tirto.id - Emas batangan Antam kini menjadi salah satu pilihan investasi bagi warga Indonesia. Namun tak jarang masyarakat kerap tertipu dengan unvestasi emas batangan palsu.
Dikutip dari situs web Logam Mulia, masyarakat yang membeli emas Antam wajib untuk mengecek emas yang dibeli merupakan asli atau palus.
Di emas Antam kini hadir dengan fitur keamanan terbaru dalam teknologi CertiCard, yang mana sertifikat menyatu dengan kemasan.
Keaslian produk dapat dilihat dengan memindai barcode pada bagian belakang kemasan dengan aplikasi CertiEye, atau dengan melihat watermark di plastik kemasan di bawah sinar UV.
Jika kemasan rusak, maka watermark dan plastik akan telihat buram. Pastikan kemasan masih dalam kondisi baik untuk jaminan keaslian dan kemurnian produk 99,99 persen.
Selain itu, ada juga beberapa cara untuk mengecek emas batangan Antam asli dan palsu. Dikutip dari Logam Mulia, pertama, perhatikan fisk dari emas.
Emas asli dan palsu memiliki perbedaan jika dilihat dari fisiknya. Emas asli memiliki cap yang menandakan kadar emas. Umumnya dikenal dengan menggunakan satuan karat dalam angka 10K, 18K dan 24K.
Kedua, cek apakah jika digosok warnanya akan berubah? Caranya dengan menggosok permukaan emas menggunakan telapak tangan atau telunjuk. Jika digosok dan warnanya pudar dan tak seragam bisa dipastikan itu adalah emas palsu.
Ketiga, keaslian emas batangan Antam juga bisa dicek dengan cara digigit. Semakin tingginya kadar karatnya, maka emas akan jadi semakin lunak.
Keempat, cara lain mengetahui emas asli dan palsu adalah dengan menggunakan keramik atau keras. Jika emas digoreskan ke keramik atau kertas tidak menyisahkan bekas, itu artinya emas tersebut adalah asli.
Kelima, menggunakan aplikasi CertiEya di smartphone untuk mengetahui apakah emas batangan yang dimiliki merupakan emas asli atau palsu.
Terakhir untuk mengetahui keaslian emas asli dan palsu, Anda bisa mengunjungi Butik Emas Logam Mulia terdekat. Petugas di butik Antam LM terdekat nanti akan menentukan keaslian dan kadar emas yang terkandung di dalamnya.
Editor: Agung DH