tirto.id - Komisi I DPR RI tetap menggelar uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) kepada 33 calon Duta Besar sejak 12 Juli-14 Juli 2021. Pengujian ini akan terbagi dalam 6 sesi dan bersifat tertutup dan disebut sesuai protokol kesehatan di tengah berlakunya PPKM Darurat.
"Masing-masing fraksi mengirimkan satu orang perwakilannya dengan maksimal durasi per sesi 2 jam 15 menit," ujar Anggota Komisi I DPR Christina Aryani, Senin (12/7/2021).
Dalam seleksi Dubes, Komisi I menerima masukan dari para warga negara Indonesia di luar negeri menyoal kinerja para masing-masing wakil negara tersebut.
Menurut Christina, hal ini bertujuan untuk mendapatkan masukan aktual dan memastikan komitmen dari para calon Duta Besar yang akan ditempatkan.
Para calon Dubes tersebut juga diminta untuk mendalami wawasan, komunikasi, dan berbagai aspek perihal negara penempatan. Komisi I berharap mereka memiliki perhatian khusus terhadap isu perlindungan WNI di luar negeri, terlebih dalam masa pandemik saat ini.
"Beberapa tugas penting Duta Besar yang kami garis bawahi di antaranya kesanggupan untuk memperjuangkan kepentingan nasional dan mengembangkan kerja sama internasional, meningkatkan nilai ekspor dan kunjungan wisatawan, serta menarik investasi dan peluang-peluang bisnis lainnya," tukas politikus Golkar.
Dari 33 nama calon duta besar yang beredar terdapat sejumlah nama populer seperti Juru Bicara Presiden Joko Widodo, Fadjroel Rachman akan jadi Dubes RI untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan; eks Ketua KADIN Rosan Perkasa Roeslani untuk Amerika Serikat; dan Zuhairi Misrawi untuk Republik Tunisia.
Sebelumnya seleksi duta besar sempat muncul nama eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Namun, belakangan ia dikabarkan mundur dan ingin tetap di Indonesia untuk menuntaskan vaksin Nusantara yang kontroversial.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Zakki Amali