tirto.id - Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912 oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis.
Dalam organisasi ini, terdapat istilah Muktamar Muhammadiyah sebagai forum musyawarah tertingginya.
Berdasarkan ungkapan di situs Kemuhammadiyahan, kini Muhammadiyah bukan sekadar organisasi.
Akan tetapi, diklaim sebagai gerakan atau paham ajaran agama Islam yang memiliki pengaruh terhadap Indonesia.
Menanggapi hal ini, situs Muhammadiyah menganggap organisasinya sebagai wujud Islam modernis.
Mulanya, dilatarbelakangi oleh Kyai Ahmad Dahlan yang pergi ke Makkah untuk menunaikan haji. Di tempat tersebut, ia memperoleh pengetahuan baru terkait ajaran Islam sehingga ingin menanamkan pembaharuan.
Pada 18 November 1912, organisasi Islam ini resmi berdiri. Nama “Muhammadiyah” diambil sebagai julukan organisasi lantaran memiliki arti “pengikut Nabi Muhammad”.
Dengan begitu, organisasi ini hadir sebagai penghubung anggota dengan jejak serta ajaran Nabi Muhammad.
Lebih dari itu, ajaran yang dianut oleh organisasi isi berlandaskan ajaran Nabi Muhammad SAW. Tujuannya, demi bisa memahami serta menjalani aturan Islam yang telah dicontohkan nabi semasa hidupnya.
Daftar Muktamar Muhammadiyah: 1912-2022
Dalam organisasi Muhammadiyah, terdapat istilah forum musyawarah yang disebut Mu’tamar atau Muktamar Muhammadiyah.
Terakhir kali, pelaksanaan diskusi diadakan pada 2015. Kala itu, musyawarah dilaksanakan di Makassar.
Seiring perkembangan waktu, istilah muktamar ini menyesuaikan dengan kondisi Indonesia.
Pada awalnya, disebut sebagai Algemene Vergardering (rapat umum), Jaarvergadering, Kongres, Kongres Seperempat Abad, Kongres Darurat, hingga berubah menjadi Muktamar Muhammadiyah pada 1950.
Terlepas dari istilahnya, situs Muhammadiyah menjelaskan bahwa musyawarah sudah diselenggarakan sejak pendirian pertama organisasi, tahun 1912. Mulai dari sana, forum musyawarah diadakan setiap tahun hingga 1941.
Khusus mulai 1912-1925, muktamar digelar di kota kelahiran Muhammadiyah, Yogyakarta. Kemudian, baru bergulir di kota-kota lain.
Sementara itu, mulai 1941-1950, rapat darurat dilaksanakan sebanyak dua kali.
Memasuki 1950an, musyawarah diadakan setiap tiga tahun sekali sampai tahun 1985.
Perubahan waktu pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah pun kembali berlaku mulai 1985. Sejak tahun tersebut hingga saat ini, forum musyawarah digelar setiap lima tahun sekali.
Saat ini, Muktamar sudah dilakukan sebanyak 47 kali (terakhir di Makassar pada 2015). Sementara itu, rencana pengadaan Muktamar Muhammadiyah ke-48 terpaksa ditunda lantaran wabah COVID-19.
Gelaran baru resmi akan diadakan pada 19-20 November 2022. Dalam acara tersebut, Presiden Joko Widodo akan berperan sebagai pembuka acaranya. Terkait lokasi, digelar di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah.
Pada intinya, forum yang dilaksanakan secara rutin ini akan membahas perihal kepengurusan pusat.
Selain itu, dibahas juga mengenai susunan program kerja lima tahun ke depan sebelum muktamar selanjutnya diselenggarakan.
Berikut ini daftar lengkap Muktamar Muhammadiyah mulai tahun 1912-2022.
Pelaksanaan | Tahun Penyelenggaraan | Lokasi |
Muktamar ke-1 | 1912 | Yogyakarta |
Muktamar ke-2 | 1913 | Yogyakarta |
Muktamar ke-3 | 1914 | Yogyakarta |
Muktamar ke-4 | 1915 | Yogyakarta |
Muktamar ke-5 | 1916 | Yogyakarta |
Muktamar ke-6 | 1917 | Yogyakarta |
Muktamar ke-7 | 1918 | Yogyakarta |
Muktamar ke-8 | 1919 | Yogyakarta |
Muktamar ke-9 | 1920 | Yogyakarta |
Muktamar ke-10 | 1921 | Yogyakarta |
Muktamar ke-11 | 1922 | Yogyakarta |
Muktamar ke-12 | 1923 | Yogyakarta |
Muktamar ke-13 | 1924 | Yogyakarta |
Muktamar ke-14 | 1925 | Yogyakarta |
Muktamar ke-15 | 1926 | Surabaya |
Muktamar ke-16 | 1927 | Pekalongan |
Muktamar ke-17 | 1928 | Yogyakarta |
Muktamar ke-18 | 1929 | Surakarta |
Muktamar ke-19 | 1930 | Minangkabau Bukittinggi |
Muktamar ke-20 | 1931 | Yogyakarta |
Muktamar ke-21 | 1932 | Makassar |
Muktamar ke-22 | 1933 | Semarang |
Muktamar ke-23 | 1934 | Yogyakarta |
Muktamar ke-24 | 1935 | Banjarmasin |
Muktamar ke-25 | 1936 | Jakarta |
Muktamar ke-26 | 1937 | Yogyakarta |
Muktamar ke-27 | 1938 | Malang |
Muktamar ke-28 | 1939 | Medan |
Muktamar ke-29 | 1940 | Yogyakarta |
Muktamar ke-30 | 1941 | Purworejo |
Muktamar Darurat | 1944 | Yogyakarta |
Muktamar Darurat | 1946 | Yogyakarta |
Muktamar ke-31 | 1950 | Yogyakarta |
Muktamar ke-32 | 1953 | Purwokerto |
Muktamar ke-33 | 1956 | Palembang |
Muktamar ke-34 | 1959 | Yogyakarta |
Muktamar ke-35 | 1962 | Jakarta |
Muktamar ke-36 | 1965 | Bandung |
Muktamar ke-37 | 1968 | Yogyakarta |
Muktamar ke-38 | 1971 | Ujung Pandang |
Muktamar ke-39 | 1975 | Padang |
Muktamar ke-40 | 1978 | Surabaya |
Muktamar ke-41 | 1985 | Surakarta |
Muktamar ke-42 | 1990 | Yogyakarta |
Muktamar ke-43 | 1995 | Aceh |
Muktamar ke-44 | 2000 | Jakarta |
Muktamar ke-45 | 2005 | Malang |
Muktamar ke-46 | 2010 | Yogyakarta |
Muktamar ke-47 | 2015 | Makassar |
Muktamar ke-48 | 2022 | Solo |
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno