tirto.id - Alergi disebabkan oleh reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap zat yang tidak berbahaya, seperti bulu binatang atau serbuk sari.
Seperti halnya obat alergi, beberapa suplemen dapat membantu mengurangi reaksi kimia yang menghasilkan gejala alergi.
Penderita alergi mungkin merasa lega dengan menggunakan ekstrak dari tumbuhan alami dan antihistamin yang merupakan jenis obat yang digunakan untuk mengobati alergi.
Antihistamin adalah zat yang menghambat aktivitas histamin dalam tubuh.
Histamine sendiri merupakan protein yang memicu gejala alergi seperti, bersin, mata gatal dan tenggorokan gatal.
Obat bebas dan resep antihistamin efektif untuk menghilangkan gejala, tetapi dapat juga dapat menyebabkan efek samping seperti, mengantuk dan mual. Akibatnya, beberapa orang ingin mencoba menggunakan alternatif alami.
Berikut lima antihistamin alami sebagaimana melansir dari Medical News Today.
1. Vitamin C
Vitamin C meningkatkan sistem kekebalan tubuh, ini juga bertindak sebagai antihistamin alami.
Menurut sebuah studi pada tahun 2018 teantang vitamin C dalam pengobatan alergi, stres oksidatif berperan penting dalam penyakit alergi oleh sebab itu vitamin C adalah antioksidan yang kuat dan anti inflamasi.
Selain itu, vitamin C juga dapat digunakan sebagai pengobatan untuk alergi.
Para peneliti juga mengamati bahwa dosis tinggi vitamin C intravena mengurangi gejala alergi.
Mereka juga melaporkan bahwa kekurangan vitamin C dapat menyebabkan penyakit terkait alergi.
Studi lain pada tahun 2000 menyarankan untuk mengonsumsi 2 gram vitamin C setiap hari sebagai antihistamin.
Anda bisa mendapatkan vitamin dengan mengonsumsi buah dan sayuran segar, seperti:
- Paprika
- Brokoli
- Melon
- Kol bunga
- Buah sitrus
- Buah kiwi
- Stroberi
- Tomat dan jus tomat
- Labu
2. Butterbur
Butterbur adalah tanaman dari semak yang tumbuh di Asia, Eropa dan beberapa negara bagian Amerika Utara.
Orang sering menggunakan butterbur untuk mengobati migran dan demam, juag dikenal sebagai rhinitis alergi.
Menurut Pusat Nasional untuk Kesehatan Perlengkap dan Integratif (NCCIH), butterbur memiliki efek antihistamin.
Sebuah studi pernah meninjau pada tahun 2007 terhadap 16 dan menguji coba secara acak.
Kemudian 10 produk herbal menunjukkan bahwa butterbur bisa menjadi pengobatan herbal yang efektif untuk demam.
Dari penemuan tersebut menyarankan bahwa butterbur lebih baik daripada placebo atau seefektif obat antihistamin untuk menghilangkan gejala alergi.
Meskipun butterbur efektif mengobati alergi namun, memiliki efek samping seperti:
- Diare
- Kantuk
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Mata gatal
Ektrak butterbur yang masih mentaha mengandung senyawa tertentu yang disebut alkaloid yang dapat menyebabkan kerusakan hati dan kanker. Namun, belum ada penelitian yang meneliti efek jangka panjang dari penggunaan produk ini.
3. Bromelain
Jus nanas mengandung enzim bromelain anti inflamasi. Bromelain adalah enzim yang ditemukan dalam jus nanas dan tersedia sebagai suplemen.
Bromelain merupakan obat alami populer untuk pembengkakan atau peradangan, terutama pada sinus dan setelah cedera atau operasi.
Penelitian dilakukan dengan uji coba pada tikus menunjukkan bahwa bromelain dapat mengurangi sensitisasi alergi dan penyakit alergi saluran napas berkat sifat anti inflamasi dan anti alergi.
Bagi sebagian orang mengonsumsi suplementasi bromelain oral dapat menyebabkan reaksi yang kurang bagus untuk kesehatan seperti:
- Perubahan menstruasi
- Gangguan pencernaan
- Detak jantung meningkat
- Orang yang alergi terhadap nanas harus menghindari bromelain
4. Probiotik
Probiotik adalah mikroorganisme yang mungkin menawarkan manfaat kesehatan dengan membantu tubuh menjaga keseimbangan bakteri usus.
Probiotik dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh seseorang yang dapat membantu tubuh melawan alergi.
National Center for Complementary and Integratif (NCCIH) menjelaskan bahwa bukti untuk probiotik beragam dan beberapa probiotik dapat membantu sementara yang lainnya tidak.
5. Quercetin
Quercetin adalah antioksidan flavonoid yang ditemukan di banyak tanaman dan makanan. Penelitian menunjukkan bahwa menambahkan quercetin ke dalam makanan dapat membantu meredakan gejala alergi.
Penelitian mengungkapkan bahwa quercetin dapat memiliki sifat anti alergi dan antihistamin. Penelitian sebelumnya pernah dilakukan pada hewan para peneliti menemukan bahwa quercetin dapat mengurangi efek pernafasan alergi pada tikus dengan menurunkan peradangan saluran napas.
Namun, bukti efektivitasnya beragam dan menurut NCCIH tidak cukup bukti untuk menunjukkan bahwa quercetin dapat meredakan rhinitis alergi.
Quercetin dapat Anda temukan dalam makanan dan herbal seperti:
- Apel
- Beri
- Teh hitam
- Brokoli
- Teh soba
- Anggur
- Ginkgo biloba
- Teh hijau
- Paprika
- Bawang merah
- Anggur merah
Namun, mengonsuksi suplemen quecetin akan bekerja lebih baik dalam pengobatan alergi daripada mengonsumsi makanan yang mengandungnya. Ini karena makanan mengandung kadar flavonoid yang jauh lebih rendah.
Quercetin umumnya aman digunakan oleh banyak orang. Namun efek samping dapat mengakibatkan sakit kepala dan kesemutan pada lengan dan kaki. Dosis yang sangat tinggi terutama jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Obat Alergi dari bahn kimia melansir dari Mayoclinic.
Pil dan Liquids
Antihistamin oral, tersedia bebas atau bisa Anda dapatkan dengan resep dokter. Dapat mencegah hidung berair, mata gatal, atau berair, bengkak dan tanda-tanda atau gejala alergi lainnya.
Karena beberapa dari obat-obatan ini dapat menyebabkan kantuk dan kelelahan. Antihistamin yang sering menyebabkan kantuk meliputi:
- Diphenhydramine
- Chlorpheniramine
Antihistamin ini sangat kecil kemungkinan menyebabkan kantuk:
- Cetirizine (Alergi Zyrtec)
- Desloratadine (Clarinex)
- Fexofenadine (Allegra Alergi)
- Levocetirizine (Xyzal)
- Loratadine (Alavert, Claritin)
Semprotan Hidung
Semprotan antihistamin membantu meringankan saat bersin, hidung gatal atau pilek, hidung tersumbat dan tetesan postnasal.
Semprotan hidung ini memiliki efek samping seperti rasa pahit, kantuk atau kelelahan. Obat semprot hidung antihistamin termasuk:
- Azelatine (Astelin, Astepro)
- Olopatadine (Patanase)
Obat Tetes Mata
Obat tetes mata antihistamin, tersedia bebas atau dengan resep dokter dapat meredakan gatal, merah dan bengkak. Obat tetes ini mungkin memiliki kombinasi antihistamin dan obat-obatan lainnya.
Efek samping yang akan dialami seperti sakit kepala dan mata terasa kering. Jika antihistamin tetes terasa menyengat atau terbakar, simpan dikulkas atau gunakan tetesan bauatan sebelum sebelum Anda gunakan obat tetes.
Contohnya termasuk:
- Azelastine (optivar)
- Ketotifen (Alaway)
- Olopatadine (pataday, patanol, paseo)
- Pheniramine (Visine-A, Opcon-A lainnya)
Dekongestan
Dekongestan digunakan untuk meredakan hidung dan sinus. Obat ini menyebabkan insomnia, sakit kepala, peningkatan tekanan daran dan meningkatkan emosional.
Jenis obat ini tidak direkomendasikan untuk wanita hamil atau untuk orang yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, glukoma atau hipertiroidisme.
Obat alergi yang mengandung dekongestan dan antihistamin, contohnya seperti:
- Cetirizine dan pseudoephedrine (Zyrtec-D)
- Desloratadine dan pseudoephedrine (Clarinex-D)
- Fexofenadine dan pseudoephedrine (Allegra-D)
- Loratadine dan pseudoephedrine (Claritin –D)
Semprotan dan tetes dekongestan
Meringankan hidung tersumbat dan sinus jika digunakan hanya untuk waktu yang singkat.
Penggunaan berulang obat-obatan ini selama lebih dari tiga hari berturut-turut dapat menghasilkan siklus tidak beratur atau bahkan memburuk. Contohnya termasuk:
- Oxymetazoline (afrin, Dristan)
- Tetrahydrozoline (Tyzine)
Kortikosteroid
Kortikosteroid meredakan gejala dengan menekan peradangan terkait alergi.
Kartikosteroid mencegah dan meredakan hidung tersumbat, bersin, dan pilek. Efek sampingnya dapat mencakup bau atau rasa yang tidak menyenangkan, iritasi hidung dan mimisan. Contohnya termasuk:
- Fluticasone furoate (Flonase sensimist, Veramyst)
- Fluticasone propionate (Flonase Allergy Relief)
- Mometason (Nasonex)
Inhaler
Kartikosteroid onhalasi sering digunakan setiap hari sebagai bagian dari pengobatan untuk asma yang disebabkan atau dipersulit oleh reaksi terhadap pemicu alergi udara (alargen).
Efek samping umumnya ringan dan dapat termasuk iritasi mulut dan tenggorokan serta infeksi ragi mulut.
Penulis: Wulan Astari
Editor: Yandri Daniel Damaledo