Menuju konten utama

Dukungan Keluarga dan Kerabat Percepat Kesembuhan Pasien COVID-19

Dukungan dari keluarga, saudara, dan kerabat terdekat bisa mempercepat kesembuhan pasien COVID-19

Dukungan Keluarga dan Kerabat Percepat Kesembuhan Pasien COVID-19
Petugas membantu salah satu kerabat untuk menghubungi pasien melalui layanan panggilan video di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Kamis (30/4/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz.

tirto.id - Pasien COVID-19 yang mendapat dukungan dari keluarga dan kerabat terdekatnya akan sangat berpengaruh pada kesembuhannya, sebab hal itu bisa membangkitkan hormon positif bagi pasien tersebut.

Menurut Psikolog Edward Andriyanto Sutardhio, salah satu dukungan tersebut seperti didengarkan langsung suara dari orang terdekat baik keluarga, saudara, maupun kerabatnya.

"Suara bisa bangkitkan hormon positif. Tapi bukan asal suara. Melainkan suara dari orang yang dikasihi. Ketika diperdengarkan suara kerabatanya itu pasien merasa menjadi lebih baik," ujar Edward dikutip situs resmi Satgas COVID-19, Selasa (20/10/2020).

Edward menyatakan, pihaknya banyak melakukan pendampingan psikologis pada pasien Covid-19 agar bisa mengeluarkan pikiran negatif atau kekhawatiran dengan ketidak-nyamanan.

Pendampingan itu dengan istilah psikologi sosial, lanjutnya, adalah membantu mereka mengutarakan tujuan jangka pendek dan positif.

"Jadi mereka berpikir bagaimana saya berhasil, bisa duduk, bisa berdiri, lepas dari inkubasi. Jadi goal-goal (tujuan) jangka pendek bisa dilakukan sehingga pikiran tetap positif," jelas Edward.

Sebuah penelitian yang dikutip dari laman Psychologi Today menyebutkan, manusia adalah makhluk sosial, jadi tidak mengherankan jika kita terhubung untuk membantu satu sama lain, salah satunya adalah saling memberi dukungan antarkeluarga.

Ilmu saraf telah menunjukkan bahwa memberi adalah cara yang ampuh untuk menciptakan lebih banyak kegembiraan pribadi dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Membantu orang lain dapat dilakukan dalam berbagai bentuk dan memberi nasihat serta dukungan adalah cara yang bagus untuk memberi.

Singgih Wiryono, penyintas Covid-19 mengaku, support system keluarga besarlah yang membuat dirinya bisa sembuh, terutama peran istri yang tak pernah lelah dalam memberikan perhatian terhadap dirinya.

Istrinya sangat rajin dan patuh terhadap protokol kesehatan saat mendampingi dirinya hingga akhirnya bisa terbebas dari Covid-19.

“Istri saya 24 jam pakai masker di rumah dan itu menjadi kunci sehingga sampai akhir tidak terpapar," katanya.

Sementara itu, seorang Bankir yang pernah menjadi orang nomor satu di sejumlah bank, Arwin Rasyid menduga dirinya lengah saat makan malam bersama kolega bisnisnya sehingga terpapar virus corona. Saat itu dirinya bersama enam rekannya sedang berlibur di Bali.

"Saya lalai saat sedang makan bersama melepas masker dan duduk dekat-dekat. Jadi kita nggak tahu siapa di antara kita yang OTG [Orang Tanpa Gejala]," jelas Arwin.

Arwin lalu menceritakan bagaimana dirinya mengalami demam hebat sehingga memutuskan kembali ke Jakarta. Sebelum terbang ia sempat rapid test dengan hasil negatif.

Tapi begitu tiba di Jakarta hasil swab test menunjukkan positif. Begitu juga dengan enam rekannnya di Bali melakukan tes swab dengan hasil seluruhnya positif.

"Mereka juga enam orang positif semua. Mereka demam tapi enggak seperti saya. Tanda-tandanya beda-beda," papar Arwin yang menyebarkan pengalamanannya berbagi cerita terpapar Covid-19 via Whatsapp yang kemudian menjadi viral di media sosial.

Karenanya, untuk menghindari terpapar virus Corona COVID-19, selalu #ingatpesanibu melalui langkah 3M; yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.

---------------------

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH