tirto.id - Tingkatan manajemen merupakan tingkatan yang membedakan wewenang dan beban pekerjaan yang ditanggung oleh manajer dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Suatu perusahaan yang berdiri tanpa adanya manajemen tentu tidak dapat berjalan dengan baik. Sistem yang dilakukan akan berantakan dan target perusahaan tidak mungkin dapat dicapai.
Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari Bahasa Prancis kuno yaitu management, yang artinya seni melaksanakan dan mengatur.
Jadi, manajemen mengandung arti proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sumber daya manusia dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Secara umum ada tiga tingkatan dalam manajemen.
1. Manajemen Puncak (Top Management)
Merupakan jenjang tertinggi dalam sistem manajemen. Yang termasuk dalam kategori ini adalah manajer senior, eksekutif kunci, CEO (Chief Executive Officer), president, dan vice president.
Manajemen tingkat ini bertanggung jawab terhadap perusahaan secara keseluruhan.
Top Management memiliki tugas menetapkan tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan secara umum yang kemudian dikelola lebih spesifik oleh manajer bawahnya.
2. Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen yang bertugas mengawasi beberapa unit kerja dan menerapkan rencana sesuai dengan tujuan dan tingkatan yang lebih tinggi.
Manajemen tingkat ini wajib bertanggungjawab kepada Top Management. Middle management juga berperan sebagai jembatan antara top management dan lower management.
3. Manajemen Bawah (Lower Management)
Merupakan tingkat paling bawah dalam suatu organisasi. Lower Management bertugas memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional.
Selain itu, juga bertanggung jawab atas satu unit kerja. Manajemen tingkat ini selalu dikejar deadline pekerjaan dengan jangka pendek.
Seperti dijelaskan di atas, manajemen berarti mengatur dan melepaskan. Ini artinya seorang manajer memiliki tugas mengatur atau memimpin.
Cara seorang manajer dalam memimpin berbeda-beda. Psikolog Kurt Lewin menyebutkan ada tiga gaya kepemimpinan dalam perusahaan.
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai ketiga gaya kepemimpinan tersebut:
- Gaya Kepemimpinan Otokratis
Biasanya pemimpin menggunakan unsur paksaan. Gaya kepemimpinan ini berguna ketika harus mengambil keputusan dengan cepat.
Kekurangan pada gaya kepemimpinan ini, anggota tim atau bawahannya akan merasa tidak dihargai sehingga berkurangnya motivasi kerja dan mengakibatkan tingginya tingkat absensi dan pertukaran karyawan.
- Gaya Kepemimpinan Demokratis
Namun, keputusan terakhir masih berada di tangan manajernya. Pemimpin mengutamakan kerja sama yang solid dengan anak buahnya.
Kekurangan gaya kepemimpinan demokratis ini adalah kurang efektif jika dihadapkan dengan permasalahan yang mengharuskan pemimpin atau manajernya mengambil keputusan yang cepat.
- Gaya Kepemimpinan Laissez-faire
Manajer akan memberikan bimbingan jika diperlukan saja. Gaya Kepemimpinan Laissez-faire ini menghasilkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan yang tinggi.
Kekurangan gaya kepemimpinan ini adalah apabila terdapat bawahan yang kurang mampu mengatur waktunya sendiri dan kurang pengetahuan mengenai tugas yang diberikan.
Penulis: Chyntia Dyah Rahmadhani
Editor: Dhita Koesno