut Ismail, Panel Kemkominfo masih akan mengadakan rapat lanjutan guna mengevaluasi sejauh mana hasil kesepakatan tersebut dapat dijalankan. Hasil rapat tersebut akan diserahkan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan.

"Demikian, semoga mengklarifikasi pemberitaan seolah-olah Menteri Komunikasi dan Informatika sudah menetapkan pemblokiran terhadap situs-situs yang diusulkan diblokir oleh Panel," katanya.

Baca juga artikel terkait BLOKIR atau tulisan lainnya

Reporter: Agung DH