tirto.id - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno mengatakan Indonesia memiliki peluang untuk menciptakan produk-produk e-sports. Hal ini menanggapi pertanyaan dari capres nomor urut 01 Jokowi mengenai pengembangan e-sports termasuk Mobile Legends ke depan.
"Saya keliling ke seluruh wilayah Indonesia, anak muda kita itu POP, yakni positif, optimis dan produktif. Fungsi pemerintah memfasilitasi, karena kita tidak bisa meregulasi karena perkembangan yang sangat cepat. Jangan sampai Indonesia hanya diserbu oleh produk-produk impor e-sports," jelas Sandiaga dalam segmen keempat Debat Pilpres terakhir 2019, di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (1/4/2019).
"Kita punya 'Rumah Siap Kerja', kita buat event-event pelatihan, agar kita punya juara dunia dan harus berupa penciptaan lapangan kerja untuk anak muda," tambahnya.
Namun, Prabowo justru memberi tanggapan lain soal e-sports ini bahwa yang dibutuhkan oleh rakyat Indonesia saat ini adalah swasembada pangan.
"Saya memfokuskan nanti kebijakan-kebijakan saya dalam hal-hal yang mendasar yang menjawab kebutuhan pangan rakyat Indonesia. Yang digital-digital itu bagus tapi rakyat kita butuh swasembada pangan dalam hal harga terjangkau, kita harus turunkan harga," ujar Prabowo menanggapi pertanyaan Jokowi, Sabtu (13/4/2019).
Debat ini mempertemukan paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Debat terakhir kali ini bertema ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, dan industri dan digelar sehari sebelum masa tenang Pemilu 2019 dimulai.
Empat stasiun TV yang menayangkan debat kelima kali ini yaitu TVOne, ANTV, Berita Satu, Net TV, dengan moderator debat dipandu oleh Balques Manisang dan Tomy Ristanto.
Para panelis tersebut adalah Mohammad Nasih (rektor Universitas Airlangga), Arief Mufriani (Dosen FIB UIN Syarif Hidayatullah), Eddy Suratman (Guru Besar FEB Universitas Tanjungpura), Hanif Amali Rivai (Dekan FE Universitas Andalas), juga Suharnomo (Dekan FEB Universitas Diponegoro).
Selain itu, panelis lain adalah Herman Karamoy (Dekan FEB Universitas Sam Ratulangi) dan I Nyoman Mahaendra Yasa (Dekan FEB Universitas Udayana), Dermawan Wibisono (Guru Besar SBM ITB), Tukiman Tarunasayoga (Dosen Community Development Unika Soegijapranoto, Undip, dan UNS), dan Rachmi Hertanti (Direktur Eksekutif Indonesia For Global Justice).
Editor: Agung DH