tirto.id - Dalam bidang penulisan bahasa Indonesia, terdapat istilah mengenai kata ulang. Istilah tersebut didefinisikan sebagai kata yang ditulis dengan menyelipkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Akan tetapi, selain tanda hubung (-), terdapat juga istilah penulisan tanda pisah (--) yang bentuknya hampir serupa. Oleh karena itu, seseorang yang ingin menulis mesti mengetahui perbedaan di antara keduanya agar tidak melakukan kesalahan.
Seperti ungkapan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta dalam Pedoman Penulisan Bahasa Indonesia (1976:21), dalam penerapannya, murid-murid harus diberikan arahan pelajaran dengan cara yang mudah dipahami dan tentunya memerlukan sebuah contoh.
Oleh karena itu, pembahasan mengenai penulisan kata ulang di bawah ini akan dijelaskan dengan menggunakan contoh penulisannya juga. Lantas, bagaimana cara menulis kata ulang tersebut dan perbedaan penggunaan tanda hubung (-) serta tanda pisah (--)?
Cara menulis kata ulang dengan tanda hubung dan perbedaannya dengan tanda pisah
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa kata ulang ditulis dengan mencantumkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsur kata tersebut. Dengan kata lain, tanda hubung (-) berada di tengah kata yang mengalami pengulangan.
Lebih lanjut, seperti yang diungkapkan dalam situs Layanan Ahli Bahasa Kemendikbud, tanda hubung (-) digunakan untuk menyambung unsur kata ulang.
Berikut ini beberapa contoh bentuk penulisan kata ulang dengan tanda hubung (-) yang benar menurut Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia dalam Pedoman Umum Bahasa Indonesiaedisi keempat (2016:18):
- Anak-anak
- Buku-buku
- Hati-hati
- Kuda-kuda
- Lauk-pauk
- Mondar-mandir
- Ramah-tamah
- Sayur-mayur
- Serba-serbi
- Biri-biri
- Cumi-cumi
- Kupu-kupu
- Kura-kura
- Berjalan-jalan
- Terus-menerus
- Porak-poranda
- Tunggang-langgang
Berbeda dengan tanda hubung (-) yang bertugas menyambung unsur, tanda pisah (--) yang hampir mirip digunakan untuk mengapit beberapa kata dalam sebuah kalimat (biasanya merupakan penjelasan lebih rinci terkait makna sebuah kalimat).
Contoh penggunaan tanda pisah (--) dapat dilihat pada contoh berikut ini:
- Model itu--yang rambutnya merah--tidak dapat melakukan pemotretan saat ini.
- Masjid itu--tempat umat Islam beribadah-- selalu didatangi ribuan orang.
- Mulai 27--30 September saya sibuk.
- Dari Jakarta--Bandung saya hanya berdiam diri di dalam bus.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Alexander Haryanto