tirto.id - Kekeringan dan krisis air sedang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Peristiwa itu terjadi karena fenomena pemanasan SML (Suhu Muka Laut) di atas kondisi normal.
SML ini berdampak pada kurangnya curah hujan di Indonesia. Menurut BMKG, fenomena SML ini disebut dengan El Nino, sebuah kondisi yang memicu terjadinya kekeringan dan krisis air di wilayah Indonesia.
Menukil laporan Antara News, Kepala BPBD Lebak Febby Rizky Pratama mengungkapkan EL Nino ini akan terjadi selama beberapa bulan ke depan.
“Puncaknya itu biasa terjadi pada Juni, Juli, Agustus, dan kembali normal biasanya Oktober lalu November ketika hujan mulai turun kembali,” kata Febby.
Wilayah yang Alami Krisis Air dan Kekeringan
Adapun sejumlah wilayah di Indonesia yang mengalami krisis air dan kekeringan, berikut sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:
- Bogor, Jawa Barat
Penyebabnya adalah dalam beberapa waktu terakhir curah hujan berkurang di wilayah hulu sungai, sehingga menyebabkan kekeringan.
- Sukabumi, Jawa Barat
Kekeringan itu akan mengakibatkan mayoritas lahan pertanian, khususnya sawah, terancam gagal panen.
- Papua Tengah
Kekeringan tersebut mengakibatkan gagal panen dan menyebabkan enam orang meninggal dunia. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, gagal panen membuat warga kesulitan mendapatkan bahan makanan sejak 3 Juni 2023.
“Kekeringan itu juga menyebabkan warga setempat kesulitan mendapatkan air bersih hingga mengakibatkan enam warga yang meliputi lima orang dewasa dan seorang bayi meninggal dunia. Diduga dikarenakan diare dan dehidrasi,” kata Abdul mengutip Antara News.
- Lebak, Banten
Kekeringan melanda empat kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten. Penyebabnya musim kemarau panjang dan fenomena El Nino.
Melansir Antara News, Kepala BPBD Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan ada 18 desa di 8 kecamatan yang berpotensi mengalami kekeringan.
“Dari minggu lalu, sudah ada empat kecamatan yang melapor mengalami kekeringan," kata Febby.
- Kupang, Nusa Tenggara Timur
Kekeringan dan krisis air juga terjadi di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Warga mengeluhkan kurangnya pasokan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menurut Kepala Ombudsman RI (ORI) Perwakilan Provinsi NTT Darius Beda Daton, warga melaporkan ke ORI, bahwa PDAM di Kupang masih minim menyuplai air bersih.
Pasokan air hanya kurang lebih satu kali dalam seminggu. Sehingga dengan minimnya pasokan tersebut, warga kekurangan air untuk kebutuhan sehari-hari.