Menuju konten utama
Pendidikan Ekonomi

Dampak Negatif Perdagangan Internasional dan Upaya Mengatasinya

Dampak negatif perdagangan internasional dan upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.

Dampak Negatif Perdagangan Internasional dan Upaya Mengatasinya
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Terminal JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (21/7/2022).ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.

tirto.id - Berlangsungnya kegiatan perdagangan internasional adalah untuk memenuhi kebutuhan suatu negara akan barang atau jasa yang tidak dapat dihasilkan di dalam negeri karena faktor-faktor tertentu.

Dikutip dari penjelasan di buku Perdagangan Internasional (2018) karya Wahono Diphayana, perdagangan internasional juga dapat didefinisikan sebagai transaksi bisnis antara pihak-pihak dari lebih satu negara.

Contoh transaksi bisnis itu adalah ekspor-impor produk, pembelian bahan baku dari luar negeri, hingga investasi di negara lain.

Kegiatan perdagangan internasional bisa dilakukan penduduk suatu negara dengan warga negara lain, individu-individu berlainan negara, individu dengan pemerintah negara lain, atau pemerintah satu negara dengan negara lain.

Berdasarkan negara partisipannya, perdagangan internasional dibagi menjadi tiga jenis, antara lain perdagangan bilateral, regional, dan multilateral.

Selain itu, dalam Modul Ekonomi SMA Kelas XI terbitan Kemendikbud tahun 2020, disebutkan bahwa perdagangan internasional merupakan suatu kegiatan perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.

Dampak Negatif Perdagangan Internasional

Di samping memberikan banyak manfaat, perdagangan internasional ternyata juga memberikan dampak negatif bagi aktivitas ekonomi suatu negara.

Sejumlah dampak negatif dari perdagangan internasional adalah sebagai berikut.

1. Produk dalam negeri semakin menurun

Adanya perdagangan internasional ini akan turut menimbulkan persaingan industri antar-negara.

Apabila industri di suatu negara memiliki kualitas produksi barang yang rendah dan harga yang relatif mahal dibandingkan dengan negara lainnya, maka negara tersebut akan mengalami penurunan jumlah permintaan. Ini karena konsumen cenderung mencari barang dengan kualitas bagus dan harga yang terjangkau.

2. Ketergantungan terhadap negara-negara maju

Dari sisi produksi barang, negara berkembang dan miskin memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap negara maju dalam faktor produksi, khususnya yang berkaitan dengan teknologi.

Sedangkan dari sisi konsumsi barang, pengembangan barang elektronik serta otomotif sampai saat ini makin dikuasai oleh negara-negara maju. Akibatnya, negara miskin dan berkembang mayoritas masih sebagai konsumen saja.

3. Industri kecil kesulitan untuk bersaing

Keterbatasan modal sering kali jadi hambatan bagi industri-industri kecil untuk mengembangkan diri.

Aktivitas perdagangan internasional berpotensi semakin membatasi ruang gerak industri kecil karena harus bersaing dengan industri nasional maupun multinasional yang memiliki modal lebih besar.

4. Persaingan tidak sehat

Langkah pemerintah suatu negara untuk memenangkan persaingan di perdagangan internasional, dengan membuat sejumlah kebijakan seperti dumping dan praktik tarif impor, adalah tidak tepat.

Strategi itu merusak esensi dari perdagangan internasional yang seharusnya didasarkan kepada prinsip persaingan usaha yang sehat.

Upaya Mengatasi Dampak Negatif Perdagangan Internasional

Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif dari adanya kegiatan perdagangan internasional.

  1. Memberlakukan sistem kebijakan perdagangan internasional
  2. Memberlakukan efisiensi terhadap pengolahan sumber ekonomi negara
  3. Melakukan pengembangan terhadap IPTEK
  4. Memberikan perhatian khusus terhadap industri dalam negeri dengan pemberian subsidi

Baca juga artikel terkait PERDAGANGAN INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Ai'dah Husnala Luthfiyyah Ans

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ai'dah Husnala Luthfiyyah Ans
Penulis: Ai'dah Husnala Luthfiyyah Ans
Editor: Dhita Koesno