tirto.id - Mental illness atau gangguan kesehatan mental adalah istilah untuk merujuk berbagai macam kondisi kesehatan mental yang memengaruhi suasana hati, pemikiran, dan perilaku seseorang.
Dilansir laman Mayo Clinic, mental illness dapat disebabkan oleh beragam faktor seperti genetik dan lingkungan.
Penyebab Mental Illness
Penyakit mental lebih sering terjadi pada orang yang memiliki ikatan darah dengan orang yang menderita penyakit mental.
Gen tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit mental, dan situasi hidup yang dijalani dapat memicunya.
Kemudian, paparan stresor lingkungan, kondisi peradangan, racun, alkohol, atau obat-obatan saat berada di dalam rahim terkadang dapat dikaitkan dengan penyakit mental.
Selain itu bahan kimia dalam otak yang disebut neurotransmitter juga dapat berperan pada seseorang untuk mengembangkan penyakit mental.
Ini adalah bahan kimia otak alami yang membawa sinyal ke bagian lain dari otak dan tubuh.
Ketika jaringan saraf yang melibatkan bahan kimia ini terganggu, fungsi reseptor saraf dan sistem saraf berubah, menyebabkan depresi dan gangguan emosi lainnya.
Selain faktor penyebab juga ada faktor risiko yang dapat memicu seseorang terkena mental illness, antara lain:
- Riwayat penyakit mental pada keluarga sedarah, seperti orang tua atau saudara kandung
- Situasi kehidupan yang penuh tekanan, seperti masalah keuangan, kematian orang yang dicintai, atau perceraian
- Kondisi medis (kronis) yang sedang berlangsung, seperti diabetes
- Kerusakan otak akibat cedera serius (cedera otak traumatis), seperti pukulan keras di kepala
- Pengalaman traumatis, seperti pertempuran militer atau penyerangan
- Penggunaan alkohol atau narkoba
- Riwayat pelecehan atau penelantaran masa kecil
- Tidak mempunyai atau memiliki sedikit teman
- Hubungan yang tidak sehat
- Penyakit mental sebelumnya
Kemudian, laporan riset nasional yang dilakukan oleh Indonesia National Adolesecent Mental Health Survey (I-NAMHS) pada tahun 2022 menunjukkan hasil bahwa 1 dari 3 remaja di Indonesia usia 10–17 tahun memiliki gangguan kesehatan mental.
Dengan persentase mencapai 34,9 persen atau sama dengan 15.5 juta remaja mengalami masalah kesehatan mental.
Lalu, 1 dari 20 remaja atau 5,5 persen dari remaja Indonesia pada tahun 2022 terdiagnosis dengan gangguan mental sesuai panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5).
Gangguan kesehatan mental dapat disembuhkan dengan rangkaian terapi dan kombinasi obat-obatan. Berikut caranya dilansir dari Mayo Clinic.
Cara Menyembuhkan Mental Illness
Ada sejumlah rangkaian cara untuk menyembuhkan mental illness mulai dari perawatan hingga pengobatan.
Perawatan yang dilakukan tergantung pada jenis penyakit mental yang dimiliki, tingkat keparahannya, dan apa yang paling cocok untuk penderita.
Dalam banyak kasus, kombinasi perawatan bekerja paling baik.
Jika memiliki penyakit mental ringan dengan gejala yang terkontrol dengan baik, pengobatan dari penyedia perawatan primer mungkin sudah cukup.
Namun, seringkali pendekatan dengan tim sesuai untuk memastikan semua kebutuhan psikiatri, medis, dan sosial. Ini sangat penting untuk penyakit mental yang parah, seperti skizofrenia.
Tim yang dapat berperan untuk penyembuhan mental illness terdiri dari psikiater, psikoterapis, dokter, asisten dokter, apoteker, keluarga, hingga obat-obatan.
1. Obat-obatan
Meskipun obat psikiatri tidak menyembuhkan penyakit mental, obat ini seringkali dapat memperbaiki gejala secara signifikan.
Obat psikiatri juga dapat membantu membuat perawatan lain, seperti psikoterapi, menjadi lebih efektif.
Obat terbaik juga bergantung pada situasi khusus penderita atau dan bagaimana tubuh penderita merespons obat tersebut.
Beberapa kelas obat psikiatri resep yang paling umum digunakan meliputi:
- Antidepresan
Antidepresan digunakan untuk mengobati depresi, kecemasan, dan terkadang kondisi lainnya.
Mereka dapat membantu memperbaiki gejala seperti kesedihan, keputusasaan, kekurangan energi, sulit berkonsentrasi dan kurangnya minat dalam aktivitas.
Antidepresan tidak membuat ketagihan dan tidak menyebabkan ketergantungan.
- Obat anti-kecemasan
Obat ini digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan, seperti gangguan kecemasan umum atau gangguan panik. Mereka juga dapat membantu mengurangi agitasi dan insomnia.
Obat anti-kecemasan jangka panjang biasanya adalah antidepresan yang juga berfungsi untuk mengatasi kecemasan.
Obat anti-kecemasan yang bekerja cepat membantu meredakan gejala jangka pendek, tetapi juga berpotensi menyebabkan ketergantungan, jadi idealnya digunakan dalam jangka pendek.
- Obat penstabil suasana hati
Penstabil suasana hati paling sering digunakan untuk mengobati gangguan bipolar, yang melibatkan episode mania dan depresi yang bergantian.
Terkadang penstabil mood digunakan dengan antidepresan untuk mengobati depresi.
- Obat antipsikotik
Obat antipsikotik biasanya digunakan untuk mengobati gangguan psikotik, seperti skizofrenia.
Obat antipsikotik juga dapat digunakan untuk mengobati gangguan bipolar atau digunakan dengan antidepresan untuk mengobati depresi.
2. Psikoterapi
Psikoterapi, juga disebut terapi bicara, melibatkan pembicaraan tentang kondisi dan masalah terkait dengan ahli kesehatan mental.
Selama sesi psikoterapi, psikoterapis akan mempelajari tentang kondisi suasana hati, perasaan, pikiran, dan perilaku penderita.
Dengan wawasan dan pengetahuan yang diperoleh, penderita dapat mempelajari keterampilan mengatasi dan mengelola stres.
Ada banyak jenis psikoterapi, masing-masing dengan pendekatannya sendiri untuk meningkatkan kesehatan mental.
Psikoterapi sering berhasil diselesaikan dalam beberapa bulan, tetapi dalam beberapa kasus, pengobatan jangka panjang mungkin diperlukan.
Saat memilih terapis, yang perlu diperhatikan adalah agar pendeita merasa nyaman untuk mendengarkan dan bercerita kepada terapis.
Penting pula bagi terapis untuk mengetahui latar belakang yang menyebabkan pasiennya mengembangkan masalah mental.
3. Perawatan stimulasi otak
Perawatan stimulasi otak terkadang digunakan untuk depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya.
Ini umumnya dicadangkan untuk situasi di mana pengobatan dan psikoterapi tidak berhasil.
Ini termasuk terapi elektrokonvulsif, stimulasi magnetik transkranial berulang, stimulasi otak dalam dan stimulasi saraf vagus.
4. Program perawatan rumah sakit dan residensial
Terkadang penyakit menjadi menjadi begitu parah sehingga penderita membutuhkan perawatan di rumah sakit jiwa.
Hal ini umumnya disarankan saat penderita tidak dapat merawat diri sendiri dengan baik atau saat penderita berada dalam bahaya yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain.
Pilihannya termasuk rawat inap 24 jam, rawat inap sementara atau sehari, atau perawatan residensial, yang menawarkan tempat tinggal pendukung sementara. Pilihan lain mungkin perawatan rawat jalan intensif.
5. Perawatan penyalahgunaan zat
Masalah dengan penggunaan zat biasanya terjadi bersamaan dengan penyakit mental. Seringkali itu mengganggu perawatan dan memperburuk penyakit mental.
Jika penderita tidak dapat berhenti menggunakan narkoba atau alkohol, maka penderita memerlukan pengobatan. Bicaralah dengan dokter tentang pilihan pengobatan.
Editor: Dhita Koesno