Menuju konten utama

Cara Mencegah dan Mengatasi Saat Anak Sering Bertengkar

Cara orang tua merespons anak-anak saat sedang berdebat akan memengaruhi cara anak berperilaku satu sama lain.

Cara Mencegah dan Mengatasi Saat Anak Sering Bertengkar
Ilustrasi anak Berantem. foto/istockphoto

tirto.id - Anak-anak dapat bertengkar dalam hal apapun. Berebut mainan, hingga iri, atau cemburu pada saudaranya yang lain dapat menjadi pemicunya. Meski hal tersebut normal bagi anak, bukan berarti para orang tua tidak dapat mencegah dan mengatasinya.

Guna mengatasi anak-anak yang selalu bertengkar, Mayo Clinicmenuliskan bahwa perlu bagi orang tua mengetahui faktor yang dapat membuat anak rukun. Salah satunya adalah kedekatan usia antara keduanya. Anak cenderung saling bertengkar apabila memiliki jarak usia yang dekat dengan saudaranya dibandingkan dengan yang berjarak jauh.

Persamaan jenis kelamin juga berpengaruh karena mereka pada umumnya memiliki minat yang sama. Namun hal tersebut juga dapat membuat mereka cenderung berkompetisi satu sama lain. Sedangkan yang terjadi pada anak tengah, ia akan bertindak untuk merasa lebih aman.

Tidak hanya itu, anak-anak yang orangtuanya bercerai mungkin merasa terdorong untuk bersaing mendapatkan perhatian dari orang tua yang tinggal bersama mereka. Terutama apabila anak-anak tiri juga tinggal di rumah.

Pada dasarnya, berkelahi antara anak-anak tidak dapat dihindari. Menetapkan aturan perlu dilakukan sebagai salah satu cara untuk meminimalisir pertengkaran. Diskusikan dengan anak terkait aturan tersebut dan libatkan semua anak saat membuatnya sehingga anak akan merasa dihargai.

Raising Children menuliskan pada lamannya bahwa penting para orang tua untuk tahu apa yang anak mereka butuhkan guna menghindari pertikaian. Setiap anak akan memiliki kebutuhan yang berbeda. Memberikan hal yang lebih pada anak dengan mengabaikan kebutuhan anak yang lain mungkin akan menyebabkan pertikaian di antaranya.

Hal tersebut juga akan membuat anak merasa dianak tirikan atau dianak emaskan. Anak-anak perlu belajar berbagi pada setiap hal yang mereka miliki. Tidak hanya makanan atau minuman, laci, meja, bahkan tempat duduk juga harus mereka relakan sesekali berbagi bersama saudaranya yang lain.

Anak-anak akan merasa dihargai apabila para orang tua menjelaskan bahwa tidak apa-apa untuk membiarkan si bungsu mengacaukan kegiatan anak yang lebih tua. Hal tersebut agar kakak tahu peran yang harus dimainkannya sebagai anak yang lebih tua. Poin pentingnya, ia akan belajar rasa bertanggung jawab sejak dini.

Namun, bagaimana bila anak-anak terlanjur berkelahi?

Kadang kala saat perkelahian atau pertengkaran sudah terjadi, para orang tua cenderung memperumit perselisihan di antara anak. Contohnya, apabila si kakak dan si adik sedang berebut mainan, masalah terdapat pada mainan itu. Tetapi ketika ibu atau ayah campur tangan, baik kakak atau adik memperebutkan posisi para oang tua untuk membelanya.

Agar tidak salah langkah, berikut adalah tips yang dapat diikuti untuk menyelesaikan pertikaian pada anak dilansir dari Children’s Hospital of Pittsburgh:

1. Jadilah proaktif, bukan reaktif. Ajak anak untuk menangani konflik sebelum timbul dengan menjelaskan bagaimana mereka menangani konflik. Para orang tua juga harus memuji anak-anak ketika mereka berhasil bekerja sama satu dengan lainnya.

2. Jadilah objektif dengan berusaha tidak berdebat tentang siapa yang memulai atau siapa yang harus disalahkan. Biarkan anak-anak menyelesaikannya.

3. Jika konflik menjadi adu fisik, orang tua harus segera turun tangan dan mendorong anak untuk berbicara. Setiap anak harus menceritakan versinya masing-masing. Katakan kepada anak bahwa mereka harus meminta maaf satu sama lain.

4. Adil menjadi hal penting yang harus orang tua berikan kepada anak mereka. Jika orang tua terus memihak pada satu dan menyalahkan yang lain, yang satu akan bergantung sementara yang lain akan merasa dirinya seperti pengganggu. Tidak hanya itu, membuat asumsi tentang siapa yang salah atau benar dapat membuat persaingan antar saudara semakin agresif.

5. Tunjukkan pengertian dengan menunjukkan empati agar anak merasa lebih baik.

Cara orang tua merespons anak-anak saat sedang berdebat akan memengaruhi cara anak berperilaku satu sama lain. Lebih baik untuk tidak selalu datang setiap kali anak berkelahi karena anak dapat berasumsi bahwa berkelahi akan mendatangkan perhatian dari orang tua.

Beri kesempatan anak untuk belajar berbicara satu sama lain dan menyelesaikan masalah dengan tidak ikut campur. Selain itu, ajarkan anak untuk meminta maaf satu sama lain.

Baca juga artikel terkait ANAK-ANAK atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari