tirto.id - Mahasiswa Universitas Terbuka (UT) akan menghadapi ujian TAP (Tugas Akhir Program). Ujian ini tersaji dengan skema mengerjakan soal-soal ujian.
Soal-soal ujian TAP UT umumnya berbentuk kasus-kasus. Nah, khusus untuk mahasiswa FKIP, seperti jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) soal-soalnya berupa kasus pembelajaran.
Contoh soal ujian TAP UT PGSD dan kunci jawaban dapat dijadikan referensi belajar sebelum menghadapi masa TAP. Mahasiswa bisa memperkirakan pola soal dan jawaban serta latihan manajemen waktu selama mengerjakan soal.
Lantas, bagaimana contoh soal ujian TAP UT PGSD dan kunci jawabannya? Artikel ini menyajikan contoh soal TAP UT PGSD lengkap dengan jawabannya.
Contoh Soal TAP UT PGSD Kasus Pembelajaran dan Kunci Jawaban

Contoh soal TAP UT PGSD dan kunci jawaban bisa dijadikan referensi belajar sebelum mengerjakan soal-soal TAP. Latihan soal dengan referensi contoh soal ini akan membantu mahasiswa lebih memahami pola soal dan jawabannya.
Berikut contoh soal ujian TAP UT PGSD dan kunci jawaban:
1. Kasus Pak Sanjaya
Pak Sanjaya adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di daerah pegunungan. Dalam mata pelajaran matematika tentang pecahan, Pak Sanjaya menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan memberi contoh di papan tulis. Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut:
-Pak Sanjaya: "Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan contoh berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi contoh ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 = 5/6. Jadi yang dijumlahnya adalah pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Mengerti anak-anak?" Anak-anak diam, mungkin mereka bingung.
-Pak Sanjaya: “Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini." Pak Sanjaya menulis 5 soal di papan tulis dan anak-anak mengeluarkan buku latihan. Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian besar anak ribut karena tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya beberapa anak yang tampak mengerjakan soal, yang lain hanya menulis soal, dan ada pula yang bertengkar dengan temannya.
Selama anak-anak mengerjakan, Pak Sanjaya duduk di depan kelas sambil membaca. Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Pak Sanjaya meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan tulis. Namun, karena jawaban itu salah, Pak Sanjaya lalu menuliskan semua jawaban di papan tulis.
Kemudian anak-anak diminta memeriksa pekerjaan temannya, dan mencocokkan dengan jawaban di papan tulis. Alangkah kecewanya Pak Sanjaya ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.
Pertanyaan Kasus A
1. Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak Sanjaya dalam kasus di atas. Berikan alasan mengapa itu anda anggap sebagai kelemahan. (skor 6).
2. Jika anda yang menjadi Pak Sanjaya, jelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan anda tempuh untuk mengajarkan pecahan dengan penyebut yang berbeda. Beri alasan mengapa langkah-langkah itu yang anda tempuh. (skor 15)
Jawaban
1. Tiga (3) kelemahan pembelajaran Pak Sanjaya adalah:
-Pak Sanjaya tidak menjelaskan bagaimana menyelesaikan soal secara bertahap, misalnya pada kasus tersebut tampak Pak Sanjaya sama sekali tidak menjelaskan bagaimana caranya untuk menyamakan penyebut bilangan pecahan. Penjelasannya terlalu singkat sehingga tidak jelas. Padahal penjelasan yang runtut, jelas dan logis selangkah demi selangkah diperlukan untuk membuat siswa mudah memahami penjumlahan pecahan tersebut.
-Pak Sanjaya tidak mengecek pemahaman siswanya dengan baik. Ia hanya menanyakan "Mengerti anak-anak?". Pertanyaan model ini tidak dapat mengecek pemahaman siswa. Seharusnya ia menanyakan langkah-langkah menjumlahkan pecahan secara langsung, misalnya dengan menanyakan, "Mengapa penyebut pada langkah penjumlahan pecahan itu diubah menjadi 4 dan 6?" dan sebagainya. Pertanyaan langsung mengarah ke materi pelajaran, bukan menanyakan apakah anak mengerti atau tidak saja.
-Pak Sanjaya tidak membimbing siswa, setelah memberikan 5 soal latihan, alih-alih berkeliling memberikan bantuan pada siswa yang membutuhkan, ia malah duduk di depan kelas (di kursinya) sambil membaca.
-Ketika salah seorang anak diminta menuliskan jawabannya di papan tulis, Pak Sanjaya tidak meminta tanggapan dari siswa lain. Hal ini merupakan sebuah kelemahan pembelajaran, padahal apabila Pak Sanjaya memanfaatkannya menjadi bahan diskusi dan kesempatan untuk menjelaskan kembali materi terkait soal tersebut maka pembelajaran akan dapat menjadi lebih baik.
2. Jika saya menjadi Pak Sanjaya, maka Langkah-langkah yang akan saya lakukan sebagai berikut:
KEGIATAN PENDAHULUAN
-Melakukan apersepsi
-Memberikan motivasi
-Menyampaikan tujuan pembelajaran
KEGIATAN INTI
-Memberikan sebuah contoh soal tentang penjumlahan pecahan yang memiliki penyebut yang berbeda, misal 1/4 + 1/2
-Menyajikan langkah-langkah demi langkah cara menyelesaikan contoh soal tersebut secara runtut, rinci, jelas, dan logis kepada siswa.
-Memberikan sebuah contoh soal lagi, misal 1/3 + 1/4
-Meminta siswa untuk berpartisipasi secara bergantian untuk menyelesaikan soal tersebut selangkah demi selangkah, sembari mengecek pemahaman setiap siswa.
-Membantu siswa yang mengalami kesulitan pada langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan soal tersebut.
-Memberi sebuah contoh soal lagi, misalnya 1/2 + 1/5.
-Kembali meminta siswa mengerjakan soal tersebut, kali ini secara berpasangan dengan teman sebangku mereka (teman yang duduk berdekatan) masing-masing.
-Meminta siswa mengecek hasil pekerjaan mereka dengan membandingkannya dengan hasil pekerjaan pasangan lainnya.
-Meminta mereka mendiskusikan apabila terdapat perbedaan jawaban, sembari guru memberikan bimbingan bila diperlukan.
-Memberikan soal latihan sebanyak 5 buah contoh soal untuk dikerjakan.
-Mengecek jawaban siswa dengan meminta beberapa orang menuliskan jawaban mereka masing-masing di papan tulis.
-Memfasilitasi diskusi kelas apabila terdapat perbedaan-perbedaan jawaban siswa.
PENUTUP
-Mengajak siswa merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah diikuti.
-Memberikan tugas rumah (PR) dan meminta siswa belajar untuk materi pada pertemuan berikutnya.

2. Kasus Bu Rahma
Bu Rahma mengajar di kelas 1 SD Sekarharum yang terletak di ibukota sebuah kecamatan. Suatu hari Bu Rahma mengajak anak-anak berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang banyak dijual di pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya dan menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak kelihatan gembira dan berlomba menyebutkan dan menuliskan sayur yang disukainya.
Saat akhir perbincangan Bu Rahma meminta seorang anak menuliskan nama sayur yang sudah disebutkan, sedangkan anak-anak lain mencocokkan pekerjaannya dengan tulisan di papan. Setelah selesai anak-anak diminta membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata yang ditulis di papan tulis.
-Bu Rahma:
"Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat dengan
kata-kata itu ya."
Anak-anak menjawab serentak: "Ya, Bu."
Kemudian Bu Rahma pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak. Karena tak seorangpun yang mulai bekerja, Bu Rahma kelihatan tidak sabar.
"Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." kata Bu Rahma dengan suara keras.
Anak-anak kelihatan bingung. Namun, Bu Rahma diam saja dan tetap duduk di kursinya. Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai mengantuk, dan sebagian mulai bermainmain. Mendengar suara gaduh, Bu Rahma dengan keras menyuruh anak-anak diam dan menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat yang akan dibacakan. Bu Rahma memanggil kembali dengan suara keras agar semua anak membuat kalimat.
Pertanyaan Kasus
1. Bandingkan suasana kelas yang diuraikan pada paragraf 1 dan paragraf selanjutnya, ditinjau dari segi guru, murid, dan kegiatan (skor 6).
2. Pendekatan pembelajaran mana yang sebaiknya diterapkan oleh Bu Rahma ketika mengajar tentang sayur-sayuran untuk anak-anak kelas 1? Berikan alasan, mengapa pendekatan tersebut yang anda anggap sesuai. (skor 3).
3. Kembangkan topik sayur-sayuran yang akan anda sajikan dengan pendekatan yang anda sebut pada nomor 2 (skor 5).
Jawaban
1. Pada Paragraf 1, tampak Bu Rahma dan semua siswa sangat menikmati pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini terlihat dari bagaimana Bu Rahma dengan bagusnya mengajak siswa-siswa tersebut untuk berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang dijual dipasar dan sayuran mana yang paling mereka sukai. Dengan baik sekali Bu Rahma melakukan pembelajaran di bagian awal.
