Menuju konten utama

Cara Merawat Kulit Bayi & Produk Perawatan Kulit Bayi Sensitif

Cara merawat kulit bayi cukup dengan menggunakan sabun dan pelembab hypoallergenic agar tidak kering dan iritasi.

Cara Merawat Kulit Bayi & Produk Perawatan Kulit Bayi Sensitif
Ilustrasi Bayi dan Batita. foto/istockphoto

tirto.id - Permasalahan pada kulit bayi ada beragam, namun pada dasarnya semua bermula dari perawatan yang kurang maksimal. Kulit bayi butuh perlindungan lebih karena lebih tipis dan lebih berisiko kering dibanding kulit dewasa.

Kulit merupakan “perlindungan” pertama tubuh terhadap segala ancaman penyakit dan bahaya dari luar. Penampang yang membalut seluruh tubuh ini berisi reseptor untuk merespon segala macam rangsang.

Kulit juga memiliki peran untuk mencegah tubuh kehilangan cairan dan mineral secara berlebihan. Ia melindungi tubuh dari infeksi dan penyerapan zat beracun, pun membantu mengatur panas tubuh.

Pada bayi perlindungan-perlindungan kulit ini masih berada dalam tahap pembentukan. Berbagai faktor seperti panas, dingin, jamur, bakteri, air liur, alergi atau memakai popok basah terlalu lama bisa membikin kondisi kulit jadi buruk.

Sebagai orang tua mungkin Anda pernah menemukan beberapa gangguan kulit ini. Kondisi ini lazim ditemukan pada kulit bayi -- yang notabene masih sensitif.

1.Ruam

Ruam, atau lebih familiar disebut biang keringat atau miliaria merupakan jenis ruam yang lazim dialami bayi baru lahir, khususnya di negara tropis. Kelenjar keringat mereka masih dalam tahap perkembangan sehingga mudah tersumbat.

Keringat mereka sulit menguap dan justru terperangkap di bawah kulit, membikin peradangan dan ruam.

Gejalanya berupa bintik kecil, merah sampai bening, biasanya berada di tempat tertutup seperti punggung dan bokong.

Beberapa penyebab ruam adalah:

  • Keringat berlebih karena cuaca panas
  • Bayi menggunakan pakaian atau bedong terlalu tebal
  • Bayi mengenakan pakaian yang tidak menyerap keringat
  • Demam tinggi
  • Salep atau krim yang menyumbat saluran keringat

2. Ruam popok

Ruam popok dikenal juga sebagai dermatitis popok. Kondisi ini dialami oleh 35 persen bayi di tahun pertama kehidupan. Puncak insidennya pada usia sekitar 9-12 bulan.

Gejalanya berupa ruam merah dan bersisik di area kulit yang tertutup popok.

Beberapa penyebab ruam popok adalah:

  • Kontak lama dengan urin dan tinja
  • Menggunakan popok terlalu lama sehingga kulit menjadi lembab
  • Gesekan dari popok atau perekatnya
  • Infeksi dari bakteri atau jamur.

3. Cradle cap

Cradle cap alias dermatitis seboroik lazim muncul dalam beberapa minggu pertama kehidupan dan kambuh saat periode usia bayi mencapai 4-6 bulan.

Kondisi ini terjadi akibat pertumbuhan jamur/ragi kulit yang berlebih, atau rangsang hormon ibu saat bayi masih dalam kandungan. Selebihnya pada beberapa bayi kondisi ini merupakan tanda awal dermatitis atopik atau eksim atopik.

Gejalanya bisa ditandai dari ciri-ciri berikut:

  • Bersisik
  • Bercak merah muda hingga merah di kulit kepala
  • Tumbuh di area kepala, leher, ketiak, dan selangkangan

Penyebab dari kondisi ini antara lain:

  • Produksi minyak yang tidak normal dari kelenjar minyak dan folikel rambut
  • Infeksi jamur/bakteri

4. Eksim atopik

Eksim atopik dikenal juga sebagai dermatitis atopik merupakan kondisi kulit paling umum yang menyerang orang dewasa dan anak-anak, termasuk bayi. Di Singapura, atopik menyerang 20 persen anak-anak usia sekolah, mayoritas gejala dimulai pada tahun pertama kehidupan.

Kondisi ini biasanya bertambah baik seiring usia, tapi sangat mungkin kambuh.

Gejalanya berupa bercak merah, gatal, kulit kasar dan kering, biasanya timbul pada pipi bayi, sendi lengan dan kaki. Penyebab eksim atopik hingga saat ini tidak diketahui secara pasti. Namun kondisi atopik merupakan reaksi imun yang bersumber dari genetik.

Ada beberapa faktor pemicu yang dapat memperburuk kondisi ini:

  • Suhu tinggi
  • Tungau
  • Infeksi virus
  • Vaksinasi
  • Alergen seperti sabun, krim, atau deterjen

Cara Merawat Kulit Bayi

Kama baru berumur satu bulan ketika seluruh kulit mukanya muncul bintik berwarna merah, rapat, dan bertekstur. Mulanya sang ibu berpikir gejala tersebut hanyalah biang keringat.

Tapi sampai semua faktor penyebab ditangani, bintik kemerahannya justru makin menyebar. Selama ini Kama memang memakai perawatan mandi biasa. Sabun dari sebuah merek ternama, namun dengan kandungan sodium lauryl sulfate (SLS) berada di urutan kedua komposisi.

SLS merupakan salah satu bahan yang terkandung dalam sabun dan berisiko membikin kulit kering dan gatal.

Kama juga tak pernah memakai pelembab. Ibunya pikir kulit bayi cukup diberi minyak telon supaya hangat. Akhirnya setelah satu minggu berselang, orang tua Kama memeriksakan kondisi kulitnya ke dokter, ia didiagnosa eksim atopik. Penyakit ini dialami sekitar 20 persen anak-anak.

Kama kemudian disarankan untuk menjaga kelembaban kulit, dengan memakan sabun dan pelembab yang melembutkan kulit dan tidak membikin iritasi, seperti New JOHNSON'S® Baby Milk + Rice yang mengandung susu dan ekstrak beras.

Kulit bayi memang lebih tipis 30 persen dari kulit dewasa. Karena masih berkembang sehingga mudah kehilangan kelembapan, penelitan klinis mengungkapkan bahwa 63 persen bayi memiliki kulit kering.

Perlu perawatan ekstra untuk melindungi kulit bayi karena sangat rentan iritasi.

“Kulit punya bakteri-bakteri baik atau flora kulit normal, untuk menjaganya dari risiko alergi dan iritasi kulit bayi gunakan produk-produk hypoallergenic,” papar Arini Widodo, dokter spesialis kulit dalam diskusi virtual Johnson’s Baby Skin 101 for our Milk+Rice Upgrade launch, Selasa, (2/11/2021).

Arini melanjutkan, kulit bayi tergolong sangat sensitif karena mengandung banyak air dibanding dewasa, yakni sekitar 75 persen. Selain itu sebum atau kelenjar minyak dan kolagen mereka juga masih rendah sehingga rentan membikin kulit bayi mudah kering dan infeksi.

“Setelah lahir kulit bayi akan mengelupas dan berisiko kering karena menjadi lebih tipis,” katanya.

Ketika perlindungan pertama tubuh, yakni kulit, menjadi kering perlindungan terhadap penyakit juga jadi kurang maksimal. Arini menganjurkan para orang tua untuk mempertahakan air dalam kulit bayi untuk menghindari kulit kering yang memicu beragam penyakit kulit lain.

Tip Merawat Kulit Bayi Sensitif

Arini kemudian memberikan beberapa tip merawat kulit bayi, diantaranya:

1.Saat mandi pilih suhu air yang sesuai dengan tubuh bayi, bukan yang panas. Mandi dengan air panas cenderung membikin kulit menjadi kering selain itu menghambat pembentukan kulit baru.

2. Pilih sabun atau cleanser yang lembut, dapat melembapkan, dan tidak pedih di mata seperti New JOHNSON'S® Baby Milk + Rice yang mengandung susu dan ekstrak beras. Jangan menggunakan sabun dewasa.

3.Jangan mandi terlampau lama, cukup 10-15 menit dengan suhi maksimal 37 derajat celcius.

4.Keringkan tubuh bayi cukup dengan menepuk lembut, jangan digosok karena berisiko membikin skin barrier rusak.

5.Gunakan krim atau pelembab khusus bayi seperti New JOHNSON'S® Baby Milk + Rice yang mengandung susu dan ekstrak beras.

6.Bayi baru lahir cukup mandi satu kali sehari dan beri pelembab sebanyak dua kali sehari.

7.Jangan gunakan antiseptik.

Baca juga artikel terkait KULIT BAYI atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Bisnis
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Yantina Debora