Menuju konten utama

Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi, Jenis, Ciri, & Strukturnya

Untuk membuat kesepakatan tentang sesuatu, kita perlu menyusun teks negosiasi. Lalu, apa saja strukturnya? Baca uraian ihwal teks negosiasi di artikel ini.

Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi, Jenis, Ciri, & Strukturnya
Ilustrasi Kamus. foto/IStockphoto

tirto.id - Untuk menyampaikan suatu informasi, data, atau mendeskripsikan suatu hal, seseorang dapat menggunakan teks. Tidak hanya itu, suatu teks juga dapat digunakan sebagai sarana melakukan kesepakatan dengan pihak-pihak tertentu. Jenis teks itu disebut sebagai teks negosiasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, negosiasi adalah suatu proses tawar-menawar yang dilakukan melalui cara berunding untuk memberi atau menerima guna tercapainya kesepakatan bersama satu pihak dengan pihak lain.

Pengertian teks negosiasi bisa disarikan dari penjelasan definisi kata negosiasi di atas. Teks negosiasi adalah teks yang bertujuan menyampaikan perundingan dan tawar-menawar.

Salah satu tujuan teks negosiasi ialah mencapai kesepakatan dari perbedaan masing-masing pihak. Oleh karena itu, teks negosiasi digunakan untuk mencari solusi antara pihak satu dengan pihak lain serta mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan (win-win solution).

Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi

Terdapat sejumlah kaidah kebahasaan teks negosiasi yang mesti diperhatikan sebelum menyusunnya. Berdasarkan ModulPembelajaran SMA: Bahasa Indonesia Kelas X (2020) terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), berikut kaidah kebahasaan teks negosiasi.

1. Bahasa persuasif

Bahasa persuasif merupakan suatu bentuk bahasa yang digunakan untuk membujuk dan menarik perhatian. Bentuk kalimat persuasif dapat dilihat pada contoh kalimat berikut. ”Bagus itu, Mam, cocok untuk dipakai sendiri atau suvenir.”

2. Bahasa deklaratif

Bahasa deklaratif disampaikan dengan pernyataan yang berfungsi memberikan informasi maupun berita mengenai suatu hal.

3. Kesantunan bahasa

Kaidah kebahasan teks negosiasi berikutnya ialah kesantunan bahasa. Hal ini bertujuan menciptakan komunikasi yang baik demi tercapainya kesepakatan antara kedua belah pihak yang berkepentingan.

4. Menggunakan konjungsi

Teks negosiasi juga mesti mengandung konjungsi. Konjungsi atau kata penghubung yang digunakan dalam teks negosiasi mencakup kalau, begitu, meskipun, walaupun, dan sebagainya.

5. Kalimat efektif

Penggunaan kalimat efektif dalam teks negosiasi bertujuan supaya informasi yang disampaikan dapat diterima dengan mudah dan tepat. Artinya, mudah dipahami, baik oleh si pendengar maupun pembaca.

6. Berisi pasangan tuturan

Tuturan ialah sebuah kalimat yang dituturkan seseorang untuk menyampaikan maksud dan tujuan tertentu. Tuturan dalam sebuah teks negosiasi biasanya berupa dialog yang artinya dilakukan oleh dua orang maupun lebih. Berikut beberapa contoh pasangan tuturan.

  1. Ada yang mengucapkan salam – ada yang membalas salam.
  2. Ada yang bertanya – ada yang menjawab ataupun tidak menjawab.
  3. Ada yang menawarkan – ada yang memenuhi ataupun menolak tawaran.

7. Bersifat memerintah dan memenuhi perintah

Dalam sebuah negosiasi, terdapat seseorang yang memerintah dan orang yang memenuhi perintah, baik secara langsung maupun tidak langsung.

8. Menggunakan pronomina persona

Kaidah kebahasaan teks negosiasi berikutnya ialah menggunakan pronomina persona. Pronomina atau kata ganti merupakan suatu jenis kata yang menggantikan nomina maupun frasa nomina, misalnya saya, kami, ataupun Anda.

9. Kalimat langsung

Penggunaan kalimat langsung juga digunakan dalam teks negosiasi. Kalimat langsung merupakan kalimat yang menirukan ucapan ataupun yang diutarakan oleh orang lain.

10. Menggunakan kalimat kontras

Penggunaan kalimat kontras berarti menggunakan suatu kalimat perbandingan di dalamnya. Misalnya, penggunaan kata keterangan, terlalu, lebih, kurang, seperti, dan sebagainya.

Tujuan Teks Negosiasi

Menukil dari Modul Bahasa Indonesia: Teks Negosiasi (2017) terbitan Kemdikbud, berikut uraian tujuan teks negosiasi.

  • Mencapai kesepakatan yang memiliki kesamaan persepsi, saling pengertian, dan persetujuan.

  • Mencapai penyelesaian atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi bersama.

  • Mencapai kondisi saling menguntungkan serta tidak ada yang dirugikan.

Ciri-Ciri Teks Negosiasi

Teks negosiasi memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan jenis teks lain. Berdasarkan Modul Bahasa Indonesia: Teks Negosiasi (2017) terbitan Kemdikbud, berikut uraian ciri-ciri teks negosiasi.

  • Memiliki tujuan untuk menemukan solusi dan menjadi sarana penyelesaian masalah bersama.

  • Menghasilkan kesepakatan atau perjanjian antara pihak yang berkepentingan.

  • Menghasilkan penyelesaian saling menguntungkan antara pihak yang berkepentingan.

  • Menempatkan prioritas pada kepentingan bersama.

  • Mempunyai tujuan praktis, yakni media penghasil kesepakatan yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Struktur Teks Negosiasi

Teks negosiasi memiliki struktur tertentu yang berguna sebagai penunjuk alur teks sehingga isinya mudah dipahami.

Unsur teks negosiasi bisa lebih fleksibel, tergantung permasalahan yang akan dinegosiasikan. Sebagai misal, unsur teks negosiasi penjual-pembeli dan teks negosiasi pengusaha-pihak bank tentu berbeda karena tujuannya juga berlainan.

Namun demikian, secara umum, struktur negosiasi setidaknya mesti mencakup bagian-bagian berikut.

1. Orientasi

Struktur teks negosiasi bagian awal berkaitan dengan pengenalan topik atau masalah yang bersengketa.

2. Pengajuan

Struktur teks negosiasi pada bagian pengajuan berisi pernyataan pihak pertama untuk meminta atau mengajak pihak kedua untuk menganggapi tuntutannya.

3. Penawaran

Bagian ini berisi pernyataan pihak kedua untuk melakukan tawar-menawar atas penolakan masing-masing.

4. Kesepakatan

Keputusan akhir dari kedua belah pihak berdasarkan hasil tawar-menawar termuat dalam struktur teks negosiasi bagian akhir, yakni kesepakatan.

Jenis Teks Negosiasi

Teks negosiasi diklasifikasikan berdasarkan aspek yang memengaruhi terjadinya negosiasi. Berikut jenis-jenis teks negosiasi, menyitir dari Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia Kelas X (2020) terbitan Kemdikbud.

A. Jenis Teks Negosiasi Berdasar Situasi

Teks negosiasi bisa dibedakan berdasarkan situasi. Jenis negosiasi ini terbagi lagi menjadi dua, yakni:

1. Negosiasi Formal

Jenis teks negosiasi formal merupakan teks negosiasi yang terjadi dalam situasi formal. Ciri-ciri teks negosiasi formal ialah memiliki kekuatan hukum yang sah. Artinya, kesepakatan atau perjanjian yang sudah disetujui bersama dapat dikenai sanksi hukum jika dilanggar.

Contoh negosiasi formal yakni negosiasi antar-perusahaan serta antara perusahaan dan klien.

2. Negosiasi Informal atau Non-formal

Jenis teks negosiasi kedua ialah teks negosiasi non-formal. Negosiasi ini dapat terjadi dalam beragam situasi, kapan saja, dan di mana saja. Hal ini karena jenis negosiasinya memang tidak memerlukan adanya perjanjian hukum.

Ilustrasi Negosiasi

Ilustrasi Negosiasi. FOTO/iStockphoto

B. Jenis Teks Negosiasi Berdasar Jumlah Negosiator

Negosiasi mustahil terjadi tanpa kehadiran negosiator. Oleh karena itu, terdapat klasifikasi jenis negosiasi berdasarkan jumlah negosiator. Berikut jenis teks negosiasi menurut jumlah negosiatornya:

1. Teks negosiasi dengan Melibatkan Pihak Penengah

Jenis teks negosiasi ini dibuat karena suatu negosiasi yang dilakukan melibatkan turut melibatkan pihak penengah. Pihak penengah berperan membantu memberikan keputusan berdasarkan argumen-argumen yang dilontarkan kedua negosiator.

Contoh negosiasi jenis ini banyak terjadi di persidangan pengadilan. Dalam hal ini, pihak penggugat dan pihak tergugat sebagai negosiator dengan hakim sebagai pihak penengah.

2. Teks negosiasi tanpa Melibatkan Pihak Penengah

Berlawanan dengan jenis sebelumnya, negosiasi ini dilakukan antara dua negosiator atau lebih tanpa adanya campur tangan pihak penengah. Adapun keputusan diambil atas persetujuan semua pihak yang terlibat.

Contoh teks negosiasi ini biasanya dibuat ketika negosiasi dilakukan antara pihak sponsor dan organisasi mahasiswa yang tengah menggelar acara.

C. Jenis Teks Negosiasi Berdasar Untung Rugi

Teks negosiasi juga bisa dibuat dengan menitikberatkan pada keuntungan dan kerugian para negosiator. Berikut jenis-jenis teks negosiasi berdasarkan untung rugi:

1. Teks Negosiasi Kolaborasi (win-win)

Teks negosiasi kolaborasi adalah teks negosiasi yang dibuat melalui kesepakatan negosiator dalam menyatukan kepentingan masing-masing. Dengan begitu, kedua pihak saling memperoleh keuntungan atau win-win solution.

2. Teks Negosiasi Dominasi (win-lose)

Dalam jenis teks negosiasi ini, negosiator membuat suatu argumen yang mendominasi besaran keuntungan dari keputusan yang disetujui. Sebaliknya, pihak lainnya memperoleh untung lebih kecil.

3. Teks Negosiasi Akomodasi (lose-win)

Dalam jenis teks negosiasi akomodasi, negosiator justru memperoleh keuntungan jauh lebih sedikit, bahkan rugi. Sebaliknya, pihak lain memperoleh keuntungan lebih besar dibandingkan negosiator, bahkan dapat mencapai 100 persen.

Kerugian yang dialami negosiator dapat terjadi karena kegagalan dalam bernegosiasi, termasuk ketidakberhasilan membuat teks negosiasi yang baik.

4. Teks Negosiasi Menghindari Konflik (lose-lose)

Jenis teks negosiasi selanjutnya ialah teks negosiasi yang dibuat untuk menghindari konflik. Artinya, kedua pihak tidak bersepakat untuk menyelesaikan masalah. Sementara itu, kesepakatan itu dibikin untuk menghindari konflik yang berpotensi bakal muncul.

Contoh Teks Negosiasi

Untuk memudahkan dalam memahami terkait pengertian, kaidah kebahasaan, struktur, dan unsur teks kebahasaan, pembaca bisa menyimak contoh berikut. Contoh teks negosiasi di bawah ini diambil dari buku Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia Kelas X (2020) terbitan Kemdikbud.

Dua siswa sekolah menengah sedang berdiskusi menentukan acara akhir tahun sekolah.

Kalimat tersebut memaparkan tentang kedua siswa yang sedang berdiskusi. Kata berdiskusi berarti membincangkan suatu masalah yang harus diselesaikan bersama. Hal itu termasuk dalam ciri teks negosiasi.

Sedangkan dalam dialog pendeknya dapat dilihat pada teks berikut. “Bagaimana, ya, acara akhir tahun ini kita belum memutuskan akan mengadakan acara apa.”

Pada teks drama pendek negosiasi tersebut, Salman sebagai partisipan, memulai pembicaraan dengan mengemukakan sebuah masalah, yaitu belum adanya keputusan mengenai

acara akhir tahun. Dari kalimat tersebut dapat diketahui bahwa ada sebuah permasalahan yang harus diselesaikan.

Mereka saling mengeluarkan pendapat mengenai jenis acara apa yang paling baik dilaksanakan untuk acara akhir tahun. Ketika itu, datang seorang guru menengahi kedua siswa tersebut.

Kalimat tersebut memaparkan tentang adanya beberapa pendapat dari partisipan. Pada proses ini, permintaan dan penawaran pun berlaku.

Diskusi pun berakhir dengan keputusan voting atau pengambilan suara terbanyak.

Kalimat tersebut mengandung penyelesaian dari negosiasi.

Adapun bentuk dialog pendeknya adalah

Salman dan Husna: Setuju, Pak!

Baca juga artikel terkait KAIDAH KEBAHASAAN TEKS NEGOSIASI atau tulisan lainnya dari Ai'dah Husnala Luthfiyyah Ans

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ai'dah Husnala Luthfiyyah Ans
Penulis: Ai'dah Husnala Luthfiyyah Ans
Editor: Alexander Haryanto
Penyelaras: Fadli Nasrudin