tirto.id - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) melakukan unjuk rasa di sekitar Gedung DPR RI, Selasa 1 Oktober 2019, bertepatan dengan pelantikan anggota DPR, MPR, dan DPD Periode 2019-2024.
Koordinator aksi dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Abdul Baasyir mengatakan aksi ini ditujukan sebagai ultimatum kepada para anggota parlemen terpilih.
"Yang pertama tuntaskan reformasi, yang kedua kawal dari awal. Maka pada hari ini kami akan memulai mengawal, jangan sampai kegaduhan yang terjadi hari ini terulang di masa depan," kata dia.
Mereka mendesak agar ke depannya, dalam membuat peraturan perundang-undangan DPR lebih melibatkan rakyat. Selain itu BEM SI menuntut adanya pertanggungjawaban terhadap tiga korban meninggal akibat aksi yang terjadi di berbagai wilayah serta korban meninggal dalam konflik di Wamena, Papua.
"Hari ini kami datang ke sini, seluruh peserta aksi membawa bunga sebagai bentuk duka cita terhadap jatuhnya banyak korban, baik akibat demonstrasi maupun konflik di Wamena. Soal Papua, menurut kami pemerintah benar-benar gagal mengatasi konflik. Yang ada saat ini bukan mengatasi, tapi menutupi," kata juru bicara aksi, Erfan Kurniawan.
Menurut keterangan Erfan, aksi hari ini sebenarnya diikuti lebih dari 5.000 mahasiswa. Mereka berasal dari berbagai kampus, mulai dari UNJ, UPN Jakarta, UI, Universitas Siliwangi, Unpad, UNS Surakarta, dan sejumlah universitas lain dari daerah di luar DKI Jakarta.
Namun, hingga pukul 13.00 WIB banyak mahasiswa yang belum sampai ke titik kumpul karena terhadang petugas.
"Ada tadi dihadang di stasiun, di masjid-masjid juga banyak. Alasannya enggak boleh ke sini karena enggak ada izin, padahal kami sudah punya izinnya," imbuh Erfan.
Mahasiswa yang sudah berada di kawasan Senayan pun masih belum diperbolehlan masuk ke depan gedung DPR. Jalan menuju Gedung DPR diblokade dengan kawat berduri dan dikawal ratusan petugas gabungan. Kini para mahasiswa melakulan orasi di Jalan Gerbang Pemuda, tepat di depan kantor TVRI.
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti