tirto.id - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan kembali mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75 persen. Hal ini mempertimbangkan kondisi perekonomian yang masih cukup baik.
"Kami melihat bahwa BI perlu mempertahankan suku bunga acuan pada level saat ini sebesar 5,75 persen dengan tetap memantau stabilitas Rupiah dan menjaga inflasi," ujar Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky dalam risetnya, Selasa (23/8/2023)
Teuku menilai belum ada hal medesak untuk BI menyesuaikan suku bunga acuan di tengah tekanan eksternal yang meningkat mengikuti semakin tingginya ketidakpastian langkah selanjutnya dari The Fed. BI perlu menahan tekanan eksternal terhadap Rupiah di tengah potensi kelanjutan kenaikan suku bunga the Fed sebelum akhir tahun ini.
Sementara itu, dia menuturkan untuk meredam gejolak Rupiah yang berasal dari ketidakpastian pengetatan moneter yang agresif oleh the Fed, BI baru-baru ini memperkuat kebijakan Dana Hasil Ekspor (DHE) untuk meningkatkan cadangan devisa. Sejak Agustus 2023, eksportir sumber daya alam dengan total nilai ekspor sebesar 250.000 dolar AS atau setaranya diwajibkan untuk menyimpan hasil devisa mereka di sistem keuangan dalam negeri.
"Kebijakan ini diharapkan dapat mendukung BI dalam menjaga depresiasi Rupiah dengan menyediakan lebih banyak cadangan devisa," katanya.
Teuku pun memprediksi cadangan devisa sebesar 137,7 miliar dolar AS pada akhir Juli akan meningkat pada beberapa bulan mendatang. Namun, cadangan devisa yang dimiliki masih cukup untuk mendukung ketahanan sektor eksternal karena setara dengan kemampuan untuk membayar 6,0 bulan impor sekaligus utang luar negeri pemerintah.
Untuk diketahui, pada Juli 2023, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di 5,75 persen. Selain itu, bank sentral juga menahan suku bunga deposit facility tetap sebesar 5,0 persen persen dan suku bunga lending facility di 6,5 persen.
“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 24 dan 25 Juli 2023 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75 persen," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers Pengumuman Hasil RDG Juni 2023, di Kantornya, Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Perry menjelaskan keputusan mempertahankan suku bunga ini tetap konsisten untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan. Bank sentral meyakini suku bunga yang ada saat ini 5,75 persen tersebut memadai untuk mengarahkan inflasi inti tetap berada pada kisaran 3 plus minus 1 persen pada di sisa 2023-2024.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin