tirto.id - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Taufiqur Rahman dalam bukuTeks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan (2017) menuliskan, teks anekdot adalah cerita singkat yang mengandung unsur lucu, tetapi menyimpan maksud untuk melakukan kritik terhadap sesuatu. Biasanya, teks anekdot mengangkat topik tentang layanan publik, politik, lingkungan dan sosial.
Tidak melulu berupa cerita, teks anekdot juga bisa berupa dialog singkat antara dua tokoh. Selain memberikan nuansa humor, teks anekdot juga menyimpan amanat, pesan moral bahkan kebenaran secara umum.
Struktur Teks Anekdot
Masih dikutip dalam buku yang sama, struktur anekdot dibagi menjadi lima jenis dan itu wajib disertakan di dalam teks anekdot, yakni: abstrak, orientasi, krisis, reaksi dan koda. Berikut penjelasannya.
- Secara umum, abstrak menggambarkan isi teks sehingga pembaca bisa memberikan ilustrasi terhadap isi cerita tersebut.
- Orientasi adalah awal dari kejadian sebuah cerita, atau bagian yang menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama dalam cerita itu bisa terjadi.
- Krisis adalah bagian yang menjelaskan mengenai pokok masalah utama di dalam sebuah cerita.
- Reaksi adalah bagian pelengkap berupa penyelesaian dari masalah.
- Koda adalah bagian penutup cerita dalam teks anekdot.
Teks anekdot memiliki kaidah kebahasaan yang menggunakan kata keterangan waktu lampau, menggunakan kata penghubung, menggunakan kata kerja, menggambarkan urutan peristiwa berdasarkan waktu dan menggunakan jenis pertanyaan retoris, yaitu kalimat pertanyaan yang tidak mengharuskan untuk dijawab.
Ciri-ciri Teks Anekdot
Teks anekdot memiliki ciri-ciri sebagai pembeda dari teks-teks lainnya. Selain bisa memberikan kritik secara halus, teks anekdot juga bisa membuat tertawa, berikut adalah penjelasannya.
- Mampu menghibur dan membuat tertawa.
- Mengandung kritik halus, tetapi tidak menyinggung pembaca atau pendengar, bahkan orang yang diceritakan.
- Menjadi media untuk menyampaikan pandangan dan aspirasi positif, tetapi dikemas dengan cara humor.
- Bisa menginspirasi pembaca atau pendengar dalam menyampaikan protes atau ketidaksetujuan terhadap sesuatu dengan cara yang tidak vulgar.
- Memiliki sifat humoris, lucu dan lelucon, tetapi menyindir.
- Menampilkan tokoh yang dekat dengan sehari-hari atau juga orang penting.
Editor: Iswara N Raditya