tirto.id - Imunisasi merupakan proses pemberian vaksin pada tubuh seseorang, khususnya anak, untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit berbahaya yang bisa menyebabkan cacat atau bahkan kematian.
Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), anak rentan terkena penyakit karena kekebalan tubuh yang masih begitu lemah. Sehingga, mereka merekomendasikan untuk pemberian vaksin atau imunisasi sebelum anak berusia dua tahun.
Semua jenis imunisasi, memiliki jadwal dan waktu yang telah ditentukan. Hal ini tentu jangan sampai dilewatkan oleh para orangtua, agar tubuh anak dapat menghasilkan sistem kekebalan hingga mereka dewasa.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi (PDF), disebutkan bahwa ada lima jenis imunisasi wajib yang harus diperoleh anak sejak mereka bayi.
Lima jenis imunisasi wajib ini diberikan sesuai usia anak dan jadwal yang telah ditetapkan oleh pemerintah, serta tentunya berdasarkan pertimbangan dokter.
Berikut ini lima jenis imunisasi yang wajib diberikan kepada anak:
1. Imunisasi hepatitis B
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis B. Pemberian vaksin hepatitis B dilakukan sebanyak tiga kali.
Imunisasi hepatitis B yang pertama, diberikan pada bayi yang baru lahir. Selanjutnya, untuk dosis kedua pada saat bayi usia 1-2 bulan.
Sedangkan untuk dosis ketiga, dilakukan saat bayi usia 6-18 bulan dengan pemberian dosis 0,5 cc. Adapun imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk memberikan sistem kekebalan tubuh dan melindunginya terhadap virus hepatitis B.
Jika tidak dilakukan, hepatitis B dapat menyebabkan infeksi organ hati yang menimbulkan penyakit kronis, di antaranya kanker hati dan sirosis hati.
Maka dari itu, orangtua yang mempunyai bayi dianjurkan untuk melakukan imunisasi hepatitis B agar terhindar dari penyakit tersebut.
Sedangkan efek samping setelah melakukan imunisasi hepatitis B, akan muncul reaksi seperti demam ringan dan bengkak pada bagian kulit bekas suntikan.
2. Imunisasi polio
Imunisasi polio yaitu imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit polio. Penyakit ini termasuk penyakit yang berbahaya dan dapat menular.
Tahapan imunisasi polio dilakukan pada bayi baru lahir, kemudian saat berusia 2 bulan, dilanjukan saat ia sudah berusia 4 bulan, dilanjutkan saat si Kecil berusia 6 bulan, dan yang terakhir saat bayi berusia 18-24 bulan.
Adapun imunisasi yang satu ini dapat diulang saat anak sudah berusia 5-6 tahun. Manfaat imunisasi polio salah satunya untuk memberikan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan kecacatan.
3. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit tuberculosis. Pemberian imunisasi BCG diberikan pada bayi sebelum usia 3 bulan dengan dosis sebanyak 1 kali seumur hidup.
Adapun mamfaat imunisasi BCG yaitu untuk mendapatkan sistem kekebalan tubuh dan memberikan perlindungan terhadap penyakit tuberculosis atau TBC.
Penyakit TBC jenis penyakit yang mudah menular sehingga bayi mudah terkena penyakit tersebut karena bayi belum memiliki sistem imun yang kuat.
Sedangkan untuk efek samping setelah imunisasi BCG yaitu muncul reaksi seperti demam ringan dan sakit dibagian tubuh bekas suntikan. Namun reaksi ini hanya berlangsung selama 1 atau 2 hari dan akan sembuh sendiri.
4. Imunisasi DPT
Tahapan pemberian imunisasi DPT dilakukan saat bayi berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 18 bulan. Kemudian akan diulang saat usia 5-12 tahun.
Imunisasi DPT sangat penting, karena dapat mencegah terjadinya 3 jenis penyakit sekaligus, di antaranya difteri, pertusis dan tetanus.
Sedangkan efek samping imunisasi DPT sama hal nya dengan imunisasi lain, yakni hanya menimbulkan demam dan bengkak pada bagian kulit bekas suntikan.
5. Imunisasi campak
Imunisasi campak diberikan saat bayi berusia 9 bulan dan bermanfaat dalam memberikan perlindungan terhadap penyakit campak.
Biasanya penyakit campak akan menyebabkan batuk, pilek, sakit tenggorokan, sulit bernapas, bintik-bintik merah pada bagian kulit, bahkan penyakit ini dapat menyebabkan kematian.
Adapun efek samping imunisasi campak yaitu demam dan sakit pada bagian kulit bekas suntikan.
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Yulaika Ramadhani