Menuju konten utama

Cara Facebook Melawan Hantu Snapchat

Awalnya Facebook ingin menghabisi Snapchat dengan tawaran akuisisi besar-besaran. Setelah gagal, Facebook kini malah mengekor pelbagai ciri khas Snapchat.

Cara Facebook Melawan Hantu Snapchat
Snap Inc. mengajukan dokumen penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) di New York Stock Exchange, Amerika Serikat. FOTO/FInancial Times

tirto.id - Facebook dan Snapchat, dua perusahaan yang kini bersaing ketat memperebutkan pangsa pasar media sosial. Untuk urusan memperebutkan pangsa pasar, Facebook sebetulnya jauh lebih maju daripada Snapchat.

Sebagaimana diwartakan Fortune, Facebook memiliki strategi “fast followeratau pengikut cepat. Manakala Facebook mencium ada suatu kompetitor yang dinilai membahayakan masa depan Facebook. Facebook akan bergerak cepat dengan menggunakan dua strategi jitu. Pertama, mengakuisisi kompetitor. Kedua, menyalin fitur-fitur istimewa yang dimiliki kompetitor dan menempatkannya ke pelbagai layanan milik Facebook.

Strategi pertama mereka setidaknya telah berhasil guna meredam laju Instagram menjadi pesaing Facebook. Dengan membeli Instagram, Facebook bisa melebarkan sayapnya ke ranah yang sebelumnya belum dapat mereka kuasai. Begitu juga dengan pembelian WhatsApp yang dilakukan Facebook. Dengan memiliki WhatsApp, mereka berhasil meredam aplikasi nomor wahid dalam kategori pesan instan tersebut, mematikan layanan “Messenger” milik Facebook.

Snapchat berbeda daripada Instagram dan WhatsApp. Sebagaimana diwartakan Quartz, pada 2013 strategi akuisisi Facebook gagal memboyong Snapchat. Mahar senilai $3 miliar, ditolak oleh Snapchat. Dan demi mengantisipasi Snapchat menjadi hantu bagi Facebook di kemudian hari, Facebook mulai menerapkan strategi kedua mereka: menyalin fitur-fitur unggulan milik Snapchat.

Sebetulnya, Snapchat kini telah benar-benar menjadi hantu yang menakutkan bagi Facebook. Setidaknya di wilayah Amerika Serikat. Data dari Statista menunjukkan, Snapchat di kuartal IV-2016, memiliki pengguna aktif harian di seluruh dunia hingga 158 juta pengguna. Pengguna Snapchat mayoritas berada di wilayah Amerika Serikat. Memang, secara keseluruhan Facebook masih menjadi pemimpin pasar. Data yang mereka klaim yang dipaparkan dalam situs resmi mereka, di Desember 2016, Facebook memiliki rata-rata 1,23 miliar pengguna aktif harian. Namun, dari jumlah tersebut 85,2 persennya berasal dari luar Amerika Serikat dan Kanada

Setidaknya, dengan menyalin fitur-fitur andalan Snapchat, Facebook bisa meredam lonjakan Snapchat. Jika tidak bisa menghancurkan Snapchat di kandang mereka di Amerika Serikat, sebagaimana diwartakan Recode, Facebook bisa menghentikan perlawanan Snapchat di pasar negara-negara berkembang.

Infografik Facebook vs Snapchat

The Guardian pernah menulis Facebook telah 15 kali menyalin fitur-fitur milik Snapchat--dan masih akan terus berlanjut. Sepuluh aksi pertama dilakukan facebook dengan: Sekali menyalin fitur “Stories”, dua kali mencoba mengakuisisi, tiga kali membuat aplikasi khusus, dua kali membuat aplikasi pesan singkat, dan dua kali membuat aplikasi kamera dengan fitur “augmented reality”.

Aksi menyalin fitur milik Snapchat yang paling membekas, terjadi saat Facebook memasukan fitur “Stories” pada Instagram dan “Status” pada WhatsApp. Untuk kasus Instagram Stories, diberitakan The Guardian di November 2016, Instagram Stories telah digunakan lebih dari 100 juta pengguna. Aksi copy-paste yang dilakukan Facebook, terbilang berhasil.

Secara umum, aksi salin menyalin fitur yang dimiliki Snapchat pada Facebook, terjadi melalui tiga langkah. Pertama, mereka memasukan fitur Snapchat pada aplikasi inti mereka, Facebook itu sendiri. Diwartakan Techcruch, Facebook menambahkan fitur “Stories” pada aplikasi inti mereka di iOS maupun Android. Facebook Stories, ditempatkan pada posisi atas Newsfeed atau Timeline mereka. Sebagaimana Snapchat Stories, pelbagai hal yang dibagikan melalui Facebook Stories, akan menghilang dalam waktu 24 jam sejak diunggah pertama kali oleh pengguna.

Jurubicara Facebook mengungkapkan, "Facebook telah lama digunakan sebagai tempat untuk berbagi dengan teman dan keluarga, tapi cara orang-orang berbagi telah berubah dalam bentuk yang signifikan. Cara orang-orang berbagi hari ini berbeda dibandingkan lima bahkan dua tahun lalu. Kini, lebih banyak aspek visual, dengan lebih banyak foto dan video daripada sebelumnya.”

Kedua, mereka menyalin fitur andalan Snapchat pada aplikasi-aplikasi lain milik Facebook. Contoh kasus terjadi pada Instagram dan WhatsApp.

Langkah ketiga, Facebook membuat aplikasi baru dengan kemampuan yang mirip dengan Snapchat. Aplikasi “Poke” dan “Slingshot”, sebagaimana diwartakan Techcrunch, adalah aplikasi yang dibuat khusus oleh Facebook dengan fitur-fitur yang mirip dengan Snapchat. Sayang, kedua aplikasi tersebut kini telah menghilang dari pasar aplikasi bagi Android maupun bagi iOS.

Terbaru, mereka membuat aplikasi bernama “Flash” yang tentu saja memiliki fitur mirip Snapchat. Flash, dibuat Facebook dengan tujuan mengambil pangsa pasar di negara-negara berkembang. Flash pertama kali diluncurkan di Brasil. Dan dengan ukuran file yang kurang dari 25MB atau setara dengan 1/3 ukuran file Snapchat, Flash mencoba mengambil hati pengguna media sosial yang memiliki masalah dengan koneksi internet.

Jurubicara Facebook, sebagaimana dikutip dari Quartz, mengatakan “Kami khusus membangun Flash untuk membawa pengalaman hebat pada pengguna Android tanpa mengkhawatirkan koneksi data dan mode selular.”

Aksi Facebook melakukan serangan-serangan pada Snapchat memang unik. Sejatinya, jika pun Snapchat berhasil dilibas oleh Facebook, Snapchat tidak benar-benar mati. Snapchat dengan segala fiturnya, telah “hidup” dalam diri Facebook dan beragam aplikasi miliknya. Dengan apa yang telah Facebook lakukan hingga kini, mereka kini bisa disebut sebagai Facebook berjubah Snapchat.

Baca juga artikel terkait FACEBOOK atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra