Menuju konten utama

Cara Menuliskan Gabungan Kata dalam Bahasa Indonesia

Berikut adalah cara menuliskan gabungan kata yang baik dan benar dalam Bahasa Indonesia.

Cara Menuliskan Gabungan Kata dalam Bahasa Indonesia
Ilustrasi buku. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, terdapat proses penggabungan kata yang dikenal juga dengan pemajemukan kata. Dilansir dari bukuBahasa Indonesia, gabungan kata adalah proses penyusunan dari dua kata yang berbeda dan membentuk makna baru. Umumnya gabungan kata ditemukan dalam penulisan.

Dalam penulisannya, gabungan kata meski memperhatikan unsur imbuhan yang melengkapinya. Pasalnya, gabungan kata terdiri dari kata majemuk dan gabungan kata yang hanya diikuti salah satu imbuhan (awalan atau akhiran) biasanya ditulis terpisah.

Sementara gabungan kata yang diapit awalan dan akhiran ditulis dengan cara serangkai. Kendati demikian, tidak semua gabungan kata tanpa imbuhan ditulis terpisah, gabungan kata yang dianggap sudah padu ditulis serangkai.

Berikut contoh-contoh penulisan gabungan kata yang masih sering keliru beserta pembetulannya.

  • kerjasama (keliru) -> kerja sama (pembetulan)
  • terimakasih (keliru) -> terima kasih (pembetulan)
  • sepakbola (keliru) -> sepak bola (pembetulan)
  • olah raga (keliru) -> olahraga (pembetulan)
  • antar kota (keliru) -> antarkota (pembetulan)
  • halal bihalal (keliru) -> halalbihalal (pembetulan)
  • garisbawahi (keliru) -> garis bawahi (pembetulan)
  • menggaris bawahi (keliru) -> menggarisbawahi (pembetulan)
  • bertanggungjawab (keliru) -> bertanggung jawab (pembetulan)
  • mempertanggung jawabkan (keliru) -> mempertanggungjawabkan (pembetulan)

Cara menuliskan gabungan kata

Gabungan kata dapat dibagi menjadi lima jenis cara penulisan. Berikut cara penulisan lima jenis gabungan kata sebagaimana yang dilansir dari laman PUEBI Daring.

1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.

Misalnya:

  • duta besar
  • model linear
  • kambing hitam
  • persegi panjang
  • orang tua
  • rumah sakit jiwa
  • simpang empat
  • meja tulis
  • mata acara
  • cendera mata
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.

Misalnya:

  • anak-istri pejabat (anak dan istri dari pejabat)
  • anak istri-pejabat (anak dari istri pejabat)
  • ibu-bapak kami (ibu dan bapak kami)
  • ibu bapak-kami (ibu dari bapak kami)
  • buku-sejarah baru (buku sejarah yang baru)
  • buku sejarah-baru (buku tentang sejarah baru)
3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.

Misalnya:

  • bertepuk tangan
  • menganak sungai
  • garis bawahi
  • sebar luaskan
4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.

Misalnya:

  • dilipatgandakan
  • menggarisbawahi
  • menyebarluaskan
  • penghancurleburan
  • pertanggungjawaban
5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.

Misalnya:

  • acapkali
  • adakalanya
  • apalagi
  • bagaimana
  • barangkali
  • beasiswa
  • belasungkawa
  • bilamana
  • bumiputra
  • darmabakti
  • dukacita
  • hulubalang
  • kacamata
  • kasatmata
  • kilometer
  • manasuka
  • matahari
  • olahraga
  • padahal
  • peribahasa
  • perilaku
  • puspawarna
  • radioaktif
  • saptamarga
  • saputangan
  • saripati
  • sediakala
  • segitiga
  • sukacita
  • sukarela
  • syahbandar
  • wiraswata

Baca juga artikel terkait BAHASA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Alexander Haryanto