tirto.id - Calon gubernur Jawa Tengah nomor urut dua Sudirman Said membacakan keluhan masyarakat mengenai masa kepemimpinan Ganjar Pranowo. Hal tersebut disampaikan dalam debat terbuka ketiga Pilgub Jawa Tengah di Hotel Patra Semarang, Kamis (21/6/2018).
“Ada kebiasaan Pak Ganjar yang memprihatinkan, warga mengeluh lalu dijawab dengan jumawa bahwa kami sudah lakukan ini, kami sudah lakukan itu, masalah itu sudah diatasi, ini akan membuat Jawa Tengah enggak maju-maju,” kata Sudirman.
“Padahal, wargalah yang paling tahu masalah mereka sudah selesai atau belum, jadi kalau ada masyarakat yang masih mengeluh lewat video, seperti di Pati dan Pekalongan, pemimpin jangan melecehkan keluhan warga seolah-olah sudah diatasi semua, itu sama saja memfitnah warga yang menyebut mereka mengada-ada,” lanjut mantan Menteri ESDM ini.
Menanggapi keluhan tersebut, calon gubernur petahana Ganjar Pranowo menyampaikan, dalam debat sebelumnya, panitia juga menampilkan video seorang ibu-ibu yang menjual daun jati dengan kondisi memprihatinkan. "Siapa yang peduli pada ibu itu?" tanya Ganjar.
Tak lama usai debat itu, ungkap Ganjar, ibu itu langsung dijadikan komoditas politik. Anehnya, tak ada satupun yang peduli dengan nasib ibu itu. Ia pun langsung meminta relawannya untuk mencari keberadaan ibu itu. "Cari ibu itu sampai dimana, harus ketemu," tegas Ganjar.
Ia mengatakan, setelah keberadaan ibu itu ditemukan, pihaknya langsung membangun rumah dan memberi modal usaha.
Dalam kasus berbeda, Ganjar melanjutkan, jajaran Pemprov Jateng juga memiliki media sosial untuk mengakomodir persoalan masyarakat.
"Maka kasus video yang ditampilkan di Pekalongan, saya ingin tunjukkan, mereka mengeluh karena iya, kemarin [banjir] rob-nya tinggi sekali, tapi kemudian mereka berharap ada wall yang segera dibangun. Sebenarnya mereka juga sudah tahu sedang dibangun," kata dia.
Hal ini disampaikan Ganjar untuk menanggapi video panitia yang menampilkan keluhan warga Pekalongan mengenai banjir rob yang melanda masyarakat di sana.
Di sisi lain, Sudirman mengatakan, hampir 8 bulan ia berkeliling bertemu warga, ternyata ada banyak masalah yang diketahui tapi tak kunjung selesai, salah satunya permasalahan listrik di Batang yang masih tersendat masalah pembebasan lahan.
Kemudian, lanjut Sudirman, adapula kasus pembebasan lahan yang masih terganggu di salah satu titik Kabupaten Kendal. "Dan mereka hampir saja terlantar karena tidak mendapat perhatian cukup dari pemerintah juga," kata dia.
Selain itu, adapula ancaman terhadap sejumlah warga didekat stasiun kereta yang sekarang sedang mau digusur. Kasus lainnya, adapula kasus di kaki Gunung Slamet karena proyek geothermal.
Dalam kasus geothermal, kata Sudirman, seharusnya pemberi izin, baik kabupaten maupun provinsi meyakinkan kepada warga bahwa semua proyek yang diserahkan kepada kontraktor akan dikerjakan dengan baik.
"Tapi ternyata jalan lingkungan rusak, air rusak, kemudian pertanian terancam, dan sampai hari ini mereka berteriak, tidak mendapat perhatian baik dari pemerintah kabupaten maupun provinsi," ungkap Sudirman.
Menurut Sudirman, berbagai kasus tersebut sekaligus menunjukkan ada banyak persoalan di luar sana yang belum terselesaikan. Menurut dia, ada bias yang terjadi apabila semua dipantau melalui media sosial karena seolah-olah semua persoalan sudah terselesaikan dengan baik.Ganjar langsung merespons dengan mengatakan medsos adalah sarana teknologi yang bisa digunakan untuk memantau kasus hari ini. "Salah besar kalau kita tidak mem-follow up," ungkapnya.
Sementara proyek PLTU Batang, Ganjar mengaku sudah menelepon Wakil Presiden Jusuf Kalla secara langsung untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ia bahkan mengatakan informasi yang disampaikan Sudirman keliru dan salah.
Menurut dia, masalah proyek Batang belum bisa terselesaikan karena masih ada penolakan dari masyarakat. Ia mengaku akan pelan-pelan menyelesaikan persoalan tersebut. “Ini cara Jawa Tengah,” kata Ganjar.
Terkait dengan protes warga Gunung Slamet akibat proyek geothermal, Ganjar mengatakan, pihaknya juga mengirimkan tim untuk menyelesaikan kasus tersebut.
Ganjar menegaskan, salah satu orang yang memperpanjang proyek tersebut justru Sudirman Said saat masih menjabat sebagai Menteri ESDM. "Mudah-mudahan bapak tidak lupa," kata Ganjar.
Pilgub Jateng 2018 diikuti dua pasangan calon Ganjar Pranowo-Taj Yasin dan Sudirman Said-Ida Fauziah. Ganjar diusung oleh PDI Perjuangan, PPP, Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Golkar. Sementara Sudirman Said-Ida Fauziyah yang diusung Partai Gerindra, PAN, PKS dan PKB.
Editor: Alexander Haryanto