tirto.id - Lebih baik ketemu keluarga ketimbang kerja pas lebaran. Begitulah keinginan tiga dokter umum yang tetap bertugas saat hari raya Idulfitri tahun ini. Mereka adalah Venny Andra (32), Khadijah Akita Naomi (31), dan Abdul Malik Yoga Fathori (27).
Venny adalah seorang dokter umum yang berjaga di ICU dan HCU di RS YARSI. Sementara, Naomi dan Yoga adalah dokter umum di RS Fatmawati, yang tengah menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Obstetri dan Ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI). Awal Mei 2022, Naomi akan pindah bertugas di RSUD Karawang dan Yoga ke RSCM.
“Kalau untuk lebaran ya, kalau memang [boleh] memilih, jujur inginnya kumpul sama keluarga,” ungkap Venny saat ditemui reporter Tirto di ruang dokter intensif lantai 6 RS YARSI, Senin siang (25/4/2022).
Begitu juga dengan Naomi dan Yoga yang lebih ingin kumpul dengan keluarganya kalau bisa memilih.
“Sebenarnya, tidak memungkiri, lebih keinginannya pasti kumpul keluarga. Cuma ya lagi-lagi, memang sudah tuntutan sekolah dan kerjaan seperti itu,” ungkap Naomi saat ditemui di Gedung Bougenville, RS Fatmawati, Senin sore (25/4/2022).
Yoga juga begitu. Ia bilang “Ya sebenarnya kalau bisa pilih, ya lebih inginnya pulang. Maksudnya lebih ingin kumpul sama keluarga. Tapi sudah komitmen, ya sudah jalanin saja.”
Namun, karena tuntutan profesi, ketiga dokter beragama Islam tersebut memilih menerima tugas dari tempat bekerja masing-masing: bertugas saat hari raya Idulfitri 1443 H/2022 M. Venny akan bekerja di hari pertama dan kedua di RS YARSI, Naomi akan bertugas di RSUD Karawang, dan Yoga di RSCM.
Venny dan Naomi sudah lebih dua kali bekerja saat lebaran. “Sebenarnya sih kalau untuk sekarang, karena kan sebelumnya sudah pernah merasakan, saya sih enjoy-enjoy saja ya,” ucap Venny.
Hal senada diungkapkan Naomi. “Ya berusaha untuk tetap dibawa senang saja sih. Karena kan ya namanya juga risiko pekerjaan. Kalau persiapan khusus enggak [ada] sih, karena kan kita sudah biasa jaga di RSCM,” ucap Naomi.
Sementara itu, bagi Yoga, piket Lebaran ini merupakan pengalaman pertama dia bertugas saat hari raya. “Ya saya lebih ke biasa aja sih, mungkin. Ya senang enggak senang sih, karena kan semua ini sebenarnya bagian dari kita sekolah, jadi sebenarnya sih intinya dijalanin saja, terus karena kita ini masih dokter, tapi kita sekolah juga,” ucap Yoga.
Pengalaman Bertugas saat Lebaran
Lebaran sebelumnya, Venny sempat kebagian bertugas sebagai dokter umum di malam takbiran sampai hari H lebaran pada 2018 di klinik yang tak disebutkan namanya. Namun, dia tetap diperbolehkan menunaikan ibadah salat id dahulu.
Venny juga pernah kerja di hari pertama Idulfitri 2017 di Klinik 8 Medikatama Cireundeu dan hari keduanya di RS Bhineka Bakti Husada.
“Sebenarnya sih kalau untuk perasaan, yang pasti sedih ya. Pas lagi saudara-saudara atau keluarga lagi berkumpul, kita tidak ikut bergabung. Cuma sih yang jelas pas hari itu memang jadwalnya saya kena jadwal jaga dan tidak ada urgensi untuk bertukar jadwal jaga pada saat itu, akhirnya saya tetap jaga,” tutur Venny.
Sama seperti Venny, Naomi juga diperbolehkan untuk salat Id saat dia bertugas pada Idulfitri 2021 di RSCM. Ia mengaku tim kerjanya memiliki toleransi yang besar sehingga dia bisa salat Id.
“Jadi kalau misalnya memang waktunya salat Id, kita diperbolehkan untuk salat Id terlebih dahulu,” kata Naomi bercerita.
Dia bahkan sampai mengatur waktu supaya bisa menjalankan salat Id. Caranya: bangun lebih pagi serta datang lebih pagi ke RSCM untuk mengunjungi pasien. Seusai itu, dia balik lagi ke rumah sakit untuk melanjutkan pekerjaannya.
Keluarga Dukung Penuh
Semua keluarga dari ketiga tenaga medis tersebut tak punya komentar negatif soal mereka akan bertugas di Hari Raya Idulfitri. Keluarga justru mendukung dan memahami tugas yang harus mereka diemban.
“Ya kalau misalnya dengan adanya jadwal jaga di hari raya, memang keluarga sih setuju-setuju saja. Yang jelas sih tetap komunikasi,” kata Venny.
Keluarga Naomi pun tak ada komentar negatif karena kebetulan di keluarganya ada yang berprofesi sebagai dokter juga. Meski begitu, sang ibu sebetulnya mengharapkan semua anaknya lengkap berkumpul saat hari pertama lebaran. Naomi adalah anak kedua dari empat bersaudara. Tiga perempuan dan satu laki-laki yang bungsu.
“Keluarga kan juga alhamdulillahnya ada background dokternya juga. Jadi paham kayak begini risikonya,” kata Naomi.
Keluarga Yoga juga tak berkomentar negatif dengan jadwal kerjanya saat hari raya Idulfitri. Menurut Yoga, keluarganya justru memberikan semangat. “Keluarga sih setuju aja, support-support aja. Dan memang sudah tahu, mengerti dari awal kalau bakal begini,” kata Yoga.
Siasat Tenaga Medis Berkumpul Bareng Keluarga
Ketiga dokter umum yang berjaga saat lebaran ini memiliki cara tersendiri untuk berkumpul dengan keluarga. Venny misalnya. Ia akan berusaha untuk tidak lama-lama berpindah operan sif-nya supaya dapat berkumpul dengan keluarganya.
“Ya mudah-mudahan, saya berharap sih untuk operan tidak terlalu lama pas hari raya itu, sehingga saya bisa pulang cepat. Enggak terlalu malam sampai rumah, bisa masih kumpul-kumpul keluarga,” ujar Venny.
Sementara Naomi optimistis pekerjaannya bisa tuntas hanya dengan 12 jam dalam sifnya. “Kalau tahun lalu, kan, kebetulan dari pagi banget sampai siang. Nah, sorenya biasanya minta kumpul bareng. Kalau yang tahun ini kan karena insyaallah hanya 12 jam sif, jadi saya masih punya hari kedua atau hari pertama,” kata dia.
Yoga pun memiliki caranya sendiri agar bisa berkumpul dengan keluarga. Ia lebih memilih cara yang lebih praktis, yaitu melakukan panggilan video (video call) ketika dia memiliki waktu senggang pas akan bekerja di lebaran tahun ini.
“Ya mungkin dengan memanfaatkan video call kali ya. Jadi kalau pas abis selesai salat Id, biasanya pada kumpul keluarga. Tapi kan kita harus piket jaga, melihat kondisi pasien, kalau misalnya aman, kita bisa sambil telepon,” ujar Yoga.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Abdul Aziz