Menuju konten utama

Di G20, Airlangga Beri Solusi Persoalan Sampah Sisa Makanan

Airlangga menilai perlu ada inisiatif untuk mengurangi model penyajian makanan dari prasmanan menjadi a la carte.

Di G20, Airlangga Beri Solusi Persoalan Sampah Sisa Makanan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. ANTARA/HO-BPMI Setpres/pri

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengakui, Indonesia masih dihadapkan dengan persoalan sampah makanan. Karenanya perlu ada inisiatif untuk mengurangi model penyajian makanan dari prasmanan menjadi a la carte.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sebanyak 28,3 persen dari total sampah merupakan sampah sisa makanan pada 2021. Di mana sampah plastik berada di urutan kedua dengan proporsi sebesar 15,73 persen.

"Inisiatif kecil seperti mengubah menu prasmanan ke ala carte dan menyimpan makanan dengan baik dapat memberikan dampak yang signifikan," kata Airlangga dalam G20 High Level Seminar: Strengthening Global Collaboration for Tackling Food Insecurity, Bali, Sabtu (16/7/2022).

Airlangga menambahkan, dalam mengatasi persoalan krisis pangan pemerintah telah mengembangkan diversifikasi pangan lokal. Semisal sagu, sorgum, singkong, dan buah-buahan lokal sebagai upaya optimalisasi potensi pemanfaatan lahan dan pangan lokal.

"Upaya diversifikasi pangan lokal dilakukan juga untuk mengembangkan industri pengolahan pangan lokal," kata dia.

Selain itu, Indonesia saat ini juga tengah membangun ketahanan pangan dalam jangka panjang. Indonesia melakukan penguatan yang lebih komprehensif pada rantai produksi pertanian dari hulu ke hilir.

Beberapa di antaranya lewat pengembangan Corporate Farming, Closed Loop, Food Estate, dan sistem terintegrasi dari hulu hingga hilir dengan melibatkan semua pemangku kepentingan.

“Di hulu, Pemerintah telah mengembangkan kebijakan untuk melindungi sawah di 8 provinsi seluas 3,8 juta hektar dan akan terus meluas ke provinsi lain," katanya.

Sementara itu, di hilir, Pemerintah memastikan konsumen mendapatkan akses pangan yang aman dan berkualitas melalui penguatan cadangan pangan nasional. Terutama di tingkat petani, pembangunan infrastruktur, dan logistik pangan.

Dalam pertemuan tersebut, Airlangga juga mengajak negara-negara di dunia perlu mempercepat dan memperkuat kolaborasi global untuk mengatasi tantangan yang ada dalam ketahanan pangan. Menurutnya kolaborasi antar negara dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan global sangat penting.

“Negara-negara G20 perlu berkomitmen untuk bahu membahu dan memperkuat kolaborasi global untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan global,” pungkas dia.

Baca juga artikel terkait SAMPAH MAKANAN atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Restu Diantina Putri