Menuju konten utama
Ramadhan 2022

Daftar Amalan Bulan Ramadhan: Sahur, Buka Puasa, hingga Tarawih

Daftar amalan bulan Ramadhan mulai dari sahur, buka puasa, hingga salat tarawih.

Daftar Amalan Bulan Ramadhan: Sahur, Buka Puasa, hingga Tarawih
Umat Islam melaksanakan iktikaf melaksanakan shalat sunah saat iktikaf Ramadhan di Masjid Al-Makmur, Banda Aceh, Aceh, Selasa (4/5/2021). ANTARA FOTO / Irwansyah Putra/aww.

tirto.id - Bulan Ramadhan merupakan salah satu bulan yang paling mulia. Bahkan, ada suatu malam dalam bulan Ramadan yang lebih baik daripada seribu bulan.

Perintah untuk menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan bisa diketahui melalui surah Surah Al-Baqarah ayat 183.

"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan bagimu ibadah puasa, sebagaimana diwajibkan bagi orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa…".

Puasa selama bulan Ramadhan diselenggarakan sebanyak 29 atau 30 hari menurut kalender Hijriah.

Jika tidak terlihat hilal pada malam hari ke-29, maka Ramadhan akan berlangsung 30 hari. Puasa cukup 29 hari saja andai hilal sudah tampak.

Selain puasa yang sudah menjadi ketentuan dalam syariat Islam, juga terdapat beberapa amalan lainnya yang bersifat sunah.

Artinya, hal ini bisa dilakukan untuk menambah pahala di bulan ramadhan meskipun tidak menimbulkan dosa jika meninggalkannya

Berikut adalah beberapa amalan sunah yang dapat dilakukan selama Ramadhan:

1. Sahur

Dalam sebuah hadis, dituturkan bahwa, "Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan," (HR al-Bukhari).

Makan sahur dapat dilakukan sebelum memulai rangkaian puasa. Waktu yang paling utama ialah diakhirnya asal tidak sampai pada saat menjelang terbit fajar.

Melalui hadis versi lain, Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda: "Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka," (HR Ahmad).

2. Buka

Jika sahur sebaiknya diakhirkan, tidak demikian dengan berbuka. Untuk membatalkan puasa yang sudah diselenggarakan pada hari tersebut, maka disunahkan segera berbuka.

Sama halnya dengan sahur, berbuka juga tidak perlu dengan langsung makan besar. Salah satu yang dianjurkan adalah memakan kurma atau meminum air.

"Jika salah seorang berpuasa, hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma, maka dengan air. Sebab, air itu menyucikan," (HR Abu Dawud).

3. Tarawih

Salah satu amalan sunah lain selama bulan Ramadhan ialah Qiyamul-Lail atau salat tarawih. Salat sunah ini dapat digelar sebanyak 8 rakaat atau 20 rakaat kemudian ditutup dengan tiga rakaat salat witir.

Terkait salat tersebut, Rasulullah SAW juga pernah bersabda: "Barangsiapa mengerjakan (shalat) qiyami Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu," [HR. Al-Bukhari dan Muslim].

4. Sedekah

Sedekah merupakan amalan sunah yang bisa diperbanyak selama memasuki bulan Ramadhan. Memberikan sedekah bisa dilakukan terhadap keluarga sendiri, kerabatnya, atau para tetangga.

Menurut sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya sedekah kepada umatnya selama bulan Ramadhan ini .

"Siapa saja yang memberi makanan berbuka kepada seorang yang berpuasa, maka dicatat baginya pahala seperti orang puasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut,” (HR Ahmad).

Kemudian ditambahkan dari Ibnu Abbas RA. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: "Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, apalagi pada bulan Ramadhan, ketika ditemui oleh Malaikat Jibril pada setiap malam pada bulan Ramadhan, dan mengajaknya membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Ketika ditemui Jibril, Rasulullah adalah lebih dermawan daripada angin yang ditiupkan," [Muttafaq ‘Alaih].

5. Iktikaf

Amalan berikutnya selama bulan ramadhan ialah iktikaf. Iktikaf merupakan jenis ibadah yang dilakukan dengan cara berdiam diri beberapa waktu di dalam masjid dengan tujuan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Iktikaf dianjurkan untuk dikerjakan selama sebulan penuh saat Ramadhan. Andai tidak mampu, bisa dilakukan selama 10 malam terakhir di bulan Ramadhan tersebut.

Dari Ibnu Umar RA. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: "Rasulullah SAW selalu beri‘tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadhan," [Muttafaq ‘Alaih].

Pasalnya, terdapat kemuliaan dalam 10 malam terakhir itu. Yakni diturunkannya Al-Qur'an ke muka bumi ini. Melalui surah Al-Qadr ayat 1-3, Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan,".

Selain beberapa amalan sunah di atas, sejumlah amalan lainnya juga bisa dilakukan guna mengisi bulan Ramadhan.

Di antaranya ialah menahan lisan dari perkara yang tidak berguna, seperti berbohong, atau menahan diri dari segala perbuatan yang tidak sesuai dengan tujuan utama berpuasa.

Mengkhatamkan Al-Quran atau membaca hingga selesai selama bulan Ramadhan juga termasuk dalam amalan yang bisa dilakukan. Setidaknya dapat khatam Al-Quran sekali saja dalam bulan ramadhan tersebut.

Bahkan, Imam Syafi‘i disebut-sebut pernah mengkhatamkan Al-Quran hingga sebanyak 60 kali dan hal ini bisa menjadi motivasi tersendiri untuk semakin giat dalam membawa Al-Quran.

Doa sebelum atau sesudah berbuka juga dapat dilakukan dan bisa menjadi amalan lain. Ada versi pendek dan panjang untuk doa tersebut.

Dalam versi pendek ialah:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Artinya: "Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, berkat rahmat-Mu, wahai Dzat yang maha penyayang di antara para penyayang,".

Sementara versi panjangnya adalah sebagai berikut ini:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلَتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ اِغْفِرْ لِي اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ

Artinya: "Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, hanya kepada-Mu aku bertawakal. Sungguh, rasa haus sudah sirna, urat-urat sudah basah, dan balasan sudah tetap, insya Allah. Wahai Dzat yang maha luas karunia-Nya, ampunilah aku. Segala puji hanya milik Allah Dzat yang telah memberiku petunjuk, hingga aku kuat berpuasa. Lalu Dia memberiku rezeki, hingga aku bisa berbuka,".

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2022 atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dhita Koesno