Anak-anak pun dengan mudah mengikutinya dengan senang dan gembira. Berbeda dengan paragraf berikutnya, ketika Bu Rahma mulai meminta anak-anak kelas 1 itu untuk membuat kalimat dari kata-kata yang telah ditulis mereka di buku catatan masing-masing. Tentu saja pelajaran berikutnya ini lebih rumit dibanding sesi pertama yang hanya meminta mereka menuliskan sayuran yang disukai. Lebih-lebih anak-anak tidak diberikan contoh atau cara bagaimana membuat dan menulis kalimat yang berhubungan dengan sayur-sayuran tersebut, dan tanpa pembimbingan sama sekali. Anak-anak menjadi bingung, ribut, dan frustasi.
2. Pendekatan yang sebaiknya digunakan oleh Bu Rahma untuk anak-anak kelas 1 ini adalah pembelajaran terpadu (tematik), karena pemikiran anak-anak kelas 1 masih bersifat holistik. Selain itu pembelajaran tematik membuat siswa lebih aktif (terlibat aktif dalam pembelajaran), fleksibel dan sesuai dengan minat dan perkembangan siswa.
3. Apabila kita mengajarkan pembelajaran tematik di kelas 1 dengan tema sayur-sayuran, maka tema ini dapat dikembangkan untuk membelajarkan siswa pada berbagai mata pelajaran yang terkait dengan tema itu, misalnya: untuk mata pelajaran bahasa, siswa dapat diminta menuliskan jenis-jenis sayuran yang biasa mereka jumpai di pasar, untuk mata pelajaran IPA siswa dapat diajak untuk mengenal bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai sayuran seperti daun, batang, bunga, buah, atau umbi.
Pada mata pelajaran PKn misalnya, guru dapat mengajarkan perilaku jujur dalam kegiatan jual beli di pasar. Mata pelajaran Penjaskes, misalnya bahwa untuk tumbuh sehat, kita membutuhkan zat-zat bergizi berupa vitamin yang terdapat dalam sayur-sayuran yang kita konsumsi.
4. Pak Irwan mengajar di kelas 6 SD Terbuka. Suatu pagi, Pak Irwan masuk kelas dengan membawa sebuah globe. Perhatian anak-anak tertuju kepada globe tersebut Namun, Pak Irwan hanya meletakkan globe itu di depan kelas. Sesudah beliau mengucapkan salam dan menanyakan siapa yang tidak hadir, Pak Irwan sampaikan bahwa pembelajaran IPA hari ini akan membahas tata surya dengan topik terjadinya siang dan malam. Disampaikan olehnya pada akhir pembelajaran nanti, anak-anak diharapkan dapat menjelaskan tentang terjadinya siang dan malam.
Tanpa memberi kesempatan bertanya, Pak Irwan melanjutkan pertanyaan tentang terjadinya siang dan malam. Anak-anak melihat ke Pak Irwan dengan muka penuh tanda tanya. Dengan lancar Pak Irwan menjelaskan bahwa siang dan malam terjadi karena bumi berputar pada porosnya sendiri.
Anak-anak kelihatan mulai bosan, mereka seperti masih menunggu Pak Irwan menggunakan globe yang dipajang di depan kelas. Namun, sampai penjelasan berakhir, globe itu tidak pemah disentuh. Setelah penjelasan selesai, Pak Irwan memberi kesempatan kepada anak-anak untuk bertanya. Namun, tidak ada yang bertanya. Pak Irwan kemudian meminta anak-anak mengeluarkan buku latihan, dan mengerjakan soal yang terdiri dari 10 pertanyaan yang ditulis di papan tulis.
Ketika anak-anak mengerjakan, Pak Irwan keluar kelas. Anak-anak kelihatan bingung karena tidak mengerti bagaimana harus menjawab soal tersebut. Mereka akhirnya membuka buku IPA dan mencoba mencari jawabannya di sana. Namun, banyak anak yang malas membaca sehingga mereka sama sekali tidak menjawab.
Ketika Pak Irwan masuk kelas dan bertanya apakah anak-anak sudah selesai mengerjakan soal tersebut, beliau menjadi marah karena ternyata hanya 5 orang dari 30 orang anak yang selesai mengerjakan soal tersebut. Anak yang lima orang tersebut hanya menyalin dari buku IPA, tanpa meyakini apakah jawabannya benar atau salah, sedangkan anak-anak yang lain mengatakan tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut karena tidak mengerti.
Pak Irwan terdiam, ia sangat marah dan kecewa, tetapi mencoba menahan amarahnya. Beliau meminta anak-anak beristirahat. Pak Irwan tinggal sendiri di dalam kelas. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi di kelasnya.
-Pertanyaan:
1. Hal apa yang salah dari Pak Irwan sehingga dapat mengakibatkan timbulnya masalah.
2. Jika Anda yang menjadi Pak Irwan, bagaimana cara Anda mengatasi masalah gagalnya anak-anak menjawab pertanyaan Pak Irwan?
Susunlah satu rencana perbaikan melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Rencana tersebut mencakup:
-Identikasi masalah
-Analisis Masalah (maksimal 4 butir).
-Rumusan Masalah
-Tujuan Perbaikan.
-Langkah-langkah perbaikan
-Untuk langkah-langkah perbaikan, kembangkan prosedur pembelajaran yang ditempuh yang meliputi kegialan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Rambu Jawaban
1. Peristiwa penting yang dapat mengakibatkan timbulnya masalah.
-Pada awal pelajaran tidak ada tanya jawab tentang topik yang akan dibahas.
-Topik yang akan dibahas tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
-Tidak menggunakan alat peraga misalnya globe, Ketika menjelaskan hanya dipajang saja.
-Tidak memberi contoh atau ilustrasi.
-Tidak memeriksa pemahaman siswa setelah menjelaskan.
-Tidak memberikan petunjuk yang jelas ketika siswadiberi latihan
-Tidak melakukan pengelolaan kelas mlsalnya melakukan supervisi saat siswa mengerjakan latihan
2. Rencana Perbaikan
ldentikasi Masalah: Pembelajaran Pak Irwan kurang berhasil
Analisis Masalah
-Guru tidak menggunakan alat peraga
-Penjelasan terlampau abstrak
-Tidak ada tanya jawab, baik pada kegiatan awal, maupun kegiatan inti
1. Siswa hanya menjadi pendengar pasif
2. Topik tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
3. Tidak memeriksa pemahaman siswa
4. Tidak memberikan petunjuk sebelum siswa berlatih
5. Tidak memantau kegiatan yang dilakukan siswa Ketika berlatih
Rumusan Masalah
Bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik tata surya datam hal ini terjadinya siang dan malam melalui:
1. Penggunaan alat peraga, atau
2. Diskusi kelompok, atau
3. Metode demonstrasi, atau
4. Eksperimen
5. Tujuan Perbaikan
6. Meningkatkan kinerja guru sehingga meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik tata surya melalui:
1. Penggunaan alat peraga, atau
2. Diskusi kelompok, atau
3. Metode demonstrasi, atau
4. Eksperimen
5. Langkah Kegiatan Perbaikan
Kegiatan Awal:
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
3. Apersepsi: mengajukan pertanyaan, mengaitkan materi dengan pelajaran sebelumnya atau pengalaman siswa sehari-hari
4. Memberikan pre-tes
Kegiatan Inti:
1. Dengan bantuan anak, guru mendemonstrasikan terjadinya siang dan malam dengan menggunakan globe dan lampu senter.
2. Selama peragaan, guru melakukan tanya jawab (untuk mengonkretkan terjadinya siang dan malam, serta mengaktifkan anak)
Atau
1. Guru membagi siswa dalam kelompok dan menjelaskan yang harus dilaksanakan.
2. Secara berkelompok, anak-anak memperagakan terjadinya siang dan malam dengan menggunakan bola dan lampu senter yang dibawa oleh masing-masing kelompok (untuk memantapkan pemahaman siswa, atau melatih kerja sama.
3. Setiap kelompok memberi laporan tentang hasil kerja kelompoknya (untuk berbagi pengalaman dengan kelompok lain)
Kegiatan Penutup:
1. Memberikan tes tertulis dan membahas hasil tes dan memberikan balikan, atau
2. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dibahas, atau
3. Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman materi yang telah dibahas
Soal-soal TAP UT PGSD rata-rata berupa studi kasus. Pembahasan soal dan jawaban seperti yang dijelaskan di atas akan sangat membantu mahasiswa untuk terbiasa mengidentifikasi masalah dan mencari solusi dari contoh kasus. Dengan demikian, mahasiswa bisa lebih siap melalui masa TAP UT.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Nurul Azizah & Yulaika Ramadhani
Masuk tirto.id






































