Menuju konten utama

Contoh Soal Literasi PPG Prajabatan 2023 Tes Substantif-Jawaban

Contoh soal tes substantif PPG Prajabatan 2023 dan kunci jawabannya.

Contoh Soal Literasi PPG Prajabatan 2023 Tes Substantif-Jawaban
Pelaksanaan seleksi kompetensi CAT-UNBK PPPK Guru dari pelamar umum di SMPN 2 Kuta Utara Dalung, Badung. (ANTARA/HO-Pemkab Badung.)

tirto.id - Tes Substantif merupakan salah satu tes yang diujikan dalam seleksi PPG Prajabatan tahap 1 yang dijadwalkan pada 5-11 Juli 2023.

Dalam tes substantif terdapat beberapa poin yang diujikan yaitu kemampuan dasar literasi dan numerasi serta penguasaan konten bidang studi yang dipilih.

Bagi peserta yang dinyatakan lolos seleksi tahap 1 dapat mempersiapkan diri menghadapi tes substantif dengan cara berlatih soal-soal.

PPG Prajabatan merupakan pendidikan profesi untuk calon guru bagi lulusan sarjana terapan maupun diploma IV baik dari jurusan pendidikan maupun non pendidikan untuk mendapatkan sertifikat pendidik.

Contoh Soal Literasi Substantif PPG Prajabatan 2023 dan Jawabannya

Berikut kumpulan soal-soal tes substantif untuk bahan ajar peserta yang akan menghadapi tes PPG Prajabatan 2023 beserta jawabannya:

Di Negeri Amplop

A. Mustofa Bisri (Gus Mus)

Di negeri amplop

Aladin menyembunyikan lampu wasiatnya, malu

samson tersipu-sipu, rambut keramatnya ditutupi topi rapi-rapi

David Copperfield dan Houdini bersembunyi rendah diri

Entah andaikata Nabi Musa bersedia datang membawa tongkatnya

Amplop-amplop di negeri amplop

mengatur dengan teratur

hal-hal yang tak teratur menjadi teratur

hal-hal yang teratur menjadi tak teratur

memutuskan putusan yang tak putus

membatalkan putusan yang sudah putus

Amplop-amplop menguasai penguasa

dan mengendalikan orang-orang biasa

Amplop-amplop membeberkan dan menyembunyikan

mencairkan dan membekukan

mengganjal dan melicinkan

orang bicara bisa bisu

Orang alim bisa napsu

Orang sakti bisa mati

Di negeri amplop

amplop-amplop mengamplopi

apa saja dan siapa saja

1. Setelah membaca puisi Di negeri Amplop, bagaimana suasana hati yang digambarkan oleh penulis?

a. marah

b. bahagia

c. sedih

d. syahdu

e. optimis

jawaban: a

Legenda Danau Lipan

Negeri Muara Kaman diperintah oleh seorang ratu yang bernama Ratu Aji Bidara Putih. Sudah banyak raja, pangeran, dan bangsawan yang ingin mempersuntingnya, namun selalu ditolak.

Suatu hari, sebuah kapal besar dari negeri Tiongkok berlabuh di Muara Kaman. Kapal itu milik seorang pangeran kaya di Tiongkok. Tujuan kedatangannya adalah meminang Ratu Aji Bidara Putih.

Sang Pangeran membawa banyak cinderamata mewah dari emas. Semua itu untuk Ratu Aji Bidara Putih. Sambil memberikan cendera mata, mereka menyampaikan pinangan kepada Ratu Aji Bidara Putih.

Kali ini, sang Ratu tidak langsung menolak. Namun, ia meminta waktu untuk berpikir. Kemudian, para utusan kembali ke kapal. Setelah para utusan pergi, ia memanggil punggawa kepercayaannya.

"Paman, nanti malam selidikilah pangeran itu," perintah sang Ratu Malamnya, si Punggawa melaksanakan perintah sang Ratu. Ia menaiki kapal. Dengan waspada, ia menghindari para penjaga. Sampai akhirnya, ia berhasil menemukan bilik sang Pangeran.

Bilik itu masih terang, tanda sang pangeran belum tidur. Si Punggawa mengintip ke dalam. Saat itu sang Pangeran sedang berbincang dengan salah seorang prajuritnya. Rupanya, sang Pangeran hendak menaklukan Muara Kaman dengan pura-pura menikahi Sang Ratu. Mendengar berita mengejutkan itu, Si Punggawa bergegas pergi untuk secepatnya memberi tahu junjungannya.

"Kau jangan mengada-ada, Paman," tegur Rtu setelah mendengar laporan Si Punggawa.

"Saya tidak mengada-ada! Pembicaraan mereka sangat jelas," jawab si Punggawa. "Pangeran itu berniat buruk."

Paginya, utusan sang Pangeran kembali datang untuk meminta jawaban. sang Rtau segera menolak mentah-mentah lamaran tersebut. dang Pangeran amat murka, ia segera memerintahkan prajuritnya untuk menyerang Muara Kaman.

Para prajurit Muara Kaman terdesak. Para prajurit sang Pangeran pun makin dekat dengan istana. sang Ratu mencoba untuk tetap tenang. Setelahnya, ia mengucapkan doa sambil mengunyah sirih. Kemudian, kunyakan itu dilemparkan ke arena pertempuran.

Tiba-tiba, sirih itu berubah menjadi lipan-lipan raksasa yang amat banyak. Lipan-lipan itu menyerang para prajurit sang Pangeran. para prajurit itu menjadi ketakkutan dan berlarian ke kapal. Tetapi lipan-lipan itu menjadi ketakutan dan berlarian ke kapal. Tetapi lipan-lipan itu tidak berhenti menyerbu. Lipan-lipan itu membalikkan kapal hingga tenggelam. Kini, tempat bekas tenggelamnya kapal itu oleh penduduk Muara Kaman disebut Danau Lipan.

2. Mengapa Ratu mengutus punggawanya untuk menyelidiki sang Pangeran?

a. ratu ingin tahu seberapa kaya sang Pangeran

b. ratu ingin pesan kepada sang Pangeran

c. ratu ingin mengetahui kebiasaan sang Pangeran

d. ratu ingin tahu niat Pangeran meminangnya

e. ratu ingin tahu jumlah pasukan Pangeran

jawaban: d

3. Menurut kalian setelah membaca cerita tersebut manakah karakter Ratu Aji Bidara Putih sesuai dengan teks?

a. sombong

b. pemarah

c. tidak mudah percaya

d. selalu ingin menang sendiri

e. semena-mena terhadap bawahan

jawaban: c

4. Mengapa Ratu Aji Bidara Putih menolak pinangan sang Pangeran?

a. karena Ratu telah memiliki kekasih

b. karena Ratu tidak mencintainya

c. karena Ratu sedang ingin sendiri

d. karena sang Pangeran sombong

e. karena sang Pangeran hanya ingin menaklukan Muara Kaman dengan berpura-pura menikahi sang Ratu

jawaban: e

Bacalah puisi berikut:

Lilin Kecil dalam sinar kegelapan

Seperti lilin kecil ini, kau mampu terangi gelapku

Sinarmu memang tak banyak, tapi itu sangat berarti

Tatkala malam datang membawa kegelapan,

Hadirmu bagai sang malaikat dengan cahaya-cahaya penuh kasih

Mene[is lara, mendamaikan hati, dan menyejukkan cinta

Nalarku membahana lagi setiap kali mengartikanmu

Langkahmu laksana embusan angin datang dan pergi

Meruntuhkan daun cemara yang hidup damai di tangkainya

Perlahan sinarmu redup

Dan pergi meninggalkanku dalam gelap

Dengan mata, tapi tak kuasa melihatmu

Sepasang telingaku pun tak mampu mendengar bisikmu

Kini rinduku berujung pada bias-bias bayangmu

Dengan senyuman dan sedikit tawa menambah luka

Seribu sinar pun takkan mampu menggantikanmu

Sejuta kenanganmu kini menyiksa kesendirianku

Dalam gelap, kucoba melangkah sendiri

Lilin kecilku,

Kurindu akan sinar kedamaianmu

Yayan Hidayat, Banjarmasin, 03 02 2011

5. Mengapa penulis menganggap bahwa lilin kecil itu sangat berarti?

a. Sinar lilin itu tidak banyak

b. Lilin itu membawa harapan

c. Kehadiran lilin itu dapat meruntuhkan cemara

d. Langkah lilin itu laksana embusan angin

e. Lilin itu dapat mengurangi dalam kegelapan

jawaban: e

Ramin Tak Kunjung Pulang

Ramin nyaris menjerit, tangannya tertumbuk dahan hanyut saat buru-buru sembunyi di dalam pelukan akar, untung ia segera melihat dahan itu. Hampir ia mengira dahan itu adalah mulut buaya yang siap menelan lengannya.

Teringat lagi ia pada Aco, sejak semusim lalu ia ikut Dadan karena hasil cengkehnya tak bagus, sementara tengkulaknya minta selalu dibayar. Aco tertangkap petugas saat adu mulut di warung nasi lemak lantaran ia mengumpat pada preman yang menutupi jalan.

Hari itu memang perpaduan nasib sial jatuh di hadapan Aco. Umpatannya didengar preman, adu mulut terjadi, dan petugas sedang lewat. Apes, Aco lalu dibawa petugas petugas, digiring bagai ternak ke tengah lapangan, dipukuli dengan bengis saat mencoba kabur, ditanyai macam-macam, didenda hingga ia tak sanggup bayar, diambil hasil kerjanya satu musim, dideportasi, pulang ke rumah dengan tangan hampa, ditunggu tengkulak pula. Bah! Hilang sudah satu kebun cengkeh dirundung sial.

Gara-gara Aco juga, petugas kini memburu Ramin dan Dadan. Ternyata Dadan memang sudah dicari-cari petugas karena beberapa kali memasukkan tenaga kerja tanpa izin. Ramin memang tak berpikir panjang saat berangkat kerja dengan Dadan, yang penting ia bisa membawa pulang uang untuk menikahkan anaknya, buat pengobatan sakit gula ayahnya, dan sisanya bisa ia belikan mesin cuci yang saban hari diminta istrinya.

Ramin tak mau nasib nahas Aco terjadi pada dirinya. Wajah semringah anak gadisnya sudah terbayang girang menyambutnya dengan ransel penuh uang. Bunyi langkah mendekat, pelan, Ramin membeku, sekuat-kuatnya menahan napas. Baginya lebih baik tak bernapas daripada tertangkap petugas-petugas berwajah garang itu, Bisik-bisik makin kencang. Ramin memutar otak. Kalau mereka melihat rumput-rumput rebah itu, atau kalau ada satu dua orang cukup jitu jebakannya, mungkin mereka bisa yakin kalau pelarian yang mereka kejar bersembunyi di antara akar pohon.

Karya Lina PW, Kompas, 8 Desember 2019.

6. Mengapa Ramin dikejar-kejar oleh petugas?

a. Ramin adalah teman Aco

b. Ramin tak membayar denda

c. Ramin menjadi tenaga kerja ilegal

d. Ramin mencuri di perkebunan cengkeh

e. Teman-teman Ramin membuat kesalahan besar

jawaban: c

7. Dari konteks cerita tersebut, kejadian apa yang paling minimal harus ditambahkan penulis untuk melengkapi cerita tersebut?

a. pengenalan situasi cerita

b. penyelesaian konflik

c. peningkatan masalah

d. munculnya konflik

e. puncak konflik

jawaban: b

8. Pada paragraf terakhir, apa perasaan yang digambarkan oleh penulis tentang tokoh Ramin?

a. takut dan khawatir

b. ragu-ragu

c. marah

d. senang

e. biasa saja

jawaban: a

Bacalah Puisi berikut

Lilin Kecil dalam sinar kegelapan

Seperti lilin kecil ini, kau mampu terangi gelapku

Sinarmu memang tak banyak, tapi itu sangat berarti

Tatkala malam datang membawa kegelapan,

Hadirmu bagai sang malaikat dengan cahaya-cahaya penuh kasih

Mene[is lara, mendamaikan hati, dan menyejukkan cinta

Nalarku membahana lagi setiap kali mengartikanmu

Langkahmu laksana embusan angin datang dan pergi

Meruntuhkan daun cemara yang hidup damai di tangkainya

Perlahan sinarmu redup

Dan pergi meninggalkanku dalam gelap

Dengan mata, tapi tak kuasa melihatmu

Sepasang telingaku pun tak mampu mendengar bisikmu

Kini rinduku berujung pada bias-bias bayangmu

Dengan senyuman dan sedikit tawa menambah luka

Seribu sinar pun takkan mampu menggantikanmu

Sejuta kenanganmu kini menyiksa kesendirianku

Dalam gelap, kucoba melangkah sendiri

Lilin kecilku,

Kurindu akan sinar kedamaianmu

Yayan Hidayat, Banjarmasin, 03 02 2011

9. Mengapa penulis menganggap bahwa lilin kecil itu sangat berarti?

a. sinar lilin itu tidak banyak

b. kilin itu membawa harapan

c. kehadiran lilin itu dapat meruntuhkan cemara

d. langkah lilin itu laksana embusan angin

e. lilin itu dapat menerangi dalam kegelapan

jawaban: e

Perhatikan puisi di bawah ini untuk soal nomor 10 -11

Di Negeri Amplop

A. Mustofa Bisri (Gus Mus)

Di negeri amplop

Aladin menyembunyikan lampu wasiatnya, malu

samson tersipu-sipu, rambut keramatnya ditutupi topi rapi-rapi

David Copperfield dan Houdini bersembunyi rendah diri

Entah andaikata Nabi Musa bersedia datang membawa tongkatnya

Amplop-amplop di negeri amplop

mengatur dengan teratur

hal-hal yang tak teratur menjadi teratur

hal-hal yang teratur menjadi tak teratur

memutuskan putusan yang tak putus

membatalkan putusan yang sudah putus

Amplop-amplop menguasai penguasa

dan mengendalikan orang-orang biasa

Amplop-amplop membeberkan dan menyembunyikan

mencairkan dan membekukan

mengganjal dan melicinkan

orang bicara bisa bisu

Orang alim bisa napsu

Orang sakti bisa mati

Di negeri amplop

amplop-amplop mengamplopi

apa saja dan siapa saja

10. Apa gagasan yang ingin disampaikan penyair melalui puisi tersebut?

a. kritik terhadap praktik penggunaan uang sebagai cara mempermudah proses

b. kritik terhadap penguasa yang tidak peka terhadap derita rakyat

c. protes terhadap aturan yang mengekang masyarakat

d. protes mengenai larangan memberikan uang kepada pengemis

e. kritik terhadap penguasa yang suka menghambur-hamburkan uang rakyat

jawaban: a

11. Dalam puisi tersebut, terdapat banyak kata "amplop" yang digunakan secara berulang. Makna dari kata "amplop" yang dimaksudkan oleh penulis adalah...

a. amplop pesan

b. sumbangan

c. hadiah

d. surat

e. uang suap/uang sogok

jawaban: e

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Wulandari

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Wulandari
Penulis: Wulandari
Editor: Dipna Videlia Putsanra