Menuju konten utama

Erick Resmikan Holding Pabrik Baterai Listrik, Target Operasi 2022

Erick Thohir mengklaim operasional pabrik baterai listrik mulai 2022 dan 2023.

Erick Resmikan Holding Pabrik Baterai Listrik, Target Operasi 2022
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) berbincang dengan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar (kanan) usai menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Luar Negeri dan PT Pertamina (Persero), di gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (28/1/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.

tirto.id - Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan holding BUMN baru bernama Indonesia Battery Corporation (IBC) yang fokus pada baterai untuk kendaraan listrik.

“Kita buktikan hari ini kita punya perusahaan fokus ke electric battery,” ucap Erick dalam konferensi pers virtual, Jumat (26/3/2021).

Deklrasi perusahaan baru di atas kertas. Belum ada bentuk fisik seperti pabrik baterai dan sebagainya. Erick menambahkan, “Ini belum selesai. Baru kertas doang. Ini diharapkan implementasi terbukti di 2022 dan 2023 tentu namanya hasil produksi sendiri.”

Perusahaan ini merupakan holding BUMN yang dikhususkan bagi baterai listrik untuk kendaraan yang terintegrasi dari hulu ke hilir melibatkan 4 perusahaan plat merah Pertamina, MIND ID, PT Antam, dan PT PLN. Masing-masing perusahaan akan memiliki jatah saham 25 persen dari IBC, tetapi masih dapat berubah jika ada mitra yang masuk.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyatakan keempat perusahaan itu punya tanggung jawab untuk berinvestasi pada pabrik baterai di bawah naungan IBC.

Kementerian BUMN menargetkan investasi pabrik baterai dapat dimulai tahun ini. IBC ditarget mampu memproduksi hingga 190 Giga Watt.

Pemerintah memperkirakan bahwa pada tahap awal, PT IBC baru akan menggunakan 10-30 GW saja. Per 2030 kapasitas produksinya sudah bisa meningkat 140 GW dengan total kebutuhan investasi 17 miliar dolar AS. Targetnya sekitar 70 persen produksi akan menjadi produk hilirisasi seperti battery cell dan sisanya diekspor.

“Ada pengaruh? Ada tapi belum sebesar yang menjadi visi kita bersama,” ucap Pahala.

Dalam 6 bulan ini, PT Antam dan mitranya juga akan segera melakukan studi. Hasilnya akan menjadi dasar pengembangan proses tambang nikel yang akan digunakan. Tahapan ini akan berlanjut ke pengembangan fasilitas peleburan atau smelter dan seterusnya sampai hilir.

“Terkait smelter nikel akan dilakukan karena persiapan awal sudah dimulai Antam karena ini bagian negosiasi pemanfaatan tambang antm maka ini sudah dimulai dengan calon mitra,” ucap Dirut Inalum Orias Petrus Moedak dalam konferensi pers sama.

Baca juga artikel terkait BATERAI LITIUM atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali