tirto.id - Istilah generasi sandwich akhir-akhir ini ramai menjadi perbincangan netizen usai pelawak Nunung membagikan kisahnya yang harus menghidupi kurang lebih 50 orang termasuk anak dan keluarganya.
Bahkan saking banyaknya orang yang tergantung pada Nunung, netizen menyebut Nunung bukan lagi sebagai generasi sandwich tetapi generasi lapis legit. Namun, sebenarnya apa itu pengertian dari generasi sandwich?
Generasi sandwich menurut laman Sikapi Uangmu milik OJK, adalah generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup tiga generasi, yaitu orang tuanya sendiri, diri sendiri, dan anaknya.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan pada 1981 oleh Dorothy A. Miller, seorang Profesor dari Universitas Kentucky, Lexington, Amerika Serikat.
Sandwich merupakan analogi untuk sebuah kondisi mirip seperti sepotong daging yang terhimpit oleh 2 buah roti. Roti tersebut diibaratkan sebagai orang tua (generasi atas) dan anak (generasi bawah). Sementara isi utama sandwich berupa daging, mayonaise, dan saus adalah diri Anda sendiri.
Secara umum, generasi sandwich adalah lelaki maupun perempuan yang berusia 30 sampai 40 tahun. Namun, ada juga yang berusia sampai 50 tahun.
Berikut adalah ciri-ciri atau tipe generasi sandwich, seperti dirangkum dari Senior Living:
Ciri-ciri generasi sandwich
1. The Traditional Sandwich Generation
Orang dewasa berusia 40 hingga 50 tahun yang mau tidak mau harus mengurus orang tua mereka (secara finansial dan non finasial) yang sudah berusia lanjut, dan mengurus anak-anak yang masih membutuhkan bantuan finansial dan non finansial.
2. The Club Sandwich Generation
Orang dewasa berusia 50 hingga 60 tahun yang dihimpit oleh beban orang tua, anak, cucu (jika sudah punya), dan nenek kakek (jika masih hidup).
Istilah ini juga bisa merujuk untuk orang dewasa berusia 30 atau 40 tahun yang memiliki anak, dan harus mengurus orang tua yang sudah lanjut usia, termasuk kakek neneknya.
3. The Open Faced Sandwich Generation
Siapapun yang terlibat dalam pengasuhan orang lanjut usia, namun bukan merupakan pekerjaan profesionalnya. Diperkirakan, 25 persen individu akan mencapai titik ini dalam hidup mereka.
Tentu bukan perkara gampang menjadi bagian dari generasi sandwich. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen keuangan yang baik, agar beban hidup Anda sebagai generasi sandwich, tidak menggerogoti kewarasan jiwa dan raga Anda.
Berikut adalah tiga tips manajemen keuangan yang bisa Anda terapkan, jika Anda menjadi bagian dari generasi sandwich, sebagaimana dilansir dari laman US Bank:
3 tips manajemen keuangan untuk generasi sandwich
1. Catat kebutuhan semua orang dan berbagai kebutuhan yang tidak dapat dinegosiasikan.
- Pertama Anda harus tahu kebutuhan Anda sendiri
- Catat sumber pendapatan, dan berapa pengeluaran Anda tiap bulan
Untuk orang tua:
- Buat perincian baris demi baris tentang kebutuhan keuangan bulanan orang tua
- Identifikasi pengeluaran penting orang tua, dan catat mana saja yang bisa ditanggung sendiri oleh orang tua, misalnya ditanggung lewat uang pensiun, atau uang jaminan hari tua
- Jika Anda memiliki saudara kandung, pertimbangkan untuk meminta bantuan waktu atau biaya perawatan.
Untuk anak-anak:
- Catat berbagai pengeluaran yang bisa dikurangi, misalnya biaya penitipan anak, atau uang jajan harian
- Jika anak Anak Anda sedang atau hampir kuliah, perhitungkan tentang hibah, beasiswa, atau opsi pendanaan untuk kuliah lainnya
- Jika Anda memiliki anak yang sudah dewasa, namun Anda tetap harus mendukung mereka secara finansial, pertimbangkan untuk berbicara dengan mereka agar mereka dapat lebih mandiri secara finansial
2. Anda harus mampu membiayai diri Anda sendiri terlebih dahulu, termasuk untuk hari tua Anda.
- Menjaga keamanan finansial masa depan Anda sendiri adalah hal yang prioritas
- Tingkatkan tabungan Anda sebanyak yang Anda bisa
- Memanfaatkan rencana pensiun di tempat kerja secara maksimal
- Anda harus memiliki asuransi kesehatan yang dapat menjamin berbagai biaya pengobatan Anda sendiri
- Sisihkan sedikit setiap penghasilan yang Anda dapat untuk mendanai masa depan dan hari tua Anda
3. Lindungi pendapatan dan aset Anda.
- Lindungi pendapatan dan aset Anda terlebih dahulu
- Perhitungkan untuk memiliki asuransi jiwa
- Dengan melindungi pendapatan dan aset Anda dari sekarang, Anda juga bisa membantu melindungi orang yang Anda cintai, saat Anda tidak lagi ada
- Pertimbangkan untuk membuat asuransi perawatan jangka panjang, baik untuk orang tua maupun diri Anda sendiri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari