Menuju konten utama

Cryotherapy, Senjata Alternatif Melawan Kanker

Cryo adalah salah satu pengobatan kanker yang paling aman, tapi tingkat efektivitas yang masih terus diuji. Di masa depan metode ini jadi salah satu harapan dunia medis.

Cryotherapy, Senjata Alternatif Melawan Kanker
Alat cryotherapy. FOTO/Groupon

tirto.id - Kebanyakan orang lebih mengenal istilah kemoterapi sebagai salah satu alternatif pengobatan kanker—salah satu penyakit yang masih belum ada obat hingga sekarang.

Kemoterapi biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel-sel kanker pada pasien. Cara kerjanya menyerang fase tertentu atau seluruh fase proses pembelahan mitosis pada sel-sel dalam tubuh yang bereplika cepat. Sayangnya, sel-sel itu bisa jadi bukan cuma sel-sel kanker. Membuat kemoterapi punya efek samping seperti kerontokan rambut, penurunan jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit, serta mual-mual hingga muntah. Sudah jadi rahasia umum, kalau pasien-pasien kemoterapi akan terlihat sangat kurus dan botak karena pengobatan satu ini.

Namun, yang tak banyak diketahui orang-orang adalah ada cara-cara lain yang juga dikembangkan dunia medis untuk mengatasi serangan ganas dari kanker. Bahkan cara yang umurnya lebih tua daripada kemoterapi. Ia bernama Cryotheraphy, biasa disingkat jadi Cryo.

Istilah Cryo kembali naik daun dibawa pesinetron Yana Zein, yang baru pulang dari Guangzhou, Cina. Sebelumnya ia sempat jadi kepala berita karena penyakit kanker payudaranya yang sudah stadium IV. Biaya pengobatan kanker yang tak murah bahkan sempat membuat anak-anaknya harus berhenti sekolah karena tak punya biaya. Hingga akhirnya, Yana mendapat bantuan dari sejumlah kawannya untuk terus berjuang melawan kanker.

Ahad lalu, 28 Mei 2017, Yana membawa kabar gembira tentang kankernya yang sudah sembuh 80 persen. Di Cina, ia diobati dengan Cryotheraphy, salah satu jenis teknologi kesehatan yang akan menghancurkan jaringan tidak normal menggunakan suhu dingin yang ekstrem dari nitrogen cair atau gas argon. Jauh sebelum kemoterapi ditemukan lalu digunakan untuk menyembuhkan kanker pada awal abad 20, Cryo telah lebih dulu hadir sebagai alternatif melawan kanker.

Dalam jurnal berjudul Cancer Cryotheraphy: Evolution in Biology, Dan Theodorescu menulis: penggunaan Cryotheraphy atau Cryosurgery pada kanker dimulai di Inggris pada 1850-an. Dokter yang pertama menggunakannya adalah James Arnott. Ia menggunakan larutan garam yang mengandung es-es yang dihancurkan untuk mengobati kanker lanjut di tempat-tempat yang mudah dijangkau seperti payudara dan serviks.

Temuan Arnott yang membekukan sel-sel kanker itu sampai suhu -18 derajat Celsius sampai -24 derajat Celsius, terbukti dapat memperpanjang umur pasien bahkan punya kemungkinan sembuh. Seperempat abad kemudian, teknologi pencairan gas-gas di atmosfer dikembangkan. Oksigen adalah gas pertama yang dicairkan dalam kuantitas sedikit, sampai ilmuan Inggris James Dewar mengembangkan tabung vakum sebagai wadah gas cair pada 1982.

Temuan-temuan itu akhirnya membantu Cryo jadi teknik pengobatan yang makin sempurna. Gas-gas cair itu punya titik beku yang lebih tinggi ketimbang garam yang digunakan Arnott pertama kali. Membuat Cryo akhirnya bisa benar-benar membekukan sel-sel kanker itu sampai titik -196 derajat Celsius, ketika menggunakan nitrogen.

Penelitian-penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan Cryo. Ia bahkan sempat terkenal sebagai teknik Cryogen, ketika pertama kali berhasil dikombinasikan dengan gas-gas cair itu. Pada pertengahan 1960-an, Cryo sebagai masa depan pengobatan kanker makin cerah, ketika Cryosurgery pada kanker prostat dikembangkan.

Namun pada 1970-an, Cryo sempat kembali diragukan karena penerapannya pada kanker prostat punya sejumlah efek: di antaranya komplikasi dan melemahkan fungsi kandung kemih.

Pada 1990-an, Cryo kembali ditengok ketika kekurangan-kekurangan metode ini kembali diperbaiki para ilmuan. Salah satunya dengan menggabungkan Cryo dengan teknologi Ultrasound.

Kini, Cryo bisa digunakan hampir di semua jenis kanker. Menurut cancer.gov, situs kesehatan khusus kanker di Amerika Serikat, penggunaan Cryo paling efektif terjadi pada retinoblastoma, kanker-kanker di tahap awal (terutama prostat), dan artinic keratosis, semacam daging tumbuh yang diindikasikan sebagai tumor jinak. Namun, sejumlah ilmuan mengembangkan Cryo pada jenis kanker lainnya, seperti kanker payudara, kanker ginjal, kanker usus, kanker kulit, dan lainnya.

Salah satu jenis kanker yang paling populer adalah kanker payudara, seperti yang diidap oleh Yana.

Infografik Cryotherapy

Angka pengidap kanker payudara salah satu yang paling tinggi. Di Amerika Serikat, satu dari delapan perempuan mengidap kanker jenis ini. Setiap tahunnya, sekitar 220 ribu perempuan diperkirakan mengidap kanker payudara dengan catatan sekitar 40 ribunya terancam mati. Setiap menit, setidaknya ada satu orang perempuan yang meninggal di Amerika Serikat karena penyakit ini. Membuatnya jadi pembunuh perempuan paling nomor dua paling banyak.

Selain menyerang perempuan, diperkirakan 1 dari seribu pria juga mengidap kanker payudara. Sementara setiap 19 detik, satu orang di dunia didiagnosis mengidapnya.

Sudah pasti tak ada orang yang ingin masuk dalam statistik tersebut, tapi perubahan zaman dan gaya hidup manusia menunjukkan fakta lain: bahwa jumlah pengidap kanker semakin tinggi tiap tahunnya. Kalau sudah begini, berjuang melawan kanker akan jadi perkara berat dan mahal bukan main.

Berbeda dengan kemoterapi yang punya dampak nyata seperti kebotakan, berkurangnya sel darah, dan dampaknya pada hormone, Cryo punya konsekuensi menyakitkan yang lebih kecil. Risiko untuk sakit, pendarahan, atau komplikasi lain sangat kecil. Daripada pengobatan lainnya, Cryo yang paling tidak invasif.

Ia juga dapat dilakukan berulang-ulang kali, dan dapat digabung dengan pengobatan lainnya seperti kemoterapi, terapi hormon, dan radiasi. Bagi orang-orang berumur atau yang mengidap penyakit tertentu sehingga dilarang untuk melakukan operasi, Cryo bisa jadi salah satu solusinya.

Namun, seperti kemoterapi dan metode lainnya, Cyro juga punya efek samping tergantung pada jenis kankernya. Misalnya, jika mengenai kelenjar prostat, Cyro bisa membuat seorang pria jadi impoten. Lebih dari itu, ketelitian sangat berperan penting dalam proses cryosurgery, sebab meleset sedikit saja, maka sel kanker yang tak ikut dibekukan dapat berdampak fatal: yaitu, kembali menyebarnya sel-sel ganas itu memakan tubuh kita dari dalam. Namun, apapun kelemahannya setidaknya Cryo bisa membuktikan sebagai alternatif bagi manusia untuk melawan kanker.

Baca juga artikel terkait KANKER atau tulisan lainnya dari Aulia Adam

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Aulia Adam
Penulis: Aulia Adam
Editor: Suhendra