tirto.id - Dewan Keamanan (DK) PBB mengutuk dengan sekeras-kerasnya serangan teror bom bunuh diri yang terjadi di beberapa tempat di Afghanistan sehingga menewaskan serta melukai puluhan orang, pada Rabu (11/1/2017), seperti dikutip Antara.
Pada Selasa (10/1/2017), dua ledakan bom bunuh diri mengguncang Ibu Kota Afghanistan, Kabul, menewaskan 28 orang dan melukai banyak orang lagi. Kelompok Taliban telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Selain itu, dua ledakan mengguncang tempat tinggal gubernur Provinsi Kandahar. Korban cedera lainnya yakni Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Afghanistan dan Gubernur Kandahar.
Dewan Keamanan PBB melalui siaran persnya di Markas Besar PBB di New York, AS, sebagaimana diberitakan Xinhua, menggarisbawahi perlunya untuk menyeret para pelaku, penyelenggara, penunjang dana dan penaja aksi tersebut ke pengadilan.
Mereka mendesak semua negara agar bekerja sama secara aktif dengan Pemerintah Afghanistan dan semua pemerintah lain terkait kasus itu.
Anggota DK, yang kembali menyatakan setiap aksi terorisme adalah kejahatan dan tak bisa diterima baik, menyeru negara anggota agar memerangi dengan segala cara ancaman terhadap keamanan dan perdamaian internasional akibat aksi pelaku teror.
Pemerintah Afghanistan dikritik telah gagal menjamin keamanan di negeri tersebut setelah lebih dari tiga puluh orang, kebanyakan warga sipil kehilangan nyawa mereka dalam serangan yang mengguncang Kabul dan Kandahar, kota besar utama di bagian selatan negara yang dicengkeram pertempuran itu pada Selasa lalu.
Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani dengan keras mencela serangan teror tersebut dan mengatakan Taliban yang bertanggung jawab atas serangan teror yang merenggut nyawa warga sipil yang tak berdosa --termasuk perempuan-- dan memperlihatkan permusuhan mereka terhadap rakyat Afghanistan serta umat manusia.
Dua peristiwa bom bunuh diri di Kabul, yang diakui oleh Taliban, 28 orang --24 warga sipil dan empat personel polisi-- telah kehilangan nyawa sementara lebih dari 60 orang lagi cedera, kata Kementerian Dalam Negeri di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu lalu.
Menurut pernyataan tersebut, seorang pelaku teror meledakkan dirinya pada Selasa sore di dekat satu bangunan tempat kantor cabang parlemen negeri itu berada. Ketika orang berkumpul untuk menyelamatkan korban, pelaku bom bunuh diri kedua meledakkan rompi peledaknya, menewaskan dirinya dan beberapa orang lagi di lokasi.
Tak lama setelah dua ledakan tersebut, Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengaku bertanggung jawab dan menyatakan kelompok bersenjatanya mengincar personel dinas intelijen.
Pada Selasa malam, dua ledakan lain di satu wisma tamu Pemerintah Provinsi Kandahar menewaskan 11 orang termasuk wakil gubernur dan melukai 123 orang lagi, kata Kepala Polisi Provinsi Abdul Razaq pada Rabu lalu.
Lima warga negara Uni Emirat Arab (UAE) juga dilaporkan termasuk di antara korban tewas dalam peristiwa tersebut.
Rakyat Afghanistan dari segala lapisan telah mengutuk serangan mematikan itu dan mengkritik pemerintah karena apa yang mereka katakan sebagai "kegagalan pemerintah" untuk menjamin keamanan di kota tersebut.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri