Menuju konten utama
Sosiologi

Jenis-jenis Manajemen Konflik dan Penjelasannya

Berikut ini penjelasan tentang jenis-jenis manajemen konflik. Simak selengkapnya pada artikel Tirto di bawah ini.

Jenis-jenis Manajemen Konflik dan Penjelasannya
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Abd Rahim Yunus (dua kiri), Wakapolda Sulsel Brigjen Pol Ike Edwin (tiga kiri) dan Kasdam VII Wirabuana Brigjen TNI Supartodi (empat kiri) bersama sejumlah tokoh masyarakat saling berpegangan pada pertemuan menyikapi rencana aksi demostrasi 4 November, di Sekretariat FKUB Sulsel, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (2/11). Pada pertemuan tersebut FKUB menyerukan agar semua pihak untuk menjaga kerukunan umat beragama dan mengimbau para demostran dalam menyampaikan aspirasi dengan santun dan damai, serta menyerahkan kepada pihak berwenang untuk proses hukum atas kasus dugaan penistaan agama. ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang/pd/16

tirto.id - Keterampilan manajemen konflik diperlukan dalam berbagai situasi khususnya dalam ranah profesional. Para ahli membagi manajemen konflik dalam beberapa jenis.

Jenis-jenis manajemen konflik bisa dibedakan dari metode dan gayanya. Setiap jenis manajemen konflik dapat digunakan efektif dalam situasi yang berbeda-beda.

Sebagian jenis manajemen konflik ada yang berfokus dengan menghindari krisis dengan harapan menekan eksalasi atau dampak konflik. Namun, ada juga jenis manajemen konflik yang dilakukan dengan pendekan langsung atau konfrontasi.

Tentu tidak setiap jenis manajemen konflik bisa diterapkan dengan aman dalam setiap situasi.

Oleh karena itu, penting untuk memahami setiap jenis manajemen konflik dan penerapannya dalam krisis atau konflik.

Fungsi Manajemen Konflik

Fungsi utama manajemen konflik adalah untuk menyelesaikan permasalahan antara pihak-pihak yang berkontra.

Selain itu, menurut Rusydi Fauzan, dkk. dalam Manajemen Konflik (2023), manajemen konflik punya lima fungsi lainnya.

Lima fungsi manajemen konflik itu antara lain untuk berkomunikasi, menemukan solusi, mengkonstruksi, dan meningkatkan produktivitas. Berikut penjelasan kelima fungsi manajemen konflik tersebut:

1. Fungsi Komunikasi

Manajemen konflik berfungsi dalam membantu setiap pihak yang berkonflik untuk saling berkomunikasi. Komunikasi ini penting dilakukan untuk mengidentifikasi setiap kebutuhan dan masalah masing-masing pihak sehingga bisa ditemukan solusinya.

2. Fungsi Solusi

Menemukan solusi bisa dibilang menjadi salah satu fungsi utama manajemen konflik. Manajemen konflik yang baik dapat menganalisa sumber permasalahan, dampak konflik, serta merekomendasikan jalan keluar untuk menyelesaikannya.

3. Fungsi Konstruktif

Konflik dapat menyebabkan suasana dan kondisi menjadi berantakan, baik karena perkelahian, emosi, hingga saling serang. Oleh karena itu, diperlukan manajemen konflik untuk memperbaiki keadaan menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi semua pihak.

Kemampuan inilah yang disebut sebagai fungsi konstruktif manajemen konflik.

4. Fungsi Kreativitas

Fungsi manajemen konflik lainnya adalah memacu kreativitas antar pihak-pihak yang terlibat konflik. Hal ini karena setiap orang akan dituntut untuk menemukan pemecahan konflik yang kreatif dan bermanfaat bagi setiap pihak.

Melalui upaya ini, para pembuat kebijakan seperti manajer bisa melihat pihak-pihak yang memiliki talenta dan bisa digunakan untuk mengembangkan perusahaan di masa depan.

5. Fungsi Produktivitas

Manajemen konflik juga berfungsi dalam meningkatkan produktivitas antar individu. Faktanya produktivitas individu yang terlibat konflik dapat meningkat seiring usaha untuk mengatasi konflik yang berlangsung.

Macam-macam Bentuk Manajemen Konflik

Bentuk-bentuk manajemen konflik ada beberapa macam. Menurut Purwasih dan Pratiwi dalam Sosiologi untuk SMA Kelas XI (2021) setidaknya ada enam bentuk manajemen konflik.

Keenam bentuk manajemen konflik itu termasuk dialog, pertemuan, negosiasi, mediasi, arbitrase, dan adjudikasi. Berikut penjelasan setiap bentuk manajemen konflik:

1. Dialog

Dialog adalah bentuk manajemen konflik yang diterapkan dengan cara berkomunikasi secara terbuka antar pihak yang terlibat konflik. Melalui manajemen konflik dialog diharapkan pihak-pihak yang berkonflik dapat menciptakan kesepakatan.

2. Pertemuan

Pertemuan adalah bentuk manajemen konflik yang diterapkan dengan saling bertemu tatap muka antarpihak yang berkonflik. Pertemuan ini bisa melibatkan pihak ketiga ataupun tidak.

Pertemuan memfasilitasi para pihak yang berkonflik untuk berdiskusi langsung dan menemukan solusi.

3. Negosiasi

Negosiasi merupakan bentuk manajemen konflik yang diterapkan dengan cara berunding. Perundingan atau negosiasi ini dilakukan untuk menyampaikan tawaran yang saling menguntungkan.

4. Mediasi

Mediasi adalah bentuk manajemen konflik dengan melibatkan pihak ketiga sebagai penengah. Saat melakukan mediasi, pihak ketiga cenderung lebih aktif untuk menemukan kebutuhan setiap pihak yang terlibat.

Pihak ketiga juga akan membantu pihak-pihak yang berkonflik untuk menemukan pemecahan masalah yang menguntungkan setiap pihak.

5. Arbitrase

Arbitrase adalah bentuk manajemen konflik yang bersifat formal. Arbitrase mirip seperti mediasi, namun keputusan penyelesaian konflik berada di tangan pihak ketiga.

Dengan kata lain, saat dilakukannya arbitrase, setiap pihak yang terlibat konflik wajib menerima keputusan pihak ketiga.

6. Adjudikasi

Adjudikasi adalah bentuk manajemen konflik dengan melibatkan pihak berwenang dalam mengambil keputusan, seperti pengadilan. Solusi yang ditawarkan lewat adjudikasi berdasarkan dengan hukum yang berlaku.

Jenis-jenis Manajemen Konflik

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jenis-jenis manajemen konflik bisa dibedakan dari metode dan gayanya.

Berdasarkan metodenya, manajemen koflik dibedakan sebagai manajemen berbasis hak dan berbasis kepentingan.

Sementara itu, menurut Prijosaksono dan Sembel dalam Tujuan Self-Management: Control Life (2003) jenis-jenis konflik berdasarkan gayanya dibedakan menjadi memaksa, konfrontasi, kompromi, menarik diri, dan mengakomodasi.

Berikut penjelasan setiap jenis manajemen konflik:

1. Jenis manajemen konflik berdasarkan metode

    • Manajemen konflik berbasis hak, yaitu manajemen konflik yang menekankan pada mekanisme formal dan melibatkan bantuan lembaga-lembaga wewenang. Contohnya seperti arbitrase dan adjudikasi.
    • Manajemen konflik berbasis kepentingan, yaitu manajemen konflik yang menekankan pada penyelesaian masalah melalui jalur informal. Contohnya seperti dialog, negosiasi, pertemuan, dan mediasi.
2. Jenis manajemen konflik berdasarkan gaya

    • Memaksa (forcing), yaitu manajemen konflik yang dilakukan dengan memaksakan kehendaknya kepada orang lain yang kontra.
    • Konfrontasi (confrontation), yaitu manajemen konflik yang dilakukan dengan menghadapi konflik secara terbuka dengan mengungkapkan ketidakpuasan mereka.
    • Kompromi (compromising), yaitu manajemen konflik yang dilakukan dengan salah satu pihak mengalah dari pihak lainnya.
    • Menarik diri (withdrawal), yaitu manajemen konflik yang dillakukan dengan salah satu pihak menarik diri dari konflik dengan harapan konflik tidak membesar.
    • Mengakomodasi (smoothing), yaitu manajemen konflik yang dilakukan dengan mengakomodasi kepentingan lain sehingga menciptakan perdamaian antar setiap pihak.

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dhita Koesno