tirto.id - Emosi sebagai perasaan intens atas reaksi terhadap sesuatu dapat memengaruhi seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Emosi juga bisa berpengaruh terhadap keputusan seseorang dalam menentukan pilihan, bertindak dan membangun persepsi.
Para psikolog selama ini telah mengidentifikasi beragam jenis emosi pada manusia. Beberapa teori muncul untuk mengkategorikan dan menjelaskan emosi yang dirasakan orang.
Dilansir Psychology Today, pada tahun 1970-an, psikolog Paul Eckman mengidentifikasi enam basic emotions atau emosi dasar yang dialami secara universal dalam kehidupan manusia.
Enam emosi dasar itu adalah bahagia, sedih, jijik, takut, terkejut dan marah. Eckman kemudian memperpanjang daftar emosi dasar itu dengan memasukkan perasaan sombong, rasa malu, dan gembira.
Sementara itu, dikutip dari laman Positive Psychology, secara umum emosi dapat digolongkan jadi dua jenis, yakni emosi positif dan emosi negatif.
Ekspresi kebahagiaan, kesenangan, dan keceriaan termasuk ke dalam emosi positif. Sementara emosi negatif, berupa perasaan yang tidak menyenangkan dan jika diekspresikan terkadang bisa bersifat destruktif. Salah satu contoh emosi negatif adalah kemarahan.
Emosi negatif bisa muncul kapan saja dan di mana saja, tergantung situasi yang dialami masing-masing orang. Namun, sebagian orang terkadang gagal mengontrol emosi negatif itu sehingga bisa berujung pada tindakan destruktif atau mempengaruhi mental.
Sementara apabila seseorang bisa mengelola dan mengontrol emosi negatifnya maka ia akan lebih siap menghadapi situasi apa pun.
Tips Cara Mengontrol & Mengatasi Emosi Negatif
Berikut ini cara mengontrol dan mengatasi emosi negatif yang datang pada waktu tak pasti, sebagaimana dilansir dari Healthline.
1. Meditasi
Meditasi membantu setiap orang belajar untuk duduk sekaligus mengakui, dengan semua pikiran dan pengalamannya. Tujuan utama meditasi untuk mengenali pikiran yang muncul, menerimanya, dan membiarkannya pergi tanpa kesal atau menghakimi diri sendiri karena memilikinya.
2. Menuliskan perasaan
Ketika terjadi kesalahan, sebagian orang mungkin mengalami perasaan yang saling bertentangan dan rumit. Perasaan itu mungkin terasa campur aduk, serta memikirkan cara untuk mengatasinya begitu melelahkan. Keletihan dan kebingungan adalah perasaan yang valid dan bisa menjadi titik awal yang baik untuk meletakkan pena di atas kertas.
Terkadang, menuliskan perasaan adalah langkah pertama untuk menyelesaikannya. Anda mungkin akhirnya menemukan bahwa tulisan itu menawarkan katarsis emosional. Pikiran akan bersih dari perasaan yang menganggu karena sudah dilampiaskan ke dalam kertas.
3. Berfikir positif
Optimisme tidak semerta-merta mampu menyelesaikan masalah, tetapi hal itu bisa meningkatkan kesehatan emosional. Penting dipahami bahwa pemikiran optimistis dan positif, tidak berarti harus mengabaikan masalah.
4. Memaafkan
Sangat mudah untuk fokus pada perasaan ‘ini tidak adil’ ketika seseorang berbuat salah pada Anda atau melakukan sesuatu yang tidak baik. Namun, Anda tidak dapat melakukan apa pun untuk mengubah rasa sakit yang Anda alami. Dengan kata lain, perbuatan itu sudah terjadi, dan tidak ada yang bisa dilakukan selain melepaskannya.
Memaafkan dapat membantu untuk melepaskan rasa sakit dan mulai menyembuhkannya. Tentu saja, memaafkan tidak selalu terjadi dengan mudah. Butuh waktu untuk berdamai dengan rasa sakit sebelum bisa memaafkan.
5. Membingkai ulang masalah
Saat Anda membingkai ulang suatu situasi atau masalah, Anda bisa melihatnya dari perspektif lain. Ini dapat membantu Anda mempertimbangkan gambaran yang lebih besar daripada terjebak pada detail kecil.
Misalnya, hubungan Anda yang telah lama dirajut, mengalami keretakan karena Anda terlalu sibuk bekerja sehingga jarang ada waktu untuknya. Namun, suatu ketika Anda kehilangan pekerjaan karena suatu hal.
Alih-alih frustasi dan memikirkannya terlalu dalam, Anda justru bisa melihatnya dari perspektif lain. Tidak bekerja memang tidak begitu baik, namun, ini bisa dilihat dari sudut pandang lain seperti membuat Anda punya banyak waktu untuk pasangan dan memberbaiki hubungan.
5. Membicarakan masalah
Menyingkirkan emosi negatif biasanya tidak banyak membantu memperbaikinya. Sementara pada situasi tertentu, emosi negatif dapat meledak dalam bentuk perubahan suasana hati, tekanan mental, serta gejala fisik seperti ketegangan otot atau sakit kepala.
Maka, penting untuk membicarakan perasaan Anda kepada orang lain yang terlibat dalam situasi tersebut. Mereka bahkan mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki dampak pada Anda, kecuali Anda memberi tahu mereka.
Mengomunikasikan kesulitan Anda tidak selalu dapat menyelesaikannya, tetapi jika pendekatan penyelesaian memang tepat, solusi akan ditemukan.
Beberapa masalah serius dapat menyebabkan dampak fatal terhadap mental, terutama jika Anda tidak dapat melakukan apa pun untuk memperbaiki situasi. Oleh karena itu, berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk membicarakan masalah Anda merupakan salah satu cara lain untuk mengatasi emosi negatif.
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Addi M Idhom