tirto.id - Pemerintah resmi mendirikan perusahaan holding baterai yang diberi nama Indonesia Battery Corporation (IBC). Dalam operasinya, 4 BUMN yang terdiri atas Pertamina, MIND ID, PLN dan Antam akan menggandeng mitra dalam skema joint venture pada tiap tahapan produksi baterai.
BUMN akan jadi pemegang saham mayoritas di tahapan hulu yang merupakan perusahaan holding dan memegang saham minoritas di hilir atau pada perusahaan mitra.
“Jadi pada dasarnya pembahasan kami. Di hulu kami mayoritas 51 persen sebagaimana keharusan dari peraturan. Kedua kami mencoba bisa mengusahakan di antara step itu berbeda bergerak di 25-40 persen,” ucap Komisaris Utama MIND ID Agus Tjahajana Wirakusumah dalam konferensi pers virtual, Jumat (26/3/2021).
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan kepemilikan saham itu tidak perlu menjadi soal. Paling tidak, Indonesia dapat memperoleh transfer teknologi, sehingga kepemilikan saham minoritas itu bukan pertanda buruk.
“Untuk mobil karena kemampuan partner global player kita dalam posisi mengalah. Ujungnya mengunci hilirisasi harus bermanfaat bagi Indonesia,” ucap Erick dalam konferensi pers virtual, Jumat (26/3/2021).
Meski demikian, PT IBC masih akan tetap memimpin di sejumlah wilayah lain. Selain baterai untuk kendaraan bermotor listrik, ia mengatakan masih ada peluang pada baterai kendaraan roda dua atau motor dan stabilisator.
“Khusus baterai motor dan stabilisator, kita jadi leading sector-nya,” ucap Erick.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